Kati, 40, warga Dusun Batuasri, Desa Batuaji, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, hidup sebatang kara di rumah beratap terpal. Wanita kurus ini hidup sendiri setelah ditinggal menikah lagi oleh suaminya.
Karena tidak mampu membeli beras, untuk makanan sehari-hari ia hanya mengonsumsi ketela rebus. “Setiap hari makanan pokok saya singkong rebus. Memasak beras hanya kalau punya uang,” ujarnya saat ditemui Tim Humas PT Gudang Garam Tbk. Kediri, yang tergerak urun tangan meringankan beban hidup Kati.
Derita Kati bermula saat ia menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Malaysia. Ia dipulangkan dari negeri Jiran itu karena dokumennya tidak lengkap. Ironisnya, setelah pulang ke Indonesia, sang suami sudah punya istri baru.
Kati yang enggan dimadu kemudian diusir dari rumah suaminya. Karena tidak memiliki anak, akhirnya Kati memutuskan hidup sendiri, di sebuah rumah beratap terpal sederhana yang ia bangun sendiri.
Sudah dua tahun Kati tinggal di gubuk terpal berukuran 3×4 meter yang serba memprihatinkan itu. Berlantai tanah, tidak ada perabot rumah tangga yang berharga. Hanya ada ranjang sederhana untuk tidur. Untuk menyambung hidup, sehari-hari Kati bekerja sebagai buruh tani.
Melalui Seksi Eksternal, Tim Humas PT Gudang Garam Tbk. Kediri memberikan bantuan berupa kebutuhan sehari-hari. Seperti sembako, pakaian, perlengkapan mandi dan cuci, serta beberapa makanan ringan ataupun instan, yang diharapkan bisa mencukupi kebutuhan Kati dalam beberapa bulan. “Ini sekaligus sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang kemanusiaan,” ujar Iwhan Tri Cahyono, Kabid Humas PT Gudang Garam Tbk.
Netizer: Sri Dento Resi Dwipoyono
Editor: Naim Ali