• HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
Saturday, 17 May 2025
Kediripedia.com
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home KOMUNITAS

Tersebab Corona, Festival Penulis Borobudur Dialihkan Menulis Buku

06 Jul 2020
in KOMUNITAS
Reading Time: 3 mins read
0

BERBEDA dengan perhelatan sebelumnya, rangkaian event Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) di tahun 2020 seperti seminar, pemutaran film, dan pementasan seni rencananya digelar secara online. Di tahap awal penyelenggaraan, BWCF akan menerbitkan buku berisi kajian epidemi di masa kuno dari lintas keilmuan. Peneliti botani, arkeolog, antropolog, filolog, sastrawan, pemerhati filsafat Nusantara, pegiat budaya, dan praktisi adat; diajak ikut meluangkan pemikiran dan menulis tentang pageblug.

“Masa kuno tidak terbatas dari masa kolonial saja, tetapi juga pada era klasik Nusantara atau Hindu-Budha, bahkan sampai zaman prasejarah,” kata Seno Joko Suyono, salah seorang konseptor BWCF, Senin, 6 Juli 2020.

Jelajahi pustaka Kediripedia

Perlindungan Hukum Bagi Pers Mahasiswa Perlu Diperkuat

Riding Vespa Hari Kartini Menyongsong Kediri Scooter Festival 8

Baznaz Kota Kediri Ajak Anak Yatim Belanja Baju Lebaran di Mall

Menurut Seno, meruyaknya wabah Covid-19 menjadi dasar gelaran BWCF 2020 mengusung konsep tentang wabah-wabah kuno yang pernah melanda Nusantara. Selama ini, sejarah wabah kuno di Nusantara tak pernah dihimpun dan dipelajari secara sistematis. Dengan terbitnya buku tersebut, nantinya akan berguna sebagai bahan rujukan bila ada pandemi baru seperti sekarang ini.

Rekaman adanya wabah-wabah kuno di Nusantara tersebar dalam manuskrip, relief, situs, upacara tolak bala, mantra, tarian dan musik, folklor, mitos, hingga hazanah pengobatan rempah-rempah dan herbal. Dari berbagai sudut pandang tersebut, BWCF mengelaborasi lagi menjadi 20 Subtema. Di program Call for Papers, peserta dapat memilih tema sesuai dengan fokus keilmuan masing-masing.  

Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) 2020.

Dalam gelaran BWCF 2020 ini peserta tidak dikenakan biaya apa pun. Tahap awal program dibuka dengan pengiriman abstrak ke email cfpbwcf2020@gmail.com disertai nomor kontak dan alamat. Batas akhir pengiriman abstrak yaitu pada 25 Juli 2020 dan yang terpilih akan diumumkan pada 30 Juli 2020.

Jika abstrak yang dikirimkan telah terpilih, konsep penulisan ditentukan dengan panjang 10 lembar kuarto A4, belum termasuk daftar pustaka. Ditulis dengan font Time News Roman, jarak 1,5 spasi, ukuran font 12. Penulis yang naskahnya dimuat akan menerima sertifikat dan buku kumpulan tulisan. Batas pengiriman tulisan dibatasi hingga 10 September 2020.

Naskah-naskah terbaik nantinya akan dikompilasi bersama tulisan dari sejumlah tokoh kebudayaan Indonesia maupun mancanegara. Di antaranya, Prof. Dr. Oman Fathurahman, Guru Besar Filologi FAH UIN Jakarta, Pengampu NGARIKSA; Dr. Titi Nastiti, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional; Dr. Andre Acri, Ecole Pratique des Haustes Etudes, PSL University, Paris, Perancis; Dr. Lidya Kieven Friedrich-Wilhelm-Universitat Bonn, Jerman; Sugi Lanus (Pembaca Manuskrip Lontar Bali dan Jawa Kuno, dan Dr. Diane Butler Program Studi S3 Kajian Budaya, Universitas Udayana, Bali.

Sejumlah Subtema untuk program Call for Papers BWCF 2020.

Borobudur Writers & Cultural Festival, perhelatan tahunan berskala internasional ini sudah diselenggarakan sejak 2012. Pada tiap tahunnya, BWCF menyajikan tema utama terpilih yang dianggap mampu merangsang publik agar menyadari kembali keunikan dan kekayaan berbagai pemikiran sastra, kesenian, dan religi nusantara. Berbagai khazanah literasi dan kebudayaan nusantara didiskusikan kembali untuk menemukan relevansi aktual bagi masa kini dan masa depan Indonesia.  

Sejumlah tema di BWCF antara lain, Memori dan Imajinasi Nusantara: Musyawarah Agung Penulis Cerita Silat dan Sejarah Nusantara (2012), Arus Balik: Memori Rempah dan Bahari Nusantara (2013), Ratu Adil: Kuasa & Pemberontakan di Nusantara (2014), Gunung dan Mitologi di Nusantara (2015), Merayakan 200 Tahun Serat Centhini (2016), Gandawyuha dan Pencarian Religiusitas Agama-agama di Nusantara (2017), Traveling & Diary, Membaca Ulang Catatan Harian Pelawat Asing ke Nusantara (2018), serta Tuhan dan Alam: Membaca Ulang Panteisme – Tantrayana dalam Kakawin dan Manuskrip-Manuskrip Kuno Nusantara (2019). Sedangkan di tahun 2020, BWCF tetap digelar di tengah pandemi virus corona program Call of Paper atau menulis bersama tentang Wabah-Wabah Di Nusantara: dari Kisah Manuskrip-Relief, Pengobatan Rempah Sampai Mitigasi Lokal. (Kholisul Fatikhin)

Tags: #headline#SEJARAHborobudurBWCFPageblugPandemi
Previous Post

Raja Sepeda Bekas dari Kediri

Next Post

Karya Seni Sebagai Ruang Kontemplasi di Masa Pandemi

Next Post
Karya Seni Sebagai Ruang Kontemplasi di Masa Pandemi

Karya Seni Sebagai Ruang Kontemplasi di Masa Pandemi

Candi Kalicilik, Jejak Ken Arok di Lereng Gunung Kelud

Candi Kalicilik, Jejak Ken Arok di Lereng Gunung Kelud

JELAJAHI

  • BISNIS (108)
  • DESTINASI (95)
  • EDUKASI (85)
  • KOMUNITAS (191)
  • KULTUR (202)
  • PEOPLE (218)
  • SURYAPEDIA (82)
  • Uncategorized (6)
  • Video (2)
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

SOSIAL MEDIA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA