MATAHARI belum tepat di atas ubun-ubun, ketika para pelukis dari komunitas RUPA KITA berkumpul di halaman Perpustakaan Umum Kota Kediri. Mereka duduk berjejer sembari menggambar secara keroyokan di media lukis berupa kain kanvas putih sepanjang 12 meter. Spidol, cat, dan kuas, yang diayunkan bergantian, membentuk gambar berbagai bangunan tua Kota Kediri.
“Kegiatan ini digagas untuk meramaikan bulan Mei sebagai Bulan Menggambar Nasional,” kata Bambang Suharsono, salah seorang penggerak acara, Kamis 26 Mei 2022.
Pria yang akrab disapa Bambang Srengenge itu menjelaskan, selain merayakan Bulan Menggambar, acara ini bertujuan mengenalkan pada publik bahwa pelukis di Kediri masih eksis. RUPA KITA merupakan akronim dari Perupa Kediri Kota yang terbentuk sejak tahun 2016. Wadah ini dibentuk untuk menggairahkan kegiatan seni lukis dari segala aliran, media, dan usia.
Menurut lelaki berumur 47 tahun itu, bangunan heritage di Kediri dipilih sebagai tema menggambar karena mempunyai arsitektur yang menarik. Di antaranya Monumen Kediri Syu, Gereja Merah, Water Torn, Balai Kota, Jembatan Lama, Masjid Agung, dan Klenteng Tjoe Hwie Kiong.

“Ada 12 pelukis yang berpartisipasi di kegiatan ini,” kata Bambang. Dia menambahkan, pembatasan aktivitas akibat pandemi Covid-19 yang sudah dilonggarkan mendorong seniman untuk mulai berkegiatan.
Sepanjang acara, belasan seniman itu tampak serius. Bising kendaran yang melintas di Jalan Diponegoro, Kota Kediri tak mengganggu proses mereka demi menghasilkan karya terbaik. Sesekali mereka beranjak dari tempat duduk ketika harus memberikan sentuhan detail pada gambar.
Para pelukis unjuk kebolehan menggambar dengan mengusung berbagai konsep. Misalnya, menempelkan lipatan kertas ke gambar Kelenteng Tjoe Hwie Kiong. Sehingga, tembok bangunan kelenteng terlihat timbul seperti lukisan 3 dimensi.
Ada pula seniman yang melukis dengan satu warna saja atau monokromik. Salah satunya, Ali Shodiqin, pelukis asal Gurah itu menggambar Jembatan Lama. Lewat goresan cat satu warna, dia membuat bangunan bersejarah di Kota Kediri itu terlihat elegan dan dramatis.
“Dengan adanya acara ini, semoga mampu minat masyarakat pada karya dari perupa Kediri,” kata Ali Shodiqin.
Seniman yang karyanya dikoleksi warga Amerika ini menambahkan, gambar-gambar yang dihasilkan seniman RUPA KITA patut diperhitungkan. Wadah ini juga secara rutin menggelar pameran, salah satunya di rangkaian acara tahunan memperingati Hari Jadi Kota Kediri. (Ryan Dwi Candra)
Discussion about this post