SEKELOMPOK pemuda menyusuri Jalan Dhoho Kota Kediri yang sedang ramai pejalan kaki pada Minggu, 3 September 2022. Di acara Car Free Day (CFD) itu, mereka bertanya kepada sejumlah pengunjung secara acak. Di antaranya tentang sejauh mana wawasan pencegahan hoax serta keamanan data pribadi di internet.
Cara ini dilakukan sebagai upaya sosialisasi kepada warga bagaimana menjadi pengguna internet yang aman. Dialog langsung dengan masyarakat tersebut diinisiasi oleh peserta Sekolah Relawan Literasi Digital (SLRD). Acara itu merupakan kolaborasi antara Jawara Internet Sehat Jatim dengan Yayasan Askara Insan Nusantara.
“Dunia digital yang semakin canggih perlu diimbangi dengan edukasi, agar masyarakat semakin berhati-hati pada segala kemudahan yang ditawarkan internet,” kata Choirul Anam, Ketua Yayasan Askara Insan Nusantara.
Dialog lewat turun langsung ke masyarakat merupakan praktik langsung, sekaligus puncak acara dari sekolah literasi digital. Program ini diselenggarakan atas dukungan ICT Watch, Whatsapp, Relawan TIK, Siber Kreasi, dan Kominfo.
Sekolah berlangsung selama dua hari, pada Sabtu dan Minggu, 3-4 September 2022 di Taman Baca Puri Anjali, Kaliombo, Kota Kediri. Panitia menggandeng beberapa pemateri, di antaranya Dyah Nurwahjuni sebagai perwakilan dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Kediri, Fatma Puri sayekti Pendiri Taman Baca Puri Anjali ,serta Cahya Suryani M.A Koordinator Wilayah MAFINDO Mojokerto. Sedangkan peserta yang mengikuti kegiatan ini berasal dari Omah Wacan Sangsembung, Senyum Desa Kediri, Teras Baca Lentera Cita, Taman Baca Puri Anjali, Pendaki Menulis, dan Insan Genre.
Sejumlah materi yang disampaikan terkait pentingnya mengetahui ciri-ciri hoax dan perlindungan data pribadi. Misalnya, menggunakan password yang sulit ditebak, mewaspadai tautan phising yang bisa membuat data pribadi bocor atau dicuri, hingga berhati-hati saat Menggunakan Wi-Fi di tempat umum.
Melindungi data pribadi di internet amat penting agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Ketika abai melindungi data pribadi dapat merugikan diri sendiri, termasuk rentan menjadi sasaran korban modus kejahatan. Pelaku dapat menggunakan informasi pribadi, meliputi nama, nomor kependudukan, alamat, dan tanpa ada persetujuan.
Dengan mengikuti SLRD ini, peserta nantinya bisa menyampaikan wawasan ini secara luas ke masyrakat agar semakin melek dunia digital. Relawan-relawan yang sudah mengikuti pelatihan diharapkan menjadi pioneer literasi dan anti hoax di komunitas masing- masing dan masyarakat. Contohnya lewat kegiatan turun langsung ke CFD melakukan wawancara terkait hoax dan cek fakta. Itu bisa menjadi contoh bagaimana edukasi keamanan digital bisa dilakukan secara efektif.
“Kegitan ini sangat bermanfaat dan luar biasa memadukan kegiatan dalam kelas dan praktik langsung di luar ruangan” Kata Shodiq.
Dia merasa acara yang diselenggarakan selama 2 hari itu sangat penting dan perlu diterapkan di berbagai komunitas. Selain sesuai dengan perkembangan berita bohong yang semakin menyebar luas di zaman sekarang, keamanan data pribadi juga harus menjadi fokus utama bagi masyarakat dan pemerintah. (Ahmad Eko Hadi)
Discussion about this post