• TENTANG KAMI
  • KERJASAMA
Kediripedia.com
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
Tidak ada hasil
Tampilkan semua
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
Tidak ada hasil
Tampilkan semua
Kediripedia.com
Tidak ada hasil
Tampilkan semua

Eksotisme Tempat Minum Lokomotif Mesin Uap di Kediri

in DESTINASI
4 menit baca
0
267
SHARES
2.1k
VIEWS
Bagikan ke FacebookCuitkan di TwitterKirim ke Whatsapp

PENEMUAN teknologi mesin uap pada tahun 1784, membuka lembaran baru peradaban era modern. Benda ciptaan James Watt ini salah satunya diterapkan pada moda transportasi darat, kereta api. Penggunaan lokomotif bertenaga uap berhasil mendorong percepatan ekonomi yang ditandai dengan peristiwa Revolusi Industri di Inggris.

Kereta yang digerakkan dengan turbin energi uap masuk ke Indonesia pada masa kolonial. Di periode tahun 1900 hingga 1920, Pemerintah Hindia Belanda gencar membangun infrastruktur kereta untuk meningkatkan industri gula. Salah satunya, di kawasan Kediri, Jawa Timur.

Setiap pabrik dilengkapi jalur rel lori angkutan yang menghubungkan perkebunan tebu ke lokasi produksi. Sayangnya, dari sebelas pabrik hanya ada tiga yang masih berproduksi sampai sekarang. Antara lain Pabrik Gula Mrican, PG Pesantren, dan PG Ngadirejo. 

Meski sudah seabad berlalu, jejak-jejak kejayaan industri gula di Kediri masih bisa dijumpai hingga kini. Baik itu berupa dokumen foto, maupun tinggalan fisik seperti infrastruktur jalur kereta dan sejumlah bangunan bekas pabrik gula. Salah satu heritage yang sampai sekarang terjaga keasliannya yaitu menara berarsitektur kolonial di belakang Kantor Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri.

Berwarna putih pudar, dua menara itu masih berdiri kokoh di antara ladang-ladang tebu. Keduanya mempunyai konstruksi berbeda meskipun berdekatan. Bangunan di sebelah utara didesain ramping dengan tinggi sekitar 20 meter mirip menara masjid. Sedangkan satunya berukuran pendek dengan diameter lebih lebar menyerupai jamur. Atap kedua menara terbuat dari besi tipis berwarna cokelat tua akibat berkarat.

Baca Jugadi Kediripedia

Dari Jember Bekerja dan Berkeluarga di Canterbury Inggris

Mencicipi Sroto di Depot Raja Soto Lama H. Suradi Banyumas

“Menara itu digunakan sebagai tempat mangkal trem uap perkebunan tebu di zaman Belanda,” ujar Budi Iswanto, salah seorang warga Desa Kandat, Minggu, 19 Juli 2020.

Dia menerangkan, masyarakat sekitar biasa mengenal bangunan itu dengan sebutan tempat minum kereta. Tepat di sebelah timur menara terdapat sumur dan ruangan kecil untuk menaruh pompa air. Di bagian tubuh dan bawah gedung masih menempel potongan-potongan pipa berbagai ukuran.  

Bangunan di sekitar menara dengan arsitektur Eropa. (Foto: Fatikhin)

Bentuknya yang menjulang, berfungsi memudahkan pengisian air ke dalam ketel uap kereta api. Ketersediaan air memang menjadi unsur penting pada mesin-mesin uap. Ratusan liter air yang direbus sampai mendidih kemudian menghasilkan energi bertekanan kuat. Hasil dari dorongan uap itulah yang menggerakkan rangkaian piston untuk memutar roda lokomotif.

Sedangkan bahan bakar merebus air mengandalkan kayu jati dan batu bara. Kedua benda itu dimasukan melaui lubang tungku yang terletak di kabin masinis. Asap hasil pembakaran akan dikeluarkan melalui pipa menuju ujung depan kereta yang berada jauh dari ruangan juru kemudi kereta.

Masyarakat Kediri mengenal kereta uap ini dengan Sepur Trutuk, ada juga yang menyebutnya Sepur Kluthuk. Selain tebu, lori yang ditarik lokomotif uap dimanfaatkan mengangkut bahan-bahan pangan seperti padi, singkong, dan jagung. Bahkan, kereta dengan kecepatan maksimal 20 km perjam itu juga mengantarkan penumpang.  

“Jika diibaratkan, water torn tersebut berfungsi layaknya pom bensin di era sekarang,” kata Budi.   

Secara administratif, menara tersebut terletak di dalam komplek Gudang Quality Control Pabrik Gula Ngadirejo. Di era sebelum kemerdekaan hingga akhir tahun 1980an, bangunan itu merupakan bagian penting dari komoditas gula PG Ngadirejo. Keberadaannya menjadi titik transit bagi sepur angkutan tebu di perkebunan Kediri Selatan. Misalnya daerah Kandat, Butuh, Jimbun, Sambi, Ngadiluwih, Kras, dan Plosoklaten.

Gudang Quality Control PG Ngadirejo. (Foto: Fatikhin)

Meskipun menara water torn kini sudah tidak terpakai, sejumlah gedung di sekitarnya masih difungsikan. Selain gudang pengawasan, bangunan itu dimanfaatkan sebagai perkantoran PG Ngadirejo. Gedung-gedung yang berdiri di lahan seluas 1 hektar itu semuanya bercirikan arsitektur kolonial.

