• Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan
Rabu, 1 Februari 2023
Kediripedia.com
Advertisement Banner
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home KOMUNITAS

Menggores Minggu, Menggairahkan Kota yang Gagu

02 Des 2016
in KOMUNITAS
Reading Time: 3 menit
15
Menggores Minggu, Menggairahkan Kota yang Gagu
120
VIEWS
Teruskan ke WhatsappBagikan ke FacebookCuitkan ke Twitter

Salah satu entitas yang bisa dijadikan rujukan untuk mengukur denyut nafas sebuah kota adalah keberadaan para perupa. Karya dan keterlibatan orang-orang yang bergelut dalam dunia seni rupa, berpotensi mendorong sebuah kawasan menjadi lebih dinamis dan hidup.

poster-horeDi Kediri, Jawa Timur, sekelompok seniman secara aktif membaur ke masyarakat luas dan menjadikan ruang publik sebagai tempat berkarya. Tiap hari Minggu, mereka berkumpul, berdiskusi, dan berkarya bersama. Para perupa itu ingin menjadi penyeimbang berbagai budaya dan gaya hidup yang terus hadir memasuki semua relung kehidupan. Aktifitas rutin itu dikenal dengan sebutan #menggoresminggu – diambil dari hashtag yang sering mereka gunakan untuk mensosialisasikan acara tersebut di media sosial.

Jelajahi pustaka Kediripedia

Taman Sekartaji Disulap Jadi Galeri Seni Rupa

Adu Orisinalitas Vespa di Scooter Contest KSF 5 Berjalan Kompetitif

Siswa SMP Menjuarai Balapan Vespa Fun Cross KSF 5

“Terlampau banyak budaya baru yang datang, akibatnya kita dan kota kita menjadi gagu dan sulit menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi,” kata Urip Santoso, pemrakarsa #menggoresminggu kepada kediripedia.com, Kamis 1 Desember 2016.

Langkahnya didukung sejumlah perupa muda Kediri, seperti Dandy Ardy, Dodoth Widodo Putra, Dyah Purnawati, Fahma Ainu, Andik Rude, dan Woro Puspaningrum. Gerakan itu juga amat terbuka buat siapapun yang ingin terlibat. Mereka boleh mengekspresikan ide dan gagasa seni rupa dalam bentuk apapun. Bisa sketsa, doodle, artwork, lukisan kanvas, bahkan mural dan graffiti.

Advertisement Banner

Aksi mingguan itu dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama, pukul 06.00 – 08.00, untuk siswa Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar di Terpal Biru Mas Urip. Lapak itu digelar di kawasan Jalan Doho berbarengan dengan even Car Free Day (CFD). Sesi kedua, pukul 09.00 – selesai, untuk umum, digelar di berbagai tempat yang berpindah-pindah sesuai kesepakatan.

“Siapa saja boleh memberi usul dan masukan tempat, tema, dan rancangan acara #menggoresminggu untuk umum,” kata Dodoth.

(Foto : dok. menggoresminggu)
(Foto : dok. menggoresminggu)

Beberapa komunitas yang memperkuat kegiatan itu diantaranya adalah Pasukan Seni Rupa (Panser) Kediri, Doodle Art Kediri, Kolcai (Komunitas Lukis Cat Air), Artileri (Artswork Illustration Kediri), dan Terpal Biru Mas Urip.

Secara aktif, selain mempopulerkan melalui media sosial, komunitas-komunitas pendukung juga menerbitkan buletin “Ruang Rindu” yang dikerjakan Biro Propaganda Hore Hore. Biro yang dibentuk dari kalangan mereka sendiri itu bertugas mensosialisasikan kegiatan dan misi mereka kepada publik. Selain menggarap bulletin dan media sosial, juga meluaskan acara mereka melalui pamflet dan stiker.

