• TENTANG KAMI
  • KERJASAMA
kediripedia.com
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
Tidak ada hasil
Tampilkan semua
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
Tidak ada hasil
Tampilkan semua
kediripedia.com
Tidak ada hasil
Tampilkan semua

Helm Sepeda Tidak Menjamin Keselamatan, Tapi Perlu

in KULTUR
3 menit baca
0
Helm Sepeda Tidak Menjamin Keselamatan, Tapi Perlu

Helm masih jadi peranti penting pesepeda untuk mengurangi risiko cedera kepala bila kecelakaan saat bersepeda. (Foto: Dina)

74
SHARES
483
VIEWS
Bagikan ke FacebookCuitkan di TwitterKirim ke Whatsapp

TIDAK ada yang memungkiri, bersepeda adalah satu di antara tren yang mencuat karena pandemi corona. Selain untuk olahraga atau sekadar bergaya, pit kembali dilirik banyak orang karena kejenuhan tinggal di rumah. Alhasil, masyarakat kini bondong-bondong membeli sepeda baru atau mengeluarkan kembali koleksi lama yang terbengkalai di gudang. Kejadian itu dibarengi dengan lonjakan permintaan onderdil serta berbagai perlengkapan kereta angin. Salah satu peranti yang juga diburu para goweser adalah helm sepeda.

Helm dipercaya mayoritas goweser sebagai peranti penting untuk mengurangi risiko cedera akibat benturan saat kecelakaan bersepeda. Dari berbagai model helm yang kini beredar di pasaran, umumnya dengan cangkang dari bahan polikarbonat, plastik ABS, kevlar, dan fiberglass. Sementara di bagian dalam dilapisi busa yang didesain lentur. Padding atau liner dari material polistirena ini berfungsi untuk menyerap dan menyalurkan tekanan. Khususnya mengurangi benturan sebanyak mungkin terhadap tengkorak kepala dan leher.

Namun teknologi helm sepeda sejauh ini diciptakan hanya untuk menahan hantaman dari kecepatan 20 Kilometer per jam. Setara dengan kekuatan rata-rata kendaraan roda dua berpenggerak tenaga manusia itu melaju. Hal tersebut dikemukakan oleh Eric Richter, manajer senior bidang pengembangan di Giro, salah satu produsen helm sepeda terbesar di dunia yang berbasis di Santa Cruz, California, Amerika Serikat.

Dalam wawancara dengan majalah Cycling Industry News pada Senin, 6 Juli 2020, Richter mengungkapkan, standar pengujian helm sepeda di perusahaannya difokuskan pada hal-hal yang bersifat elementer saja. Seperti kemampuan menahan benturan kepala orang saat terjatuh atau terpelanting dari sepeda. Biasanya disebabkan karena kondisi lintasan atau gangguan konsentrasi pesepeda saat mengayuh pedal.

“Kami tidak mendesain helm untuk mengurangi cedera parah, khususnya akibat tabrakan yang melibatkan mobil atau kendaraan bermotor lain,” kata Richter. Bilamana standarisasi pengujian itu harus dilakukan, ia melanjutkan, ada banyak faktor yang perlu diteliti lagi lebih mendalam. Seperti menghitung kecepatan, massa, sudut atau titik tabrakan, hingga profil kendaraan bermotor.

Baca Jugadi Kediripedia

Aksara Kuadrat, Huruf Penanda Kekuasaan Dinasti Mpu Sindok hingga Airlangga

Mudik Lebaran Tetap Dilarang, Bersiaplah Memendam Rindu

Richter berpendapat, tidak semua helm memiliki standar keselamatan yang sama. Bahkan tiap pelindung kepala memerlukan protokol pengujian berbeda. Adapun desain dan fungsi helm sepeda yang dibakukan dewasa ini, menyesuaikan karakter serta energi kelajuan sepeda pada umumnya.

Memakai helm tak serta-merta menjamin keselamatan pengguna sepeda. (Foto: Prasetyo)

Fakta itu kian mewarnai diskusi panjang di kalangan cyclist di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pokok utamanya, kenyataan pemakaian helm tak serta-merta akan menyelamatkan pengguna sepeda. Berlainan dengan helm sepeda motor, cycle helmet cenderung ringan dan rentan terhadap benturan keras. Hingga mengakibatkan cedera fatal pada kepala. Namun insiden ini seringkali terjadi, saat pesepeda dilanggar oleh kendaraan lain yang bergerak dengan kecepatan lebih tinggi.

