KANKER leher rahim (kanker serviks) pada umumnya sering terjadi pada wanita. Bahayanya, kondisi inilah yang paling banyak menelan korban jiwa di seluruh dunia. Risiko tersebut bisa dicegah dengan melakukan imunisasi human papilloma virus (HPV).
Untuk mengeliminasi kanker rahim Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri menggelar Sosialisasi Pelaksanaan Perluasan Imunisasi Human Papilloma Virus (HPV), Anak Perempuan Usia 11-12 tahun serta 15 Tahun. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan Kemenag, OPD teknis, pondok pesantren serta organisasi masyarakat. Acara ini dilakukan di salah satu hotel kawasan yang populer disebut Kota Tahu pada Senin, 13 Januari 2025.
“Tujuan diselenggarakannya sosialisasi ini guna memberikan pemahaman tentang pentingnya vaksin HPV serta mensukseskan pelaksanaan imunisasi HPV, khususnya di Kota Kediri,” kata dr. Muhammad Fajri Mubasysyir, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri.
Fajri menambahkan, sebelumnya Dinkes telah melaksanakan pada usia 11 dan 12 tahun. Mereka diberi dosis 1 dan 2. Untuk eliminasi selanjutnya, maka diadakan perluasan imunisasi yang menjangkau anak usia 15 tahun.
Kegiatan eliminasi kanker leher rahim merupakan program yang digagas oleh Kementerian Kesehatan RI melalui Rencana Aksi Nasional (RAN) tahun 2023-2030. Salah satu pilar yang terkandung dalam RAN tersebut ialah pemberian layanan kepada masyarakat yang meliputi skrining, imunisasi vaksin HPV, dan tata laksana bagi pasien pra-kanker.
Sesuai anjuran pemerintah pusat, Dinas Kesehatan Kota Kediri akan memberikan dosis sebanyak satu kali. Namun masyarakat dapat melakukan pengulangan imunisasi HPV secara mandiri sebanyak tiga kali sampai dengan usia 45 tahun. Sementara, vaksin yang akan diberikan merupakan produk dari PT Bio Farma.
Menurut Fajri, upaya perluasan ini masih menyisakan beberapa tantangan. Misalnya, belum optimalnya kegiatan sosialisasi kepada siswa, orang tua, dan guru, merebaknya isu hoax seputar anti-vax (gerakan anti-vaksin), sulitnya pemberian imunisasi HPV pada kelompok masyarakat yang menyasar anak sekolah usia 11 dan 12 tahun dan yang tidak sekolah, serta kurangnya ketersedian vaksin HPV di beberapa daerah, termasuk di Kota Kediri.
“Menanggapi hoax yang beredar saat ini tentang vaksin HPV, bahwa setiap vaksin yang tersedia itu sebelum diberikan ke manusia pasti ada uji klinis yang dilakukan perusahaan, sehingga semuanya sudah terekam dan pasti aman,” tegas Fajri.
Guna menekan penurunan kasus kanker leher rahim di Kota Kediri, Pemkot juga telah melakukan beberapa upaya. Misalnya, mengedukasi masyarakat melalui media sosial untuk meningkatkan capaian imunisasi HPV, dan menginfokan pemeriksaan resmi Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) untuk mendeteksi dini kanker leher rahim.
Usai menggelar pertemuan, Dinkes segera melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah. Dia juga berharap Pemkot Kediri dapat memperkuat komitmen dan sinergitas untuk meningkatkan capaian imunisasi HPV sesuai dengan RAN. Targetnya minimal 95% pada tahun 2030. (Dimas Eka WIjaya)







Discussion about this post