Perkembangan kawasan Kediri, Jawa Timur terus meningkat di berbagai sektor, termasuk dunia akademis. Perguruan tinggi terus tumbuh dengan penyempurnaan kelengkapan infrastruktur dan suprastruktur. Salah satu penopang utama lembaga pendidikan adalah keberadaan perpustakaan. Semakin lengkap koleksi buku yang ada di sebuah perpustakaan, semakin besar peluang menimba ilmu secara komprehensif.
Salah satu perpustakaan yang cukup lengkap menyediakan buku akademis adalah Perpustakaan Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Bhakti Wiyata Kediri. Sesuai dengan kecenderungan ilmu yang dipelajari, perpustakaan ini memiliki buku-buku kesehatan dan kedokteran yang komplet. Deretan buku cetak, jurnal, E-book, E-journal, majalah, dan referensi lain yang berhubungan dengan disiplin ilmu kesehatan, dapat diakses dengan mudah. Di kampus yang berjarak hanya sepelemparan batu dari tepi Sungai Brantas itu, peran perpustakaan sangat menunjang kegiatan belajar dan mengajar.
“Jika dihitung, jumlahnya mencapai angka ribuan, dari terbitan lama hingga yang baru rilis, semuanya ada,” kata Nisa Emirina, Pustakawan IIK Bhakti Wiyata Kediri di kantornya, Rabu, 11 April 2018.
Menurut Sarjana Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Universitas Airlangga ini, kultur akademik yang dibangun menuntut para mahasiswa terus menggali dan mengembangkan ilmu kesehatan. Semua itu bisa dicapai melalui kajian dan penelitian masalah kesehatan yang kasuistik maupun up to date. Pada saat jam aktif; para dosen, mahasiswa, dan bagian dari civitas akademika lainnya, menyerbu perpustakaan.
Buka pukul 08.08 – 16.00 WIB, perpustakaan kampus IIK Bhakti Wiyata menjadi rujukan akademis yang kuat. Dalam perkuliahan mahasiswa diberi pembekalan teori sebanyak 40 persen. Sisanya, pembelajaran dilakukan melalui praktek dan penelitian. Itulah yang mendorong para mahasiswa aktif berkunjung ke perpustakaan. Selain untuk memperkaya bahan referensi, juga untuk membuat karya ilmiah dan kajian-kajian keilmuan.
Di antara ribuan buku yang telah terinventarisir, ada beberapa buku yang dilabeli khusus. Buku tersebut tergolong barang langka, sehingga perlu mendapat perlakuan spesial. Salah satunya adalah buku berjudul Sediaan Galenik. Buku itu berisi tentang teknologi farmasi herbal yang berasal dari proses ekstraksi atau sari sel-sel hewan dan tumbuhan. Diterbitkan oleh Departemen Kesehatan pada tahun 1981, hingga kini buku tersebut masih banyak diburu dan dipergunakan.
“Di Kediri, kemungkinan yang menyediakan buku Sediaan Galenik hanya perpustakaan IIK Bhakti Wiyata dan untuk meminjam buku itu prosesnya berbeda dengan buku lainnya,” kata Nisa.
Buku tersebut tidak dipajang di rak. Jika ada yang membutuhkan dan sifatnya mendesak, baru dikeluarkan dari tempat penyimpanan khusus.
Buku-buku langka ilmu kesehatan dan kedokteran lainnya juga dirawat secara khusus. Seperti buku pengobatan tradisional berbahasa Mandarin. Jika ada mahasiswa atau dosen ingin mempelajarinya, pengelola perpustakaan membantu menghadirkan penerjemah.
Lebih jauh Nisa menjelaskan, untuk menjaga kebaruan ilmu pengetahuan, pengelola perpustakaan menjalin relasi dengan Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Jawa Timur. Salah satu hasil dari kerjasama itu adalah mendapatkan kumpulan jurnal internasional hasil penelitian terkini soal kesehatan. Jurnal berbahasa Inggris tersebut diperbarui setahun sekali.
Selain terus menambah koleksi buku, dalam waktu dekat perpustakaan IIK Bhakti Wiyata akan direlokasi ke gedung baru yang lebih luas. Saat ini bangunannya sudah rampung dan siap ditempati.
“Silahkan berkunjung ke purpustakaan kami dengan membawa surat rekomendasi dari lembaganya, atau menggunakan kartu sakti perpustakaan. Kami berusaha untuk membantu mendapatkan buku yang dibutuhkan,” kata Nisa. (Kholisul Fatikhin)