SUMBERJO, dusun yang terletak di Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri ini dijuluki Kampung Pancasila. Pemeluk agama Islam, Hindu, Kristen dan Katholik hidup berdampingan, serta saling menjaga toleransi. Kerukunan umat beragama itu semakin menguat lewat karawitan.
Kegiatan menabuh gamelan menjadi jembatan toleransi masyarakat Sumberjo. Semua warga, dapat memainkan gamelan, tanpa memandang agama. Bertempat di Sanggar Pura Dewi Ratih, mereka rutin berlatih musik tradisional itu sebagai sarana mempererat persatuan antarwarga.
“Para pemain gamelan itu berasal dari berbagai agama,” kata Lukito, pengurus Sanggar dan Pamong Kesenian Dusun Sumberjo, Sabtu, 21 Desember 2024.
Menurutnya, suara gamelan yang mengalun di Sanggar Pura Dewi Ratih mencerminkan keharmonisan. Setiap denting nada-nada pelog dan slendro yang dimainkan adalah simbol kebersamaan.
Semangat persatuan warga Sumberjo menginspirasi sejumlah mahasiswa Program Studi Psikologi Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri. Mereka mengadakan Kuliah Lapangan Kelas Psikologi Perdamaian di Dusun Sumberjo. Mengangkat tema “Gamelan Sebagai Bina Damai Lintas Agama” tujuan kuliah lapangan ini agar mahasiswa dapat belajar langsung dari masyarakat.
“Mahasiswa akan menggali informasi tentang warga, sehingga mereka bisa memahami keberagaman. Para akademisi ini harus rendah hati mau belajar kepada masyarakat secara langsung,” kata Sunarno, Dosen Pengampu mata kuliah Psikologi Perdamaian.
Dia menjelaskan, gamelan adalah produk kebudayaan Jawa yang sudah teruji sejak ribuan tahun lalu. Sejak 15 Desember 2021, gamelan diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Selain itu, gamelan bagi warga Dusun Sumberjo dijadikan sebagai salah satu sarana pertemuan lintas agama.
Toleransi umat beragama Dusun Sumberjo itu sudah berjalan puluhan tahun. Saat perayaan hari besar agama, semua warga turut meramaikan serta membantu mengondisikan acara perayaan.
Misalnya ketika umat Islam merayakan idul fitri, warga dari agama lain turut membantu persiapan dan merayakan bersama. Begitu pula saat umat Hindu merayakan Nyepi atau umat Kristen dan Katolik merayakan Natal, warga lainnya ikut berbagi kebahagiaan dan menjaga suasana damai.
Spirit persatuan Dusun Sumberjo bahkan menjadi percontohan bagi kawasan lain di Kabupaten Kediri. Mereka menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan bukan halangan untuk menjaga keharmonisan. Kesenian gamelan turut menebalkan kehangatan warga serta mempererat persaudaraan antar umat beragama. (Ayu Candra Dewi, Mahasiswi Psikologi Islam IAIN Kediri)
Discussion about this post