DIRILIS pada 2022, S.id menawarkan layanan pemendek URL (unicode resource locator) dan microsite (biolink). Memasuki tahun 2025 atau tiga tahun berjalan, platform ini meraih 1,5 juta pengguna aktif. Jumlah total tautan link pemendek sebanyak 15,3 juta, sedangkan microsite mencapai 1,43 miliar pengunjung.
Aplikasi ini mendominasi di Indonesia, bahkan penggunanya datang dari mancanegara. Dari jumlah 1,5 juta pengguna, sebanyak 80% adalah dari Indonesia. Sedangkan pengguna dari luar negeri sekitar 636 ribu berasal dari 191 negara. Pengakses terbanyak datang dari Vietnam, India, Amerika, Hongkong, Banglades.
“Kami bangga, karena dalam kurun waktu dua tahun setengah, apresiasi pengguna semakin semarak,” kata Atmaji Sapto Anggoro, Direktur PT Aidi Digital Global (ADG) selaku pengembang platform digital S.id di Jakarta, Kamis, 23 Januari 2025.
Sapto menambahkan, layanan akan terus ditingkatkan agar semakin bermakna bagi peradaban digital nasional dan global. Sehingga, Esaider atau sebutan untuk pengguna S.id bisa berkreasi dan berekspresi secara digital.
Dari total 15.3 juta tautan yang dibuat di S.id, sebanyak 14,5 juta (95,38%) merupakan tautan pendek (shortener). Sementara microsite menyumbang 706 ribu tautan (4,6%). Penggunaan platform ini didominasi oleh sektor pendidikan (33%), personal branding (21%), event (6%), online shop (5%), portfolio (3%), dan laman komunitas (3%).
Platform S.id khusus untuk pemendek, sangat penting buat perusahaan yang akan mengiklankan produk atau branding. Sehingga, mudah diingat pengguna, misalnya cukup menuliskan s.id/Merek-X tidak perlu menuliskan URL yang panjang dan ribet.
Sedangkan microsite, saat ini cukup banyak membantu para guru dan dosen yang memajang mata ajar tanpa harus capek-capek memikirkan hosting bila membuat domain. Selain guru, para pelaku UMKM dan penyelenggara Event Organizer atau Wedding Organizer sudah banyak yang familiar dan memanfaatkannya.
Sebagai platform digital terbuka, banyak tantangan yang dihadapi. Misalnya, keamanan dan kenyamanan pengguna dari gangguan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab seperti judi online, pornografi, dan phising. Untuk itu, tim pengembang terus berupaya memblokir konten-konten tersebut.
Sejauh ini, lebih dari 26.000 akun yang terindikasi penyalahgunaan telah diblokir. Termasuk 500.000 daftar domain berbahaya, dan 205.000 tautan berbahaya. Ancaman dari domain dan tautan berbahaya yang ditangani mencakup berbagai kategori, sebesar 92% berupa phising, 0,1% spam, 1% scam, dan 2% konten judi online. Untuk mendukung upaya ini, S.id menggandeng berbagai pihak kompeten seperti IDADX, NetCraft, PhishLabs, Phishtank, SURBL, VirusTotal, URLVoid, dan lainnya.
Ke depan, S.id akan terus dikembangkan kemanfaatannya, dan pengembang platform akan terus melakukan kreasi pengembangan aplikasi-aplikasi baru. Pengembang platform juga membuat aplikasi Klip.id dan 321. Klip adalah aplikasi frame yang cocok untuk gathering komunitas, sedang 321 aplikasi trivia game yang bisa jadi survei online.
Pengguna platform S.id sejak pertengahan 2022 sampai dengan sekarang terus menunjukkan peningkatan. Saat ini tingkat kunjungan rata-rata 37 juta per hari. Ini tentu menarik bagi para pihak yang ingin mempromosikan produk-produknya melalui kesempatan kerjasama bisnis dengan manajemen pengembang.
Sukses yang dicapai platform S.id ini tak lepas dari support Kementerian Komunikasi dan Digital (Menkomdigi). Melalui PANDI (Pengelola Nama Domain Indonesia/id. Registry) yang menjadi induk dari ADG, selalu memberikan masukan dan arahan tentang perlunya platform digital yang sehat dan bermakna dari Indonesia. (Kholisul Fatikhin)
Discussion about this post