SETELAH lima bulan berturut-turut dilanda deflasi, situasi ekonomi Kota Kediri kini kembali menggeliat. Kenaikan harga bahan makanan seperti daging ayam ras, bawang merah, dan telur pada Oktober 2024, menjadi indikasi pola konsumsi masyarakat kembali normal.
Menurut Tetuko Erwin Sukarno, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian sekaligus Sekretaris TPID Kota Kediri, inflasi ini juga sejalan dengan kondisi di kota dan kabupaten lain di Jawa Timur dan Indonesia. Dia menilai bahwa kondisi optimisme pasar mulai terbentuk seiring peralihan kepemimpinan nasional.
“Ini merupakan sinyal positif dari pasar, setelah sebelumnya 5 bulan berturut-turut mengalami deflasi,” kata Erwin, Selasa, 5 November 2024.
Deflasi beruntun itu terjadi pada Mei, Juni, Juli, Agustus, dan September. Sehingga, inflasi pada Oktober memutus rantai trend deflasi yang terjadi sebelumnya.
Erwin memprediksi bahwa trend inflasi masih akan terus terjadi pada Bulan November dan Desember. Perhelatan Pilkada, HBKN Natal, dan Tahun Baru biasanya mendorong tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi. Dia berharap agenda-agenda besar itu dapat berjalan lancar, serta warga Kota Kediri tetap berbelanja bijak sesuai dengan kebutuhannya.
“TPID Kota Kediri akan melakukan upaya-upaya yang terukur untuk mengendalikan keterjangkauan harga di masyarakat hingga akhir tahun nanti,” ujarnya.
Dia menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan ketersediaan pasokan bahan pangan di Kota Kediri. TPID telah berupaya melakukan pemantauan harga komoditas di pasar dan menggelar Operasi Pasar Murni (OPM) secara berkala.
Optimisme ekonomi Kota Kediri yang kembali menggeliat itu didasari oleh data yang dipaparkan Dyah Sari Prihantari, Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri, Jumat, 1 November 2024. Beberapa peristiwa yang menjadi catatan pada Bulan Oktober 2024, di antaranya: kenaikan harga emas dunia yang berpengaruh ke harga emas dalam negeri, kenaikan harga daging ayam ras yang dipengaruhi oleh kenaikan harga di tingkat peternak, serta kenaikan harga bawang merah akibat panen raya yang sudah berlalu yang menyebabkan berkurangnya stok di pasaran.
“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau merupakan penyumbang inflasi tertinggi dengan andil 0,11 persen, sebaliknya kelompok transportasi yang memberikan andil inflasi terendah yakni -0,04 persen,” kata Dyah.
Komoditas penyumbang inflasi di Bulan Oktober antara lain: daging ayam ras, emas perhiasan, bawang merah, tomat, kacang panjang, sepeda motor, serta telur ayam ras, upah asisten rumah tangga, dan minyak goreng. Sedangkan komoditas yang menjadi penghambat inflasi, yaitu: bensin beras, cabai merah, kentang, jagung manis, wortel, alpukat, semangka, dan pisang. (Dimas Eka Wijaya)
Discussion about this post