• Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan
Sabtu, 4 Februari 2023
Kediripedia.com
Advertisement Banner
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home KULTUR

Orang Kalang, Moyang Suku Jawa yang Hilang

03 Nov 2022
in KULTUR
Reading Time: 3 menit
66
Orang Kalang, Moyang Suku Jawa yang Hilang

Aries Trio Effendi, peneliti sejarah Nganjuk. (Foto: FB Aries)

542
VIEWS
Teruskan ke WhatsappBagikan ke FacebookCuitkan ke Twitter

DI wilayah utara Kabupaten Nganjuk ditemukan banyak kuburan yang arah makamnya tak beraturan. Rejoso, Lengkong, dan Ngluyu adalah tiga kecamatan yang teridentifikasi sebagai kawasan tempat penemuan makam-makam itu. Para sejarawan menduga, jasad yang dikubur di makam tersebut adalah orang-orang Suku Kalang.

“Suku Kalang adalah penguasa alam bebas yang tinggal di daerah terpencil,” kata Aries Trio Effendy, peneliti sejarah dari Nganjuk kepada Kediripedia.com, Selasa, 11 Oktober 2022.

Jelajahi pustaka Kediripedia

Hujan Selalu Dinanti Saat Perayaan Imlek

Wayang Mbah Gandrung Tetap Anti Alat Transportasi

Kompleks Pelacuran Semampir Jadi Hutan Kota

Menurut Aries, di Kecamatan Ngluyu kebiasaan Suku Kalang masih diikuti masyarakat hingga sekarang. Seperti tradisi adanya payung dan buah kelapa untuk melengkapi prosesi penghormatan saat ada orang mati. Belum bisa dipastikan apa aliran kepercaaan Suku Kalang. Namun diyakini, mereka amat menghormati matahari. Mereka juga mengenal bebatuan semacam menhir atau batu panjang yang diduga sebagai bagian dari pemujaan.

“Bisa jadi orang Kalang adalah nenek moyang Suku Jawa. Perbedaan dengan orang Jawa itu hampir tidak ada,” kata Aries.

Advertisement Banner

Orang Kalang mahir membuat perabotan, interior, gerabah, dari kayu. Sehingga mereka cenderung tinggal di kawasan hutan. Wilayah utara Kabupaten Nganjuk adalah kawasan hutan yang memiliki potensi tanaman jati sejak masa silam. Sehingga sangat masuk akal jika mereka memiliki kepiawaian membuat benda-benda berbahan kayu.

Kuburan Suku Kalang yang menghadap dari arah Timur ke Barat. (Foto: Aries)

Kata “kalang” sendiri bisa diartikan “terbatas”. Sebutan ini muncul karena mereka tak mau tunduk pada siapa pun, termasuk pada kerajaan yang menguasai kawasan tinggal mereka. Suku ini  juga tak mau berkomunikasi dengan orang di luar kalangan mereka. Ketika Hindu masuk ke Pulau Jawa, Kalang dianggap liar dan berbahaya. Sistem kasta yang dianut pemeluk Hindu, makin membuat mereka terkucil hingga terdesak ke pedalaman pegunungan Kendeng yang berada di antara Kabupaten Nganjuk dan Bojonegoro.

Lebih jauh Aries menjelaskan, rentang hidup Suku Kalang cukup panjang. Eksistensi mereka ada di era Budha, Hindu, Mataram Islam, hingga zaman kolonial. Kisah mengenai Wong Kalang salah satunya tercantum dalam kitab Negarakartagama di era Kerajaan Majapahit. Di buku itu tertulis Atuha Kalang yang berarti orang yang diserahi tugas untuk mengelola hutan.

Sultan Agung di era Mataram Islam pernah mengumpulkan orang-orang Kalang untuk membantu pembangunan kerajaan dan dilatih agar bisa hidup berdampingan dengan masyarakat, termasuk diberi pelatihan khusus terkait seni kriya. Bekal ilmu dari keraton membuat mereka ahli membuat perhiasan emas, perak, dan perunggu.

Bekal kubur Suku Kalang berupa benda-benda logam. (Foto: Aries)

Ketika orang Kalang meninggal, benda-benda yang digunakan semasa hidup juga ikut dikubur bersama jasadnya. Ritual ini dikenal dengan sebutan bekal kubur. Di sejumlah pemakamam Suku Kalang biasanya ditemukan barang-barang seperti  pedang, alat kerja, perhiasan, gerabah, dan patung.

“Ritual bekal kubur Suku Kalang mirip dengan ritual yang dilakukan suku-suku kuno di berbagai belahan dunia,” kata M. Dimyati Huda, dosen juga seorang peneliti Islam Jawa.

Wakil Rektor 3 kampus IAIN Kediri ini menjelaskan, barang-barang pribadi ikut dikubur karena berfungsi untuk mengiringi perjalanan almarhum menuju kehidupan setelah kematian. Ritual ini lazim ditemui di kehidupan masyarakat prasejarah seperti Cina, Mesir, suku Maya, dan kaum pagan di Eropa. Bekal kubur biasanya erat dengan sistem kepercayaan ini animisme dan dinamisme. Mereka memuja roh leluhur serta percaya jika benda tertentu memiliki kekuatan magis.

Keberadaan Suku Kalang berangsur-angsur menghilang setelah mereka kembali ke tempat-tempat terpencil setelah adanya peperangan di berbagai era. Keterlibatan suku ini membantu memenangi peperangan berbuah penghargaan dan jabatan. Namun gaya hidup yang cenderung tertutup, membuat mereka tak bisa menjalankan posisi sebagai penguasa dengan baik. Mereka memilih menjadi manusia merdeka, menjauhi kehidupan ramai dan kembali ke jalan sunyi.   

Kawasan yang diprediksi menjadi habitat terakhir Suku Kalang adalah wilayah utara Kabupaten Nganjuk dimana beberapa peninggalan masih bisa ditemukan, salah satunya adalah makam yang membujur dengan arah yang berbeda dengan kuburan orang Jawa masa kini. (Siti Ayu Nur Fitriyah, Mahasiswa Program Studi Sosiologi Agama IAIN Kediri, sedang magang di Kediripedia.com)

Tags: #headline
SendShare39Tweet25
Previous Post

Goenawan Mohamad Terima Penghargaan Japan Foundation

Next Post

Ngleyangan, Air Terjun Tersembunyi di Lereng Wilis

Next Post
Ngleyangan, Air Terjun Tersembunyi di Lereng Wilis

Ngleyangan, Air Terjun Tersembunyi di Lereng Wilis

Pada Malam Hari, Pecel Kediri Tergeser Nasi Goreng

Pada Malam Hari, Pecel Kediri Tergeser Nasi Goreng

Discussion about this post

Kediripedia Beriklan

PILIHAN REDAKSI

Ketika Para Bajingan Turun ke Desa

Ketika Para Bajingan Turun ke Desa

8 Juni 2022
826
Bedug Kediri Jadi Alat Musik Perkusi di Brazil

Bedug Kediri Jadi Alat Musik Perkusi di Brazil

26 April 2022
2.2k

JELAJAHI

  • BISNIS (59)
  • DESTINASI (60)
  • EDUKASI (45)
  • KOMUNITAS (141)
  • KULTUR (158)
  • PEOPLE (101)
  • SURYAPEDIA (73)
  • Uncategorized (1)
  • Video (2)
Currently Playing

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Video

Kaos Gaple, Kaosnya Orang Kediri

Video
Currently Playing
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan

SOSIAL MEDIA

No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In