HUBUNGAN antara sepeda pancal dan Gudang Garam, memunculkan cerita yang begitu melekat di ingatan warga Kota Kediri. Dulu, kayuhan sepeda dari ribuan karyawan pabrik rokok pernah mewarnai jalanan di kawasan yang terbelah Sungai Brantas ini. Pemandangan khas itu dapat terlihat di pagi dan sore hari, ketika mereka berangkat dan pulang bekerja.
Seiring waktu, peristiwa tersebut kini sudah jarang dijumpai. Untuk menuju ke tempat kerja, mereka lebih memilih moda transportasi bermesin. Meski begitu, kaitan antara sepeda dan GG ternyata masih nampak, tidak menghilang begitu saja. Karyawan di pabrik yang berdiri pada tahun 1958 tersebut, membentuk wadah untuk mengakomodir para pegawai yang menggemari salah satu moda transportasi darat itu.
“Jumlah pencinta sepeda di kalangan karyawan GG sangat banyak,” kata Iwhan Tri Cahyono, Kabid Humas PT. Gudang Garam Tbk, Rabu 30 Januari 2019.
Bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2018, komunitas itu resmi terbentuk. Bernama GGCC, kepanjangan dari Gudang Garam Cycling Community. Begitu dicetuskan ide untuk membentuk komunitas pencinta sepeda di internal perusahaan, gayung pun bersambut. Pesepeda dari lintas aliran seperti roadbike, sepeda cross, dan downhill, turut bergabung.
Awal kemunculannya, ditandai dengan menggelar agenda gowes bersama. Mengelilingi sejumlah kawasan di Kota dan Kabupaten Kediri. Pesertanya, terdiri dari puluhan karyawan lintas lembaga. Mulai dari humas, keuangan, HSE, MFK, IT, hingga pelayanan umum. Berbagai medan di antaranya jalan beraspal, sawah, makadam, dan sedikit offroad dilewati dengan rasa antusias. Total rute yang ditempuh sejauh 25 Kilometer.
Sepanjang rute, keakraban pun terjalin. Obrolan dan canda tawa acapkali terdengar di sela-sela perjalanan. Baik di tanjakan maupun turunan, saat nggowes maupun beristirahat. GGCC, membuat jalinan emosi di antara karyawan semakin erat.
“Mereka sangat bersemangat, karena hadirnya komunitas ini sudah lama dinantikan,” kata Iwhan yang juga inisiator GGCC.
Dalam sebulan, acara gowes bersama dilaksanakan selama dua kali. Kegiatan itu digelar pada hari di akhir pekan, sabtu dan minggu. Selama kurang lebih tiga bulan berdiri, acara ngonthel bareng itu sudah dilakukan sebanyak lima kali. Jalur yang dilintasi tergolong relatif. Namun, mereka sudah sepakat setiap event jarak yang ditempuh rata-rata sejauh 25 kilometer.
Bersepeda sembari menikmati udara segar, diharapankan interaksi sesama karyawan semakin hangat. Sehingga, kesehatan dan kekompakan dapat terjaga. “Ini bisa menunjang produktivitas karyawan,” katanya Iwhan. (Dento/ Kholisul Fatikhin)