“Bangunan di sini sangat cocok untuk lokasi syuting film berlatarbelakang sejarah,” kata Dendik Ruliyanto, pegawai kantor Kecamatan Kandat.

Menurut lelaki dua anak, menara itu sering dijadikan spot foto karena sangat eksotik dan instagramable. Anak-anak muda dari Desa Kandat dan wilayah lain di Kediri kerap menyambangi gedung ini di pagi dan sore hari. Den Basito, musisi beraliran Reggea juga memanfaatkanbangunan tersebut dalam pembuatan video klip lagu terbarunya berjudul Maido.

Dendik menambahkan, gedung peninggalan Belanda tersebut ternyata masih menyisakan misteri. Beberapa sisi bangunan belum banyak dieksplorasi. Salah satunya, keberadaan terowongan yang diduga sebagai bunker.

“Terowongan itu sangat dalam, hingga kini belum ada yang berani masuk ke sana,” ujar Dendik.

Gedung perkantoran PG Ngadirejo peninggalan Belanda. (Foto: Fatikhin)

Terlepas dari itu, menurutnya, kawasan heritage di Kediri Selatan layak dilestarikan. Jika penginggalan tersebut dipelihara dengan baik, akan memperkaya khazanah pengetahuan tentang peradaban Kediri. Sehingga, kejayaan industri tebu dengan kereta uap menjadi catatan penting dalam sejarah dan bisa dipelajari dari generasi ke generasi.  

Keberadaan menara tempat minum kereta uap itu sekaligus membuka tabir sejarah. Misalnya tentang bagaimana nasib jalur rel lori angkutan yang saling menghubungkan perkebunan tebu di Kediri. Apakah tenggelam ke dalam tanah seperti candi atau telah hilang dicuri, sangat menarik untuk ditelusuri kembali. (Kholisul Fatikhin)

Follow Us

  • 1.8k Followers

Recommended

Mantan Aktivis Pers Mahasiswa Berbisnis Ekspedisi Lokal

2 years yang lalu
1.3k
Mengungkap Hubungan Tan Malaka dan KH Hasyim Asy’ari

Mengungkap Hubungan Tan Malaka dan KH Hasyim Asy’ari

5 years yang lalu
569
Militansi di Balik Coretan Mural

Militansi di Balik Coretan Mural

6 years yang lalu
393
SERIAL TAN KHOEN SWIE: AHLI WARIS MENERBITKAN ULANG SERAT BABAD KADIRI (Tulisan VII)

SERIAL TAN KHOEN SWIE: AHLI WARIS MENERBITKAN ULANG SERAT BABAD KADIRI (Tulisan VII)

7 years yang lalu
3.2k

KATEGORI

  • BISNIS
  • DESTINASI
  • EDUKASI
  • KOMUNITAS
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
  • Video

TOPIK

#AJI #belanda #Bisnis #candi #corona #covid19 #destinasi #digital #EDUKASI #film #GG #gudanggaram #headline #india #jurnalis #Kediri #kediripedia #kelud #kolonial #komunitas #kuliner #kultur #mahasiswa #musik #pandemi #pare #people #scooterist #SEJARAH #SeniBudaya #suryapedia #vespa Bisnis Corona Covid-19 Destinasi Jombang Kediri kultur people sejarah seni sepeda Tulungagung Virus Corona

Like us

Tidak ada hasil
Tampilkan semua

HEADLINE

Dari Jurnalis Kini Menjadi Penulis Buku yang Produktif

Kin Sanubary, Sang Penyelamat Ribuan Koran Lama Sedunia

Kopi Sarongge dan Kisah Perjuangan Tosca Santoso

Solidaritas Bikin Kaos Buat Ongkos Terbang ke Frankfurt

Aktivis Sudut Kalisat Ikut Pameran Seni Dunia di Jerman

Bahasa Ngapak Tak Mengenal Kasta

Trending

Mengenal Ki Hadjar Dewantara Lewat Lukisan Dyan Anggraini
KULTUR

Mengenal Ki Hadjar Dewantara Lewat Lukisan Dyan Anggraini

oleh Kediripedia
1 July, 2022
128

DUA ruang kelas Sekolah Tamansiswa Kediri diubah layaknya galeri pameran seni rupa. Belasan lukisan ditata berjejer, lengkap...

Tamansiswa Kediri, Sekolah Tempat Persembunyian Para Kombatan Kemerdekaan

30 June, 2022
550

RUPS Gudang Garam Mengangkat Jajaran Direksi Baru

28 June, 2022
670
Dari Jurnalis Kini Menjadi Penulis Buku yang Produktif

Dari Jurnalis Kini Menjadi Penulis Buku yang Produktif

23 June, 2022
552
kin sanubary

Kin Sanubary, Sang Penyelamat Ribuan Koran Lama Sedunia

22 June, 2022
477
Kediripedia.com

© 2020 Kediripedia.com

#jalanjalandangembira

  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • KERJASAMA
  • KONTAK

Follow Us

Tidak ada hasil
Tampilkan semua
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA

© 2020 Kediripedia.com