Penggemar makanan manis Indonesia, patut mencicipi aneka kue pastry dari “Patisserie Achmad Aris Udagawa” (PAAU). Toko spesialis penyaji kue berbahan dasar campuran terigu, cairan dan lemak itu, berdiri di Jalan Panglima Sudirman 37 Kediri sejak tahun 2014.
Berbeda dengan toko kue lain, kedai hidangan penutup ini hadir khusus menawarkan pastry asal Prancis dengan cita rasa Jepang. Sebagaimana yang jamak diketahui oleh para penikmatnya, macam-macam kue khas Negeri Matahari Terbit itu identik dengan pilihan mentega ataupun krim yang lebih lumer di lidah. Penentuan bahan baku serta proses pengolahannya, diinovasi agar hasilnya sesuai dengan selera orang asia.
“Patisserie merupakan pastry khas Eropa, tepatnya dari negara Prancis,” ujar Achmad Aris Chakim, koki sekaligus pemilik PAAU pada Selasa, 19 September 2017. Bapak dari lima anak ini, telah menggeluti dunia pastry selama belasan tahun di Jepang. Pengalaman itu Ia jadikan bekal untuk megembangkan toko patisserie di Indonesia.
Sekitar setahun setelah berdiri, cita rasa kue karya kedai mungil di pusat Kota Kediri itu, menjadi populer bagi kalangan penggila kuliner. Terlebih oleh para ekspatriat Jepang di Jakarta dan Surabaya.
“Kata istriku dan orang Jepang lainnya, cake-nya sudah memenuhi standar selera dan kesehatan orang Jepang yang ketat. Makanya laris dipesan orang Jepang di Surabaya,” ucap Abdi Purmono, pelanggan asal Kota Malang yang beristri warga negara Jepang. Dia sengaja mampir PAAU selepas menghadiri acara keluarga di Nganjuk. Menurut jurnalis Tempo yang akrab disapa Abel ini, Istrinya juga ekspatriat lain terus terang heran, bahwa toko yang menawarkan penganan asli Prancis dan Jepang itu, justru tidak memilih kota besar semacam Jakarta atau Surabaya sebagai titik awal usaha.
Adapun Aris mengaku, hal tersebut bukan tanpa sebab. Munculnya tuntutan agar Ia ikut mengasuh lembaga sosial milik keluarganya, Yayasan Pendidikan Islam (YPI) El-Faraby, memaksanya harus pulang dan menetap di tanah kelahirannya, Prambon, Kabupaten Nganjuk. Sementara Kediri adalah kota yang paling terjangkau untuk membangun usaha mandiri. “Selain itu, saya ingin usaha rintisan ini mampu memberi contoh yang memotivasi kepada anak-anak didik YPI El-Faraby tentang dunia enterpreneur,” ungkapnya.
Bagi suami dari wanita asli Jepang, Tomomi Udagawa itu, menekuni dunia patisserie merupakan imbas dari kegemarannya menyantap kue semasa muda dulu. Ketika tinggal di negara asal istrinya, alumni Pondok Pesantren Al-Amin, Ngasinan, Kota Kediri ini, mulai sepenuhnya terjun di bidang kue panggang tersebut. Hingga Ia dipercaya beberapa perusahaan besar untuk mensupport hotel-hotel internasional di Tokyo, Jepang.
Aris pun menjadi orang Indonesia pertama yang tergabung dalam PT Pierre Herme in Tokyo, anak usaha milik maestro patisserie asal Prancis, Pierre Herme. Secara tidak langsung, Kediri tercatat sebagai kota pertama di Indonesia yang dijadikan basis usaha alumni toko kue paling tersohor itu.
“Oktober 2017 nanti, rencana buka cabang di Supermall Pakuwon, Surabaya. Resminya pada bulan Desember,” tutur Aris di sela kesibukannya mengelola gerai. Sosok berpawakan tenang itu punya keinginan, agar masyarakat Indonesia dapat menikmati patisserie sebenarnya dengan cita rasa yang berkelas. Atas dasar itu pula, bersama istrinya, ia bersemangat melebarkan sayap bisnisnya. (Naim Ali)