Sehari semalam, nyanyian shalawat beriringan dengan alunan musik hadrah al banjari menggema di Jalan Panglima Polim, Kota Kediri. Lintasan ini masuk otonomi Kelurahan Kemasan, Kecamatan Kota. Di mana sebagian masyarakatnya telah kian lama menyandang stigma. Judi, mabuk, konsumsi narkoba, berandal, pernah akrab dalam laku keseharian mereka.
Namun kawasan timur Stasiun Kota Kediri itu, pada Minggu, 28 Januari 2018, benar-benar nampak tak biasa. Warganya terlihat tanpa pamrih gotongroyong menggelar Festival Banjari dan Bazar UMKM Jamaah Pengajian Putri Langgar Kulon. Pagelaran kesenian Islami itu diikuti oleh puluhan grup shalawat al-banjari se-Jawa Timur. Kemeriahannya seakan meredakan segala pandangan buruk terhadap penduduk Kemasan.
“Ini adalah festival tahunan yang keempat, dalam rangka menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW. Mulanya masih diadakan secara swadaya. Sejak 2016, terlaksana dengan bekerjasama dengan PT Gudang Garam, Tbk.,” kata Nunuk Hidayat, inisiator acara.
Bu Nuk, begitu Ia biasa disapa, mengaku butuh kesabaran dan ketekunan ekstra dalam menjalin komunikasi, hingga berhasil melibatkan warga Kemasan. “Pelaksanaan festival tahun ini, alhamdulillah bisa sepenuhnya dipercayakan kepada mereka,” imbuhnya.
Geliat antusias warga berawal dari kehadiran pengajian rutin asuhan Kyai Muhammad Douglas Toha Yahya di Musholla Nur Hidayah. Meski sempat menolak, perlahan-lahan masyarakat Kemasan ikut jamaah mengaji. Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Assa’idiyyah, Jamsaren, yang lazim disapa Gus Lik itu, lambat laun menjadi panutan warga sekitar. Berpusat dari surau kecil yang didirikan oleh Ibu Nuk itu pula, kemudian beragam kegiatan positif digagas dan didiskusikan penduduk Kemasan selepas pengajian.
Menjelang bulan puasa tahun 2017, jamaah asli Kemasan sepakat mendirikan kelompok bernama Polim Group, merujuk pada nama jalan lokasi langgar tempat mereka mengaji. Terbentuk sebagai wadah belajar dan kerukunan warga. Selain sebagai jamaah tetap pengajian di Musholla Nur Hidayah, rutinitas utamanya ialah menghadiri pengajian Gus Lik yang berlangsung di luar Kemasan.
Hadiyanto, ketua Polim Group, mengenang akan gerakan pertama paguyubannya. Yaitu menggalang takjil untuk dibagikan kepada warga fakir miskin. “Mungkin terenyuh, banyak tetangga yang menangis waktu menyerahkan sumbangan takjilnya pada kami. Mengingat latar belakang mayoritas anggota Polim Group berasal dari ‘dunia kelam’,” kisah pria berambut gondrong itu.
Festival Banjari kali ini, menurut Hadiyanto, bisa dibilang agenda paling prestisius dimana Polim Group aktif terlibat. Lebih-lebih Ia mengemban amanat dari Gus Lik sebagai ketua pelaksana. Adapun tiga festival sebelumnya dikoordinir oleh santri Ponpes Assa’idiyyah, yang tergabung dalam Firqah An Nahdliyah Bibarkatis Sholawat. Sedangkan Hadiyanto dan kawan-kawan diperbantukan sebatas mengurusi parkir, keamanan dan kebersihan.
“Saya dan teman-teman Polim Group merasa terhormat ikut andil mengangkat nama baik warga Kemasan,” pungkasnya. (Naim Ali)