Selain sepakbola dan catur, bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang populer di masyarakat. Demi mendongkrak prestasi, bakat muda yang muncul dari tiap jengkal daerah idealnya musti disemai dan diapresiasi. Kompetisi, jadi jawaban pasti.
Selaras dengan hal tersebut, Gerakan Pemuda (GP) Ansor PCNU Kabupaten Kediri bekerjasama dengan PT Gudang Garam, Tbk. menghelat kompetisi bola voli. Berlangsung pada 11-14 Januari 2018, kejuaraan itu melibatkan 26 Pengurus Anak Cabang (PAC) Ansor se-Kabupaten Kediri. Perlombaan tersebut bertempat di Desa Silir, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Tepatnya di halaman SDN 1 Silir, sebelah selatan balai desa.
“Lewat kegiatan ini, siapa tahu ada bibit bakat muda dari Ansor yang berpotensi dalam cabang bola voli,” kata Munasir Huda, Ketua GP Ansor Kabupaten Kediri, di hari pamungkas perlombaan, Minggu 14 Januari 2018.
Rupanya, perlombaan ini cukup menyedot animo masyarakat sekitar. Sejak pagi anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia, sudah berkumpul di lokasi sekitar venue. Mereka sepertinya tak sabar menanti pertandingan yang akan memainkan partai semifinal dan final berlangsung. Dari 26 peserta yang bertanding sejak hari Kamis, tersisa empat tim yang saling adu tangkas untuk memperebutkan gelar juara. Keempat tim itu di antaranya PAC dari kecamatan Pare, Gurah, Ngancar dan Kepung.
Sorak-sorai penonton bahkan sudah terdengar kencang meski tim yang mereka dukung baru melakukan pemanasan. Ketika peluit wasit pertanda pertandingan dimulai, teriakan mereka semakin keras. Ratusan pasang mata penonton fokus tertuju pada bola yang silih berganti melintas di atas net. Saat smash dilancarkan oleh salah satu pemain dan wasit menyatakan bola masuk, penonton pun bergemuruh.
“Mohon agak sedikit mundur,” kata seorang panitia melalui pengeras suara. Saking antusias untuk mendukung tim jagoannya bertanding, banyak dari penonton yang melihat pertandingan berdekatan dengan garis lapangan. Panitia pun dibuat khawatir, karena bisa mengganggu jalannya permainan.
Berbeda dengan kebanyakan penonton yang terus berujar dan berkomentar sepanjang pertandingan, Katiran justru lebih hemat untuk bersuara dan cenderung mengamati. Pria asal Kecamatan Gurah berusia enam puluh dua tahun ini datang untuk mendukung tim dari PAC Gurah. Raut mukanya sesekali geram, sewaktu menyaksikan salah satu pemain dari tim yang didukungnya gagal melakukan servant.
“Rasanya jadi pengen ikut main, masak begitu saja tidak bisa” ujarnya berkelakar.
Di sela pergantian babak, Katiran bercerita bahwa ia menyukai olahraga bola voli sejak masih muda. Menurutnya, dulu ia adalah pemain yang cukup piawai. Meski tak berpostur tinggi, namun punya lompatan dan stamina yang mumpuni.
“Sampai umur 50an, saya masih sanggup bermain. Sebab, setiap hari saya antar-jemput istri bekerja di Gudang Garam menggunakan sepeda pancal,” tambah pria yang biasa disapa Mbah Ran ini.
Sayang, siang itu ia pulang dengan sedikit kekecewaan. Tim PAC Gurah gagal melaju ke babak final setelah mengalami kekalahan pada partai semifinal melawan PAC Ngancar. Meski tak seusai dengan harapan, ia masih bersyukur timnya bisa meraih juara ketiga. Juara pertama pun akhirnya jatuh ke tangan PAC Ngancar. Di pertandingan puncak, mereka sukses mengalahkan PAC Kepung dengan skor telak, 3-0.
Acara yang berakhir pada sore hari ini dihadiri oleh H. Djazuli Muhammad Ma’mun selaku ketua PCNU Kabupaten Kediri. Saat memberi sambutan di akhir acara, ulama yang berasal dari Pondok Pesantren Ploso itu menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini.
“Selain meramaikan olahraga tradisional seperti pencak dor, tak ada salahnya membuat kegiatan yang mewadahi hobi. Dan semoga silaturahmi antar PAC Ansor di Kediri terjaga dengan baik,” kata ulama yang populer disapa Gus Ma’mun itu. (Kholisul Fatikhin)