HARI Ibu yang jatuh tiap tanggal 22 Desember, diramaikan dengan beragam cara. Misalnya, memberi kado, berkumpul dengan keluarga, atau sekadar melempar kata-kata mutiara di media sosial. Namun, lain pula yang dilakukan oleh warga Kelurahan Pojok Kota Kediri. Mereka merayakannya dengan menggelar Jambore Ibu dan Anak.
Bertempat di sebuah tanah lapang di lereng Gunung Klotok Kediri, acara peringatan menyambut Hari Ibu digelar selama dua hari. Diinisiasi oleh Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kelurahan Pojok yang bekerjasama dengan aparatur desa dan warga setempat, kegiatan berlangsung pada Sabtu dan Minggu, 15-16 Desember 2018.
Pertunjukan seni tari menjadi penanda dibukanya acara. Dipentaskan oleh anak-anak Kelurahan Pojok, mereka menggandeng Sanggar Tari Sansekerta untuk berkolaborasi. Usai penampilan, dilangsungkan prosesi simbolis resmi dimulainya seluruh rangkaian acara. Yaitu, pelepasan sepasang burung merpati oleh Erli Maya Muryati, Kepala Kelurahan Pojok dan Gianto, Babinsa setempat.
Menurut Katno Hadi Wijoyo, Ketua Satgas PPA Kelurahan Pojok, momen Hari Ibu digunakan untuk soft-launching Kelurahan Pojok sebagai kawasan ramah anak. Di samping memberikan sosialisasi penghapusan segala bentuk kekerasan pada ibu dan anak, jambore bertujuan untuk mendorong potensi masyarakat.
“Kita mewadahi potensi itu dalam bentuk perlombaan,” kata Katno, Minggu 16 Desember 2018.
Melalui berbagai macam lomba, dia berharap kepercayaan diri anak-anak dapat bertambah. Sehingga, bakat yang sudah ada dapat tergali dan terus terasah. Lomba yang digelar, antara lain mewarnai, menggambar, dan pidato bahasa inggris. Di sepanjang jalannya acara, ratusan orang tua mendampingi anak-anaknya beraksi. Selain lomba, panitia juga memberi panggung bagi kreativitas lainnya dengan gelaran pentas seni dan dongeng anak.
Bukan hanya anak-anak saja yang beradu kecakapan, para ibu juga saling berkompetisi. Stand bazar yang berdiri mengitari venue acara, terisi oleh barang-barang hasil tangan kreatif ibu-ibu. Bahan sederhana, mereka sulap menjadi kerajinan berupa hiasan bunga bernilai ekonomi.
“Para orang tua kita beri semangat agar bisa membangun ekonomi secara mandiri,” sambung Katno.
Pelaksanaan kegiatan makin semarak di hari berikutnya. Puncak acara pada Minggu 16 Desember, lebih dari seribu orang berduyun-duyun mengikuti jalan santai. Menurut panitia, angka tersebut diambil berdasarkan estimasi jumlah tiket yang terjual. Rata-rata, tiap warga membeli 10 tiket dari 10 Ribu tiket yang tersedia.
Melihat antusias warga yang berpartisipasi menyambut Hari Ibu, Erli Maya Muryati, Kepala Kelurahan Pojok berharap, inisiatif masyarakat untuk merancang kegiatan positif terus bergulir. Utamanya, kegiatan yang fokus pada perkembangan anak. “Menaruh perhatian pada anak, sama halnya merawat harapan dan masa depan bangsa,” ujarnya. (Kholisul Fatikhin)