DI masa kecil, rata-rata setiap orang pernah memainkan setidaknya satu game digital. Misalnya genre petualangan seperti Mario Bros, dimana ditasbihkan sebagai game sejuta umat. Jika dahulu game hanya dapat dimainkan dengan memanfaatkan layar televisi, sekarang jauh lebih mudah, hanya dengan usapan jari.
Namun tahukah anda, game terus berkembang dan digarap menjadi sebuah pasar industri. Pada tahun 2017, pasar game di Indonesia total menyerap 300 juta dolar Amerika. Angka yang cukup besar bukan? Sayangnya, dari capaian tersebut hanya 1 persen saja yang dinikmati oleh para developer lokal. Sebab, game-game yang dimainkan masyarakat Indonesia mayoritas adalah hasil karya pengembang dari luar negeri.
“Kontribusi pengembang lokal terhadap industri game Indonesia semakin menurun,” kata Hari Sungkari, Deputi Infrastuktur Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) pada acara Game Prime 2018: Gaming Evolved, Sabtu, 14 Juli 2018 di Jakarta.
Pada 2017 kontribusi pengembang lokal hanya 5 persen. Jumlahnya turun dari tahun 2016 yang sebesar 9,5 persen. Menurut Hari, masalahnya terletak pada output pendidikan yang berjarak dengan kebutuhan industri.
Untuk menyulut kreativitas dari para pengembang game lokal, tahun lalu BEKRAF menggelar acara Game Prime 2017, demi menjawab persaingan di industri game yang kian panas. Konferensi dan pameran game selama tiga hari ini menarik lebih dari 13.000 peserta dari penjuru tanah air dan negara-negara di Asia Tenggara. Menjadikan gelaran tersebut menjadi event game terbesar sepanjang sejarah industri game di Indonesia. Tak heran jika Game Prime menjadi salah satu event game yang bergengsi.
Tahun ini, BEKRAF bekerjasama dengan IDEA Network dan Asosiasi Game Indonesia (AGI) untuk kembali mengadakan Game Prime dengan tajuk Game Prime 2018: Gaming Evolved yang digelar tanggal 13 – 15 Juli 2018. Sama seperti tahun lalu, format acara dibagi menjadi dua yaitu Business Day (13 Juli) di Ayana Midplaza Hotel, dan Public Day (14 – 15 Juli) di Balai Kartini Expo Hall, Jakarta.
Pada Business Day, BEKRAF Game Prime 2018 menawarkan solusi bagi pelaku industri lokal. Seluruh pemangku kepentingan industri game Indonesia dan Internasional berkumpul untuk berbagi pengetahuan dan membangun jaringan agar saling berkolaborasi. Sesi tersebut membahas seputar optimalisasi jaringan bisnis, manajemen proyek bagi game developer, pemasaran, hingga pembahasan teknis bagaimana mendesain game agar menarik minat pemain.

Kurang lebih 70 pengembang game lokal, termasuk Tahoe Games dan Genetic Studio dari Kediri terpilih untuk meramaikan acara Public Day yang dibuka oleh Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif.
“Acara ini jadi motivasi buat kita para developer games untuk terus menggenjot kreativitas,” kata Robertus Rahardian Haris, salah seorang pengelola Tahoe Games asal Kediri, Jawa Timur.
Acara tersebut ditutup dengan tradisi tahunan Game Prime Awards. Setiap tahun penghargaan diberikan kepada beberapa pengembang game terbaik di Indonesia yang telah menorehkan prestasi besar dalam satu tahun terakhir. Ini adalah bentuk apresiasi bagi para pengembang game lokal, sehingga percepatan industri semakin pesat di tahun-tahun mendatang. (Budhi Luhur)