PULUHAN karya seni menghiasi area Taman Sekartaji pada Kamis dan Jumat, 22-23 Desember 2022. Selama dua hari berturut-turut, ruang terbuka hijau di Kota Kediri itu disulap menjadi galeri berbagai kreasi seni rupa. Lukisan, cukil, ilustrasi, fotografi, instalasi lampu, dan lukisan 3 dimensi, dipajang di tembok gedung yang terletak di tengah taman.
Pameran yang digelar Jawa Pos Radar Kediri ini bertajuk Selasar Seni Daha. Sebanyak 32 perupa diundang untuk menampilkan karya terbaiknya. Mereka datang dari Kediri, Jogja, Tuban, Tulungagung, dan Jombang.
Acara ini dikemas dengan konsep edukatif, sehingga bisa dinikmati semua kalangan. Karya-karya pameran dipasang di pigura, disertai catatan berisi nama, asal seniman, dan keterangan singkat. Pengunjung yang ingin mengetahui lebih jauh bisa bertanya langsung pada pembuatnya. Sebab, para perupa tersebut juga hadir di lokasi acara.
“Saya kira acara ini adalah pameran dengan seniman terbanyak pertama kali di Kediri,” kata Puspitorini Dian Hartanti, Manager Event Radar Kediri.
Perempuan yang akrab disapa Dian itu menerangkan, Radar Kediri juga baru pertama kali ini menggandeng para perupa untuk menggelar pameran. Selasar Seni Daha menjadi acara penutup tahun 2022, sekaligus memberikan wadah bagi seniman agar karya mereka bisa dinikmati masyarakat luas.
Misi itu dituangkan dalam tema Flowers and Blooms. Area event didominasi nuansa warna-warni bunga. Seperti tema yang diusung, harapannya seniman akan terus bermekaran sehingga dapat mewarnai kehidupan masyarakat, terutama di Kediri.
Para seniman itu diberikan kesempatan berdiskusi dengan para pengunjung di acara Artist Talk. Perwakilan seniman menceritakan suka duka mereka dalam mengarungi dunia seni. Mereka juga menyampaikan ide serta peluang berkembangnya dunia seni rupa.
Acara pameran ini juga diramaikan dengan festival musisi jalanan. Ajang kompetisi ini diikuti 12 peserta yang berasal dari wilayah Eks-karesidenan Kediri. Mulai dari anak sekolah, musisi jalanan, hingga pengamen, saling unjuk kualitas dalam bermusik.
“Festival ini sebagai upaya untuk meningkatkan semangat bermusik para musisi,”ujar Dian.
Di atas panggung yang terletak di tengah taman, para penampil menyanyikan lagu secara bergantian. Festival tidak membatasi genre, musik harus dibawakan sekreatif mungkin di hadapan para juri. Pentas musik ini semakin menghidupkan suasana pameran seni rupa yang dikunjungi ratusan warga Kediri.
Salah satu perupa yang berpartisipasi yaitu Indra Prayogi dari komunitas Prewangan Studio. Pria asal Tuban itu menampilkan instalasi lampu berputar dengan nama Susanto Vibration. Dinamakan demikian karena terinspirasi dari Susanto, pria yang mahir membuat layangan besar di Tuban.
Yogi menyuguhkan karya seni rupa bernuansa robotik. Pameran di Kediri ini menurutnya sangat berkesan. Ia tak menyangka banyak seniman yang antusias mengikuti acara kali ini.
“Di sini kami dapat bertemu para seniman lain dari beberapa daerah dan karyanya,” ujar laki-laki asal Sobontoro, Tambakboyo, Tuban tersebut.
Acara Selasar Seni Daha ditutup pada Jumat malam dengan pembagian hadiah bagi musisi terbaik dan panggung hiburan. Beberapa musisi lokal Kediri yang tampil di antaranya Gayung Bersambut, Allegro, Art of Symphony, serta art dance dari Yulela Nur Imama. Pentas musik itu menjadi sajian pelengkap kemeriahan acara pameran seni di Taman Sekartaji. (Ahmad Eko Hadi)
Discussion about this post