LELAKI berbaju merah maroon memainkan alat musik perkusi dengan ritmis. Kombinasi pukulan jimbe yang nyaring, dipadukan nada rendah alat tabuh bedug. Selama pertunjukan, Victor Vidal Paz, tak berhenti berceracau, sehingga membuat pentas solo itu amat teaterikal.
Pertunjukan musisi kelahiran Barcelona, Spanyol, itu dapat dinikmati di Youtube. Coba ketik “Unique Drum Solo by Django Mango” di kolom pencarian, pasti muncul video Vidal Paz yang bermain jimbe diapit dua bedug besar.
“Bedug itu dibeli dari tempat saya,” ucap Saivur Rizal, pengrajin bedug di Desa Mondo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jumat 22 April 2022.
Rizal menjelaskan, pria Spanyol itu datang ke bengkelnya pada tahun 1999 dan 2003. Setelah diajak berkomunikasi, Vidal, sapaan akrabnya, ternyata bukan hanya musisi perkusi tapi juga penulis buku.
Dari penelusuran Kediripedia, Vidal pernah bekerja sebagai jurnalis selama terjadinya perang Vietnam-Kamboja tahun 1975. Dia pernah menempuh perjalanan sejauh 97.000 kilometer di daratan Afrika, untuk meneliti musik dan kebudayaan. Sebagai seorang petualang, Vidal pernah hidup bersama suku primitif Indian; Hyxkaryana dari Amazon, Brasil; Adivasis dari India; Dagum Danis dari Nugini; dan Himbas dari Namimbia.
“Saat itu vidal memesan bedug berdiameter 130 dan 180 Sentimeter, persis seperti yang ada di youtube,” ujar Rizal.
Di kedatangannya yang pertama tahun 1999, bedug dikirim ke studio musik di Seminyak, Bali. Empat tahun berselang, Vidal memesan lagi untuk dikirim ke Brazil. Di negara yang terletak di Amerika Latin itu, bedug dari Kediri dijadikan salah satu alat musik lagu-lagu instrumental.
Bedug produksi Mojo, Kediri diminati karena bukan rampatan atau sambungan dari papan-papan kayu. Bedug itu terbuat dari kayu trembesi utuh, sehingga suara yang dihasilkan lebih berat dan keras.
Proses awal pembuatan bedug yaitu melubangi gelondongan kayu hingga menyerupai tabung. Pada tahap ini, Rizal akan memotong empulur (bagian terdalam batang) dengan mengikuti pola gambar simetris, hingga bentuk lubang kayu tersebut nyaris bulat sempurna.
“Membuat bedug dari kayu utuh itu butuh skill khusus, harus sabar dan hati-hati,” kata lelaki 34 tahun.
Proses pengerjaan satu alat tabuh itu rata-rata membutuhkan waktu 2 minggu. Dimulai dengan melubangi batang pohon, menjemur kulit sapi sebagai membran pukul yang menghasilkan bunyi ‘dug’, sampai finishing atau pemolesan cat plitur.
Keahlian mengolah kayu jadi bedug dia pelajari dari ayahnya, Imam Muhsin. Pada 1988 ayahnya mulai merintis bisnis ini. Sejak masih remaja, Rizal setiap hari membantu proses pengerjaan bedug. Hingga akhirnya, pada 2013 usaha bedug dipercayakan sepenuhnya kepada Rizal.
Saat ini, Rizal dibantu 2 pekerja saat proses pembuatan bedug. Mereka betugas membuat paku bedug dari bahan kayu, kentongan, dan membantu memasang kulit sapi pada rangka bedug. Untuk pemilihan kulit harus diambil dari sapi yang sudah dewasa atau dalam istilah Jawa disebut powel. Bedug dijual dengan harga antara 5-25 juta, tergantung ukuran dan permintaan ornamen.
Pernah dibeli Victor Vidal Paz, seorang musisi mancanegara, bedug dari Kediri ini juga banyak diminati orang Indonesia. Selain di Pulau Jawa, bedug buatan Rizal pernah dikirim ke Sumatera, Kalimantan, dan Papua. (Ryan Dwi Candra)
Discussion about this post