AIR tampak menggenangi di mulut kawah Kelud, sejak awal tahun 2016. Inilah cikal bakal danau yang diapit Puncak Lirang, Sumbing, Kelud dan Gajah Mungkur.
Eksotisme masa lalu akan keindahan danau kawah Kelud akan dapat dilihat lagi. Pastinya bisa menjadi daya tarik wisata. Magnet bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kelud.
Kelud memang identik danau kawah. Setelah abad 19, tiap letusan eksplosif Kelud pasti berujung pada danau kawah. Contohnya, letusan 1900 dan letusan 1919 yang dahsyat.
Letusan efusif 3 November 2007 mengubah kelaziman itu. Energi letusan tertahan oleh sisa magma letusan 1990. Hingga muncul kubah lava. Anak gunung di tengah kawah.
Akan tetapi, erupsi dahsyat pada 13 Februari 2014 mengembalikan wajah gunung yang berada di ketinggian 1731 mdpl ini. Selama beberapa lama, kawah itu menganga. Kering. Namun, hujan terus menerus mulai menggenangi cekungan kawah.
Bagi warga di lereng Kelud, hidup berdampingan dengan Sang Kampud adalah anugerah luar biasa.Ketika Kelud murka, maka warga sejenak menyingkir. Setelah normal, kembali menata hidup dan menikmati berkah Kelud.
Begitulah, warna warni kehidupan warga di lereng gunung berapi. Setelah dua tahun erupsi kini tanah pertanian menjadi subur dengan aneka macam tanaman. Saatnya, Kelud memberikan berjuta manfaat bagi warga yang berdampingan dengannya. (*)
netizer : Suprapto (Petani/Pendiri Radio Kelud FM)
Editor : Danu