SEBANYAK 260 guru Paud dan TK antusias mengikuti Pelatihan Seni Gerak dan Tari Budaya Kota Kediri. Dipimpin oleh dua instruktur, mereka dibimbing melakukan gerakan Tari Gogor Putih dan Senam Kreasi Kediriku. Kegiatan ini digelar pada Kamis, 7 November 2024 di Aula Ki Hajar Dewantara Dinas Pendidikan Kota Kediri.
Ety Kusumaningtyas, salah satu pemateri dari Sanggar Guntur mengatakan bahwa Tari Gogor Putih diciptakan berdasarkan ikon Kota Kediri yakni Macan Putih. Dia menjelaskan bahwa gogor artinya anak macan, sedangkan gogor putih adalah anak macan putih.
“Gerakan gogor ini dipilih karena yang menerapkan tarian adalah anak-anak,” kata Ety.
Dia menambahkan, konon macan putih merupakan penjelmaan dari Sri Aji Joyoboyo. Dari cerita tersebut, sang raja mengubah wujudnya karena ingin lebih dekat serta mengetahui kondisi masyarakat. Harapannya, kisah tersebut bisa menjadi teladan kepada anak-anak, agar kelak menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, dekat dengan masyarakat, serta berkepribadian luhur.
Sedangkan Fitria Enggarsari, pemateri kedua dari Sanggar Dieva Dance Studio Kediri mengajarkan Senam Kreasi Kediriku. Gerakan senam ini juga tak lepas dari kesenian jaranan. Tarian ini dikemas kontemporer, tapi tetap menggunakan pecut sebagai properti.
“Gerakan ini kami sosialisasikan kepada Bunda-Bunda PAUD, kemudian diimbaskan untuk anak-anak Kota Kediri. Nanti saat Hari Anak Nasional kita senam bersama membawakan Senam Kreasi Kediriku untuk memecahkan Rekor MURI,” kata Fitria.
Melalui Senam Kreasi Kediriku, dia berharap dapat meningkatkan kebugaran jasmani serta menambah kegiatan positif siswa kanak-kanan di Kota Kediri. Selain itu dengan adanya penerapan kepada anak se-Kota Kediri menjadikannya ikut serta melestarikan kebudayaan lokal.
“Acara ini merupakan bentuk komitmen kita bersama untuk terus menjaga, melestarikan, dan mengembangkan kebudayaan daerah sekaligus memberikan penguatan pada kualitas pendidikan anak usia dini,” kata Moh Anang Kurniawan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri.
Anang menambahkan, Tari Gogor Putih dan Senam Kreasi Kediriku akan diajarkan kepada anak-anak dalam bentuk ekstrakurikuler. Jadi, selain sehat, anak juga turut melestarikan budaya asli Kota Kediri. Dia juga berharap, para peserta yang mengikuti pelatihan bisa menguasai gerakan, sehingga dapat mengajarkan pada peserta didik di masing-masing sekolah. (Dimas Eka Wijaya)
Discussion about this post