KOTA Surabaya diselimuti mendung dan gerimis sepanjang hari Minggu, 24 Maret 2019. Meski begitu, tidak menyurutkan ribuan warganya memadati ruas-ruas jalanan kota; mulai dari kawasan Tugu Pahlawan sampai Taman Bungkul. Karena di jalur sejauh lima Kilometer itu beralih fungsi laeknya sebuah panggung, untuk ajang pentas Parade Budaya dan Pawai Bunga “Surabaya Vaganza 2019”.
Karnaval tahunan tersebut terwujud atas prakarsa Pemerintah Kota Surabaya. Digelar sebagai awal rangkaian acara HUT Kota Surabaya ke-726.
“Perayaan ini biasanya dilakukan di bulan Mei, di mana di bulan Mei adalah hari jadi Kota Surabaya,” kata Tri Rismaharini, Walikota Surabaya, pada sambutannya saat pembukaan acara di area Tugu Pahlawan. Turut hadir dalam seremoni, Wakil Walikota Surabaya, Walikota Batu, Blitar, Mojokerto, dan Kupang. Kemudian mereka ikut konvoi naik bersama barisan mobil Jeep Willys di kelompok terdepan setelah regu pengibar bendera pusaka.
Pada pagelaran kali ini, masyarakat Kota Pahlawan dimanjakan oleh penampilan 77 kontingen perwakilan lembaga, instansi, organisasi juga komunitas lokal maupun luar wilayah seperti Bali, Kupang, dan Papua. Mayoritas peserta menyuguhkan kreasi unik mobil hias, bernuansa kultur nusantara yang dipadu dengan rangkaian apik warna-warni bunga. Sepadan dengan tema pawai, yaitu Puspawarni Indonesia, dimaksudkan memberi makna warna-warni aneka ragam seni dan budaya asli Indonesia.
Ada yang menonjolkan tradisi daerah, seperti adat dari tanah Cirebon, Bali hingga Papua. Terdapat pula yang mengangkat konsep kekayaan bahari dengan mempertunjukkan suasana dunia atlantis. Sempat juga jadi pusat perhatian penonton, arak-arakan komunitas pemerhati peradaban rakyat negara India berpakaian lengkap khas negeri Barata.
Namun, satu di antara partisipan yang paling banyak menarik antusias warga ibukota Jawa Timur adalah delegasi PT Gudang Garam, Tbk. (GG). Lensa kamera gawai para pengunjung, seringkali menyorot karya megah GG berupa replika kerajaan Jenggala, sebagai latar empat kuda terbang penarik kereta kencana yang dikendarai seorang ratu berparas ayu.
Penampilannya diperkuat oleh gerak lincah sepuluh penari pengiring seorang raja dan pasukannya; antara lain dua punggawa, enam bidadari dan delapan prajurit. Tak ayal kedua puluh delapan talenta itu acap kali jadi rebutan masyarakat yang menginginkan foto bersama.

“Kami mengusung tema Wonderland of Java,” kata Iwhan Tri Cahyono, Kabid Humas GG, sembari ikut jalan kaki mengawal rombongan saat mulai mendekati Hotel Majapahit di jalan Tunjungan Surabaya.
Ia menjelaskan, gagasan “tempat impian di Pulau Jawa” terinspirasi dari keelokan taman sari kerajaan Kediri di masa lampau, disandingkan dengan asrinya taman Kota Surabaya di masa kini. Kehadirannya membawa pesan bahwa sebagai perusahaan besar, GG tetap berkomitmen menjaga dan peduli terhadap lingkungan.
Deretan mobil hias mencapai bilangan Patung Banteng ketika waktu mendekati pukul dua belas siang. Gerimis kembali turun, tapi kumpulan massa tetap enggan beranjak dari trotoar. Keramaiannya terpantau makin rapat di tepi adimarga sekitar SMK Santa Maria, titik akhir rute Surabaya Vaganza 2019.
“Ini hiburan gratis bagi saya. Sayangnya diadakan cuma setahun sekali. Jadi kalau terlewat, harus sabar nunggu sampai tahun depan,” kata Sumintarsih, warga Surabaya. (Naim Ali)