• TENTANG KAMI
  • KERJASAMA
Kediripedia.com
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
Tidak ada hasil
Tampilkan semua
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
Tidak ada hasil
Tampilkan semua
Kediripedia.com
Tidak ada hasil
Tampilkan semua

Bahasa Ngapak Tak Mengenal Kasta

in KULTUR
3 menit baca
0
Ahmad Tohari

Ahmad Tohari, Sastrawan Indonesia. (Foto: Kemendikbud)

72
SHARES
591
VIEWS
Bagikan ke FacebookCuitkan di TwitterKirim ke Whatsapp

BAHASA Jawa mulanya tidak mengenal tingkatan seperti krama ngoko, madya, dan inggil. Kasta bahasa itu baru muncul sekitar abad 17 pada pemerintahan Kerajaan Mataram Islam. Di bawah kepemimpinan Raja Danang Sutawijaya, sistem feodal dibuat untuk membedakan kelas sosial di masyarakat. Termasuk, bahasa yang memiliki tingkatan atau istilahnya unggah-ungguh.

Kooptasi budaya tersebut menyebar di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun, ada kelompok masyarakat yang tak terpengaruh budaya buatan Mataram Islam, salah satunya yaitu kawasan Eks-Karisidenan Banyumas. Sehingga, terdapat perbedaan mencolok dari segi pengucapan bahasa sehari-hari. Dialek Banyumasan dikenal dengan Ngapak, sedangkan bahasa Jawa sistem Mataram disebut dengan bandhekan atau bahasa wetanan.

“Dialek Banyumasan yang sejak dulu sudah egaliter tidak terpengaruh kebudayaan Mataram Islam,” kata Ahmad Tohari, Kamis 5 Mei 2022.

Budayawan Banyumas itu menjelaskan, ekspansi budaya keraton Jawa tidak berpengaruh pada orang Banyumasan salah satunya karena kondisi geografis. Wilayah eks-Karsidenan Banyumas diapit dua sungai besar yang menjadi benteng pengaruh kerajaan, baik itu Jawa bahkan Sunda. Di sebelah barat, kekuasaan Kerajaan Sunda Priangan dibatasi Sungai Citanduy yang terletak di Banjar Patroman. Sedangkan sebelah timur, pengaruh kebudayaan baru Mataram Islam hanya sampai di Sungai Progo.

Kondisi tersebut memunculkan istilah Adoh Ratu Cedhak Watu yang artinya jauh dari penguasa dekat dengan bebatuan. Ungkapan itu menggambarkan aktivitas sosial dan budaya warga Banyumas yang hidup berdampingan dengan sungai, sawah, dan hutan.

Baca Jugadi Kediripedia

Mengenal Ki Hadjar Dewantara Lewat Lukisan Dyan Anggraini

Dari Jurnalis Kini Menjadi Penulis Buku yang Produktif

“Bahasa Banyumasan atau Pangiyongan bisa dikatakan adalah bahasa kaum merdeka,” ujar Ahmad Tohari.

Orang Banyumasan mempunyai sistem bahasa dan budaya sendiri. Jika umumnya bahasa Jawa sekarang memakai bunyi vokal huruf “o”, bahasa Penginyongan menggunakan “a”. Contohnya, songo diucapkan sanga, piro menjadi pira, dan sopo jadi sapa. Secara fonologi, dialek Banyumasan masih mempertahankan sastra Jawa Kuno atau sansekerta. Keunikan pengucapan juga dijumpai pada kuliner, jika masyarakat umumnya menyebut soto, di Banyumas dikenal dengan Sroto. Baca juga: Mencicipi Sroto di Depot Raja Soto Lama H. Suradi Banyumas

Dari segi budaya wayang, Banyumas mempunyai lakon tersendiri yang disebut Gragag Banyumasan. Cerita pewayangan ini berbeda dengan gaya dari Solo dan Jogjakarta. Misalnya, salah satu tokoh Punakawan bernama Bawor yang tidak pernah menggunakan bahasa krama ketika berbicara kepada dewa sekalipun.