“Tapi saya tetap memakai helm untuk berjaga-jaga, siapa tahu ban sepeda saya terperosok ke lubang jalan dan saya jatuh,” kata Purwanto Setiadi, aktivis sepeda asal Jakarta.

Menurut penulis buku “Solilokui Sepeda” ini, gowes sejatinya merupakan kegiatan tak berbahaya. Tapi tetap tak terlepas dari risiko kecelakaan yang biasanya timbul akibat sejumlah faktor. Yaitu, desain dan kondisi jalan yang kurang bersahabat, bersinggungan dengan kendaraan bermotor, dan kesadaran pesepeda berlalu lintas.

Sampai kini, hanya sedikit negara yang mewajibkan warganya menggunakan helm saat ngontel. Di antaranya, Australia, Selandia Baru, dan Argentina. Sementara aturan itu tidak berlaku di negara-negara lain seperti Denmark, bahkan Belanda. Padahal, sekitar 30 persen dari seluruh perjalanan penduduk negeri kincir angin ini dilakukan dengan sepeda. Menariknya, European Cyclists Federation mencatat, Belanda sebagai negara dengan angka kematian kecelakaan bersepeda paling rendah dibandingkan dengan kawasan lain.

Capaian itu, beriringan dengan keberhasilan Belanda membangun sistem jalan yang melindungi pesepeda. Terutama dari lalu lintas jalan yang bergerak cepat dan sulit diprediksi. Bila tatanan tersebut berjalan di semua lapisan, Federasi Pesepeda Eropa memperkirakan, hanya ada satu kematian pesepeda per 33 juta kilometer kegiatan bersepeda. Artinya, seorang pesepeda biasa memerlukan waktu selama 21.000 tahun untuk menempuh jarak ini.

“Sebenarnya, tindakan paling pokok yang menguatkan keselamatan bersepeda di jalanan adalah meredam kecepatan,” tegas Purwanto.

Pengurangan laju itu memungkinkan pesepeda memperhatikan keadaan di sekitarnya. Sehingga punya waktu untuk bereaksi, menghadapi semua kondisi yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Di tengah konsentrasi dan kehati-hatian genjot pedal ini, helm sepeda harus tetap terpasang di kepala. (Naim Ali)

Follow Us

  • 2.9k Fans
  • 1.8k Followers

Recommended

Selintas Kisah, Beluntas dan Pendiri Gudang Garam

Selintas Kisah, Beluntas dan Pendiri Gudang Garam

6 years yang lalu
10.4k

Perburuan Pokemon Liar di Stadion Brawijaya Kediri

5 years yang lalu
133
UNESCO Mengakui Keris Sebagai Warisan Dunia

UNESCO Mengakui Keris Sebagai Warisan Dunia

2 years yang lalu
1k
Pertama dalam Sejarah, Peresmian Pembangunan Bandara Dilakukan Secara Virtual

Pertama dalam Sejarah, Peresmian Pembangunan Bandara Dilakukan Secara Virtual

12 months yang lalu
2k

KATEGORI

  • BISNIS
  • DESTINASI
  • EDUKASI
  • KOMUNITAS
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
  • Video

TOPIK

#AJI #belanda #Bisnis #corona #covid19 #EDUKASI #GG #gudanggaram #headline #india #Kediri #kediripedia #kelud #komunitas #kuliner #pandemi #pare #pilihan #rondaliterasi #scooterist #SEJARAH #SeniBudaya #suryapedia #TanKhoenSwie #vespa bali Bisnis Corona Covid-19 Destinasi forscook gudang garam Idul FItri Jombang jurnalis Kediri ksf kultur lebaran people sejarah seni sepeda Tulungagung Virus Corona
Tidak ada hasil
Tampilkan semua

HEADLINE

Kediripedia Terpilih Menjadi Kampus Merdeka Program Kemendikbud

Cerobong Asap yang Menandai Kebangkrutan Industri Gula Dunia

Mