• TENTANG KAMI
  • KERJASAMA
Kediripedia.com
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
Tidak ada hasil
Tampilkan semua
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
Tidak ada hasil
Tampilkan semua
Kediripedia.com
Tidak ada hasil
Tampilkan semua

Bahasa Ngapak yang Lucu Itu Ternyata Berasal dari Kalimantan

in KULTUR
2 menit baca
0
kabupaten banyumas

Alun-alun Banyumas. (Foto: Ryan)

52
SHARES
433
VIEWS
Bagikan ke FacebookCuitkan di TwitterKirim ke Whatsapp

STIGMA lucu selalu terasa ketika menjumpai orang yang bertutur dengan dialek Ngapak. Kesan humoris itu muncul,salah satunya karena karakter Ngapak pernah dibawakan sejumlah pelawak di Indonesia. Di antaranya, S. Bagio yang terkenal lewat grup Bagio CS, Indro dan Kasino di Warkop DKI, ada juga Kartika Putri dan Cici Tegal.

Bahasa Ngapak yang masih serumpun dalam budaya Jawa ini digunakan sebagai bahasa sehari-hari masyarakat di wilayah Eks-Karisidenan Banyumas hingga di sekitar lereng Gunung Slamet, Jawa Tengah. Antara lain, Kabupaten Banyumas, Cilacap, Kebumen, Purbalingga, Banjarnegara, Tegal, dan Brebes.

Namun barangkali tak banyak yang tahu, jika sebutan Ngapak sebenarnya adalah olok-olokan. Istilah Ngapak muncul karena para penuturnya memberi penekanan saat mengucapkan kata berakhiran konsonan “K”. Misalnya, kata “bapak”yang dilafalkan dengan artikulasi gamblang dan jelas.

“Penyebutan Ngapak itu olok-olokan. Bagi penutur asli, bahasa ini dikenal dengan dialek Banyumasan atau Penginyongan,” kata Ahmad Tohari, Sastrawan dan Budayawan Banyumas, Kamis, 5 Mei 2022.

Penulis novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk ini menjelaskan, dialek Banyumasan adalah bahasa turunan dari sastra sansekerta. Dalam kajian genealogi atau asal usul sejarah, Ahmad Tohari menyebut jika nenek moyang orang-orang Banyumas berasal dari Kutai, Kalimantan. Keterangan itu dia kutip dari buku  Indonesia di Ambang Sejarah  yang ditulis van der Muelen, sejarawan Belanda.

Baca Jugadi Kediripedia

Mengenal Ki Hadjar Dewantara Lewat Lukisan Dyan Anggraini

Dari Jurnalis Kini Menjadi Penulis Buku yang Produktif

Penulis Ronggeng Dukuh Paruk
Ahmad Tohari, Sastrawan dan Budayawan Banyumas. (Foto: Ryan)

Sekitar abad ke 3 Masehi, para pendatang dari Pulau Borneo memasuki tanah Jawa pada era pra-hindu atau sebelum terbentuknya Kerajaan Kutai Kertanegara. Mereka mulai penetrasi ke Jawa melalui Cirebon, lalu menuju Gunung Ceremai Jawa Barat, Gunung Slamet, serta di lembah Sungai Serayu, Banyumas.

Suku Kutai yang menetap di lereng Gunung Cermai membuat peradaban Sunda. Sementara pendatang yang bermukim di sekitar Gunung Slamet dan Sungai Serayu mendirikan Kerajaan Galuh Purba. Kerajaan inilah yang konon melahirkan para penguasa di Jawa. Di antaranya, Wangsa Syailendra yang terkenal dengan Candi Borobudur, serta Wangsa Sanjaya atau Mataram Kuno yang dipimpin Mpu Sindok.

“Sayangnya tidak banyak peninggalan arkeologi dan literasi era Kerajaan Galuh Purba,” ujar Ahmad Tohari.

Dia menambahkan, cikal bakal bahasa Banyumasan dari Suku Kutai serta peradaban Galuh Purba masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Sejauh ini, penelitian ilmiah yang menerangkan asal usul orang Banyumasan hanya dari van der Muelen saja.

Akan tetapi, Ahmad Tohari menyebut jika tinggalan Galuh Purba yang hingga kini masih bisa dirasakan adalah dialek Banyumasan atau Panginyongan. Sehingga, kemungkinan besar peradaban di era Galuh Purba masih memegang budaya lisan, tidak seperti kerajaan di Jawa Timur yang banyak ditemukan tinggalan literatur atau karya tulis. (Ryan Dwi Candra)

Komentar

Follow Us

  • 1.8k Followers

Recommended

kalisat jember

Solidaritas Bikin Kaos Buat Ongkos Terbang ke Frankfurt

2 weeks yang lalu
289
PWI Kediri Surati Presiden Agar Segera Perintahkan Lockdown

PWI Kediri Surati Presiden Agar Segera Perintahkan Lockdown

2 years yang lalu
1.4k

Hasil Hutan Non Kayu yang Menjanjikan

6 years yang lalu
428
Pertama dalam Sejarah, Peresmian Pembangunan Bandara Dilakukan Secara Virtual

Pertama dalam Sejarah, Peresmian Pembangunan Bandara Dilakukan Secara Virtual

2 years yang lalu
2.3k

KATEGORI

  • BISNIS
  • DESTINASI
  • EDUKASI
  • KOMUNITAS
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
  • Video

TOPIK

#AJI #belanda #Bisnis #candi #corona #covid19 #destinasi #digital #EDUKASI #film #GG #gudanggaram #headline #india #jurnalis #Kediri #kediripedia #kelud #kolonial #komunitas #kuliner #kultur #mahasiswa #musik #pandemi #pare #people #scooterist #SEJARAH #SeniBudaya #suryapedia #vespa Bisnis Corona Covid-19 Destinasi Jombang Kediri kultur people sejarah seni sepeda Tulungagung Virus Corona

Like us

Tidak ada hasil
Tampilkan semua

HEADLINE

Dari Jurnalis Kini Menjadi Penulis Buku yang Produktif

Kin Sanubary, Sang Penyelamat Ribuan Koran Lama Sedunia

Kopi Sarongge dan Kisah Perjuangan Tosca Santoso

Solidaritas Bikin Kaos Buat Ongkos Terbang ke Frankfurt

Aktivis Sudut Kalisat Ikut Pameran Seni Dunia di Jerman

Bahasa Ngapak Tak Mengenal Kasta

Trending

Mengenal Ki Hadjar Dewantara Lewat Lukisan Dyan Anggraini
KULTUR

Mengenal Ki Hadjar Dewantara Lewat Lukisan Dyan Anggraini

oleh Kediripedia
1 July, 2022
339

DUA ruang kelas Sekolah Tamansiswa Kediri diubah layaknya galeri pameran seni rupa. Belasan lukisan ditata berjejer, lengkap...

Tamansiswa Kediri, Sekolah Tempat Persembunyian Para Kombatan Kemerdekaan

30 June, 2022
636

RUPS Gudang Garam Mengangkat Jajaran Direksi Baru

28 June, 2022
677
Dari Jurnalis Kini Menjadi Penulis Buku yang Produktif

Dari Jurnalis Kini Menjadi Penulis Buku yang Produktif

23 June, 2022
555
kin sanubary

Kin Sanubary, Sang Penyelamat Ribuan Koran Lama Sedunia

22 June, 2022
478
Kediripedia.com

© 2020 Kediripedia.com

#jalanjalandangembira

  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • KERJASAMA
  • KONTAK

Follow Us

Tidak ada hasil
Tampilkan semua
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA

© 2020 Kediripedia.com