Sosok Bawor inilah yang menjadi representasi dari masyarakat penutur dialek Ngapak. Nilai filosofis yang terkandung di dalamnya yaitu menganggap semua orang memiliki kesamaan derajat. Hal itu masih satu prinsip dengan Bahasa Banyumasan yang bersifat egaliter atau tidak ada kasta. Sehingga, dalam percakapan sehari-hari, Ngapak disebut bahasa yang blakasuta atau apa adanya.

Baca juga: Bahasa Ngapak yang Lucu Itu Ternyata Berasal dari Kalimantan

Selain dialek Banyumasan, ada sejumlah kelompok masyarakat di Jawa yang tidak menganut budaya Mataram Islam. Di antaranya, dialek Bahasa Madura, Bahasa Tengger di kawasan lereng Gunung Semeru, dan Bahasa Osing di Banyuwangi. (Ryan Dwi Candra)

Komentar

Follow Us

  • 1.8k Followers

Recommended

Pengosongan Rumah Terakhir di Lahan Bandara Kediri Tertib dan Kondusif

Pengosongan Rumah Terakhir di Lahan Bandara Kediri Tertib dan Kondusif

5 months yang lalu
501
Perpustakaan Buku Kesehatan Terlengkap di Kediri

Perpustakaan Buku Kesehatan Terlengkap di Kediri

4 years yang lalu
484

Sejarawan Mendorong Arca Candi Penampihan Dikembalikan, Asal Aman

2 years yang lalu
1.2k
Mari Ikut Shalat Tarawih Tercepat di Dunia

Mari Ikut Shalat Tarawih Tercepat di Dunia

4 years yang lalu
962

KATEGORI

  • BISNIS
  • DESTINASI
  • EDUKASI
  • KOMUNITAS
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
  • Video

TOPIK

#AJI #belanda #Bisnis #candi #corona #covid19 #destinasi #digital #EDUKASI #film #GG #gudanggaram #headline #india #jurnalis #Kediri #kediripedia #kelud #kolonial #komunitas #kuliner #kultur #mahasiswa #musik #pandemi #pare #people #scooterist #SEJARAH #SeniBudaya #suryapedia #vespa Bisnis Corona Covid-19 Destinasi Jombang Kediri kultur people sejarah seni sepeda Tulungagung Virus Corona

Like us

Tidak ada hasil
Tampilkan semua

HEADLINE

Dari Jurnalis Kini Menjadi Penulis Buku yang Produktif

Kin Sanubary, Sang Penyelamat Ribuan Koran Lama Sedunia

Kopi Sarongge dan Kisah Perjuangan Tosca Santoso

Solidaritas Bikin Kaos Buat Ongkos Terbang ke Frankfurt

Aktivis Sudut Kalisat Ikut Pameran Seni Dunia di Jerman

Bahasa Ngapak Tak Mengenal Kasta

Trending

Mengenal Ki Hadjar Dewantara Lewat Lukisan Dyan Anggraini
KULTUR

Mengenal Ki Hadjar Dewantara Lewat Lukisan Dyan Anggraini

oleh Kediripedia
1 July, 2022
133

DUA ruang kelas Sekolah Tamansiswa Kediri diubah layaknya galeri pameran seni rupa. Belasan lukisan ditata berjejer, lengkap...

Tamansiswa Kediri, Sekolah Tempat Persembunyian Para Kombatan Kemerdekaan

30 June, 2022
621

RUPS Gudang Garam Mengangkat Jajaran Direksi Baru

28 June, 2022
675
Dari Jurnalis Kini Menjadi Penulis Buku yang Produktif

Dari Jurnalis Kini Menjadi Penulis Buku yang Produktif

23 June, 2022
554
kin sanubary

Kin Sanubary, Sang Penyelamat Ribuan Koran Lama Sedunia

22 June, 2022
478
Kediripedia.com

© 2020 Kediripedia.com

#jalanjalandangembira

  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • KERJASAMA
  • KONTAK

Follow Us

Tidak ada hasil
Tampilkan semua
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA

© 2020 Kediripedia.com