MATAHARI belum meninggi, ketika ribuan orang berduyun-duyun memasuki halaman Gedung Nasional Indonesia (GNI) Kota Kediri, Jawa Timur. Pedagang nasi goreng, bakso, jajanan, serta pebisnis skala kecil lainnya, satu persatu menyerahkan dokumen ke petugas Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri. Pada acara Penyaluran Bantuan Modal (Banmod) itu, setiap pelaku Usaha Mikro dan Menengah (UMKM) mendapat dana sebesar 2,5 juta rupiah.
Penyerahan bantuan tersebut dilakukan secara bertahap, dimulai pada Selasa, 6 Agustus 2024 hingga Senin, 12 Agustus 2024. Sebanyak 5.617 pengusaha UMKM itu menerima hibah modal usaha yang diambil dari Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCT) tahun 2024.
“Semoga penyerahan modal ini bisa membantu pelaku usaha untuk meningkatkan sarana, kapasitas produksi, hingga membuka lapangan pekerjaan,” kata Zanariah, PJ Walikota Kota Kediri, dalam sambutannya ketika membuka acara pada Rabu, 7 Agustus 2024.
Menurutnya, program ini dapat membantu pebisnis kecil agar usaha mereka bisa berkembang. Dengan begitu, perekonomian di Kota Kediri semakin menguat dan masyarakat semakin sejahtera.
Zanariah berharap, bantuan modal dapat dimanfaatkan penuh tanggung jawab, sesuai rencana anggaran yang telah disusun. Sebab, realisasi bantuan ini harus dilengkapi dengan laporan ke pihak Disperdagin Kota Kediri. Ketentuan tersebut sudah diatur dalam Perwali nomor 5 tahun 2023, tentang petunjuk teknis pemberian modal usaha yang bersumber dari DHCHT.
“Seiring perubahan zaman yang begitu cepat, kami berharap para pelaku UMKM bisa beradaptasi mengikuti pekembangan teknologi,” kata Wahyu Kusuma, Kepala Disperdagin Kota Kediri.
Dia menambahkan, berikutnya para pelaku usaha bisa memilih akses permodalan yang legal seperti program kredit Kurnia, koperasi RW, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Perbankan. Sebisa mungkin mereka diminta menghindari pinjaman online ilegal dan rentenir.
Pada pelaksanaan hari kedua ini, sebanyak 1.165 orang mengambil bantuan modal usaha. Mereka berasal dari sepuluh kelurahan di Kota Kediri. Di antaranya dari Kelurahan Bandar Kidul, 292 penerima. Bandar Lor 257, Ringin Anom 40, Banjarmlati 160, Semampir 93, Mrican 87, Pocanan 12, Rejomulyo 102, Setono Gedong 12, dan Setono Pan+de 104.
“Bagi kami, bantuan modal sebesar 2,5 juta ini sangat membantu,” kata Siti Muflikah, penjual jajanan asal Bandar Lor.
Menurutnya, tambahan modal bisa menambah variasi jajanan sehingga lebih menarik pembeli. Selain itu, sebagian dana akan digunakan memperbaiki peralatan kerja, seperti gerobak, etalase, dan alat dapur.
Hal serupa juga diungkapkan Mohammad Awi. Warga Kelurahan Pocanan ini berdagang makaroni telor (Maklor) di dekat kampus IAIN Kediri selama 5 tahun. Rencananya dana tersebut rencananya dimanfaatkan untuk menambah kapasitas jualan.
“Program ini sangat menguntungkan, bisa untuk tambah modal membuka cabang,” kata Awi.
Menurutnya, seleksi sebagai penerima tidak dipersulit. Pencairan dananya juga cepat sehingga eksekusi pengembangan usaha bisa segera dilakukan.
Dokumen sebagai syarat menerima bantuan modal yaitu KTP asli Kota Kediri, serta lokasi usaha harus berada di Kota Kediri. Syarat lainnya adalah usaha yang ditekuni ini sudah berjalan minimal setahun dan berusia kurang dari 64 tahun.
“Setelah membagikan dana Banmod, setiap 3 bulan sekali kami akan melakukan survey ulang kepada pengusaha,” kata Lilin Nuryani, Kepala Bidang (Kabid) Perindustrian Disperdagin Kota Kediri.
Survey lanjutan ini bertujuan memastikan dana usaha benar-benar dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, inspeksi digelar untuk menilai perkembangan bisnis mereka. Sehingga, penyerahan Bantuan Modal ini dapat terselenggara secara profesional, terbuka, dan adil. (Dimas Eka Wijaya)
Discussion about this post