PERNAH menyabet sejumlah nominasi penghargaan di kancah internasional, Tahoe Games—developer permainan digital asal Kediri, Jawa Timur—berhasil mewarnai industri video game di Indonesia. Kualitas produksi studio game indie itu tak bisa dipandang remeh. Karya terbaru mereka berjudul Rising Hell sukses memikat pecinta game di China, Jepang, dan Amerika Serikat.
Selama hampir 8 tahun terjun ke pasar game dunia, Tahoe Games baru-baru ini membuat langkah besar. Mereka bersedia menyerahkan seluruh aset studio game pada Toge Production, sebuah perusahaaan pengembang dan penerbit permainan video di Tangerang. Hak milik berupa piranti digital, projek, dan 60 karya games dari Tahoe Games diakuisisi senilai 4 Milliar Rupiah.
“Meskipun sejumlah pihak menyayangkan, bagi Tahoe ini adalah langkah maju,” ujar Robertus Rahadian Haris, salah seorang pendiri Tahoe Games kepada Kediripedia.com, Kamis, 3 Maret 2022.
Menurut Haris, akuisisi Tahoe Games oleh Toge Productions dilambari kesepakatan yang saling menguntungkan. Adanya akuisisi bukan berarti Tahoe Games mati. Meski kepemilikan sudah berpindah, nama Tahoe masih boleh digunakan. Namun secara manajemen, Tahoe menjadi cabang Toge Productions di Kediri.
Lulusan Sekolah Tinggi Teknik Surabaya menganalogikan, langkah yang ditempuh Tahoe Games mirip seperti akuisisi bisnis teknologi dalam dua dekade terakhir. Misalnya, akuisisi Facebook pada Instagram dan Whatsapp atau Google yang mengakuisisi Android. Setelah adanya proses akuisisi, berbagai perusahaan tersebut justru semakin berkembang.
Selain itu, tawaran akuisisi disetujui karena antara Toge dan Tahoe memiliki visi berkesinambungan. Di antaranya, memberikan kesempatan bagi desainer game agar lebih eksploratif dari sisi ide maupun pengemasan game. Sehingga, mereka dapat semakin menunjukkan karya-karya berkualitas, baik itu di dalam negeri maupun di panggung internasional.
“Selama ini Toge Production banyak membantu kami, misalnya menjadi publisher game Rising Hell,” kata Kriswin Yuniar, personil Tahoe Game.
Game Rising Hell buatan Tahoe mendapat respon positif di luar negeri. Di pasar online STEAM, permainan ini sudah diunduh hampir 10 ribu kali. Bertema baku hantam, Rising Hell dapat dimainkan di platform PC dan berbagai konsol seperti Playstation, Xbox, dan Nintendo Switch.
Kesuksesan itulah yang menarik minat Toge Production mengakuisisi Tahoe. Toge kepincut dengan cara Tahoe merancang Rising Hell. Permainan berformat 2 dimensi tak hanya menyajikan keseruan, tapi juga dibumbui plot narasi dengan tokoh utama bernama Arok.
“Akuisisi Toge Productions ini justru akan semakin memompa proses produksi pembuatan game kami,” ujar Haris.
Dalam klausul kesepakatan antara keduanya, Toge akan memberikan beragam fasilitas yang lebih mumpuni serta mutakhir. Personil Tahoe juga tidak akan diubah. Selain Haris dan Kriswin, ada juga Utong Akbar, Hermawan Andika, Budhi Luhur, dan Muhammad Sultan Maulana.
Jika selama ini game yang dibuat Tahoe masih bernuansa klasik, tidak menutup kemungkinan mereka akan membuat permainan yang lebih modern. Pihak Toge juga membebaskan Haris dan personil lainnya dalam penciptaan ide liar seputar game, berikut pengemasannya.
“Sisi positif lainnya dari akuisisi ini yaitu talenta pembuat game di Kediri akan lebih terwadahi,” kata Kriswin.
Dia menambahkan, proyeksi pekerjaan yang perlu dirampungkan ke depan semakin banyak. Secara otomatis, jumlah personil akan ditambah. Hal tersebut tentu lebih menghidupkan gairah developer game, serta membuka peluang bagi anak-anak muda di Kediri berkarir industri video game. (Kholisul Fatikhin)
Discussion about this post