“Dananya kami kumpulan dari hasil saweran para pegiat dan simpatisan,” kata Dandy Ardi, mahasiswa yang sedang berkonsentrasi meramu gaya seni rupa ekspresionis dan tragedi.

Sejak digelar pertama di kawasan Jembatan Lama, Kota Kediri pada tanggal 28 Agustus 2016, #menggoresminggu secara rutin bergulir hingga putaran ke-13. Aksi terbaru mereka diselenggarakan di kawasan Gua Selomangleng, hari Minggu lalu.

(Foto : dok. menggoresminggu)
(Foto : dok. menggoresminggu)

Sebelumnya di perempatan Bank Indonesia, Gereja Merah, Sasana Graha Surya Kencana Kompleks PT Gudang Garam Tbk., Lapangan Brawijaya & Water Toren, Aloon Aloon Kediri, Jalan Doho, Kantor Karesidenan & Bundaran Sekartaji, Kawasan Ringin Anom & Klenteng, perempatan Retjo Penthoeng, Pabrik Gula Pesantren Baru, dan Jalan Basuki Rahmad depan Hotel Merdeka.

Selain terus menggiatkan #menggoresminggu yang semakin banyak pesertanya, tiap Jumat malam pukul 19.00 – selesai, mereka juga menggelar GNOTA (Guyub Nongkrong Orangtua Asoy). Acara itu berupa belajar bersama dengan materi Artwork Drawing, Doodle Drawing, Lukis Cat Air, Sketsa Wajah, dan Sketsa Suasana. Tempat yang dipilih adalah Kedai Kata Kita di Jalan Perintis Kemerdekaan, sebelah barat Balai Kelurahan Ngronggo.

Saat ini tim #menggoresminggu sedang bersinergi dengan para perupa di Kabupaten Kediri. Mereka mulai menghitung kemungkinan untuk bergerak ke sejumlah tempat bersejarah. Diantaranya, ke situs Calon Arang di Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri dan berbagai candi. .

“Banyak anak-anak kita tidak tahu sejarah tentang Calon Arang, padahal itu merupakan kulminasi sejarah yang bisa dikaji dari berbagai sisi keilmuan,” jelas Dodoth. “Ironis sekali, di Pulau Bali dan dunia internasional nama Calon Arang amat populer, tapi kita tidak terlalu mengenalnya.”

Sepertinya aksi #menggoresminggu masih akan terus bergulir ke seluruh penjuru angin. Para pegiatnya perlu nafas panjang untuk menjaga niat baik, agar tidak kehabisan energi di tengah jalan. Dan itu hanya bisa terjadi jika masyarakat memberi apresiasi baik buat mereka. (Dwidjo U. Maksum)

(Foto : Nakula)
(Foto : Nakula)
SendShare9Tweet6
Previous Post

Berburu Benda Lawas Sembari Ngopi di Rumah Tua

Next Post

Kontributor, Makhluk Apakah itu?

Next Post
Kontributor, Makhluk Apakah itu?

Kontributor, Makhluk Apakah itu?

Setono Betek, Pasar Sayur di Malam Hari

Setono Betek, Pasar Sayur di Malam Hari

Kediripedia Beriklan

PILIHAN REDAKSI

Pencipta Soundtrack Game Asal Kediri Raih Penghargaan Internasional

Pencipta Soundtrack Game Asal Kediri Raih Penghargaan Internasional

17 Mei 2022
834
Bahasa Ngapak Tak Mengenal Kasta

Bahasa Ngapak Tak Mengenal Kasta

15 Juni 2022
1.5k

JELAJAHI

  • BISNIS (59)
  • DESTINASI (60)
  • EDUKASI (45)
  • KOMUNITAS (141)
  • KULTUR (158)
  • PEOPLE (101)
  • SURYAPEDIA (73)
  • Uncategorized (1)
  • Video (2)
Currently Playing

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Video

Kaos Gaple, Kaosnya Orang Kediri

Video
Currently Playing
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan

SOSIAL MEDIA

No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In