BAGI komunitas Sudut Kalisat, bisa berpartisipasi di pameran seni dunia Documenta Fifteen adalah pencapaian luar biasa. Namun, proses keberangkatan dua delegasi ke Kassel, Jerman tentu membutuhkan biaya besar. Mulai dari tiket pesawat pulang pergi Jakarta-Frankfurt, transportasi, visa, asuransi perjalanan, PCR test di Jakarta dan Jerman, hingga uang harian selama lima puluh hari dan biaya pembuatan karya.
Pihak panitia telah menyediakan dana sebesar 10.000 Euro atau 156 juta rupiah. Akan tetapi, uang biaya hidup di Jerman ini harus dibagi dengan rekan lainnya dari Semarang, Yogyakarta, Malaysia, Australia, dan Hongkong. Terlebih, uang baru bisa cair ketika sudah berada di Jerman.
“Biaya persiapan berangkat harus ditanggung sendiri, baru kemudian diganti,” kata RZ Hakim, pendiri komunitas Sudut Kalisat, Senin 13 Juni 2022.
Penulis dan aktivis lingkungan itu harus berpikir keras mencari jalan keluar. Sebenarnya Sudut Kalisat masih memiliki uang kas yang cukup. Tapi tidak bisa dipaksakan untuk membiayai tiket Ahmad Hafid Hidayatur Rohman dan Mohammad Fabian Aldianoke Jerman, karena masih ada kegiatan dan keperluan lain.
Baca juga: Aktivis Sudut Kalisat Ikut Pameran Seni Dunia di Jerman
Partisipasi Sudut Kalisat ke Documenta Jerman yang sedikit terkendala itu akhirnya diunggah ke media sosial. Banyak pihak yang merespon positif serta memberikan bantuan, khusunya dalam urusan administrasi. Misalnya dari stakeholder masyarakat di Kalisat, juga Bupati Jember Hendy Siswanto.
“Untuk menambah ongkos dan biaya hidup dua delegasi Kalisat di Jerman, kami menjual kaos,” ujar Hakim.
Selain untuk keperluan biaya hidup selama 50 hari, uang penjualan kaos digunakan sebagai ongkos tambahan ketika Apex dan Icen membuat karya sendiri di Jerman. Produksi kaos itu bekerja sama dengan dua komunitas di Jember, Biru Daun dan Bedadoeng Project. Kaos dijual seharga 150 ribu.
“Kami akan berjuang untuk melengkapi kebutuhan mereka selama berangkat, tinggal di Kassel, bikin karya di sana, hingga kembali pulang ke Kalisat,” kata Hakim.
Komunitas Sudut Kalisat berdiri sejak 2015, diawali dengan pameran foto Kalisat Tempo Doeloe. Lewat acara tahunan itu RZ Hakim dan istrinya Zuhana berhasil menghimpun para pemuda untuk bergerak secara kolektif. Baik itu dalam bidang literasi, seni, budaya, sejarah, dan artistik, hingga ekonomi mandiri.
Berbagai kegiatan mereka inisiasi dari rumah kecil yang mereka beri nama Ruang Ingatan. Letaknya berada di dekat Stasiun Kalisat, Jalan KH. Dewantara No.120, Krajan I, Desa Ajung, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember. Komunitas ini aktif menggelar diskusi, pentas seni musik serta teater, nonton bareng film dokumenter, dan pameran foto lama. Hingga pada 2022, ketekunan itu mengantarkan Sudut Kalisat berpartisipasi di acara seni internasional Documenta Fifteen di Kassel Jerman. (Kholisul Fatikhin, Ahmad Eko Hadi)
Discussion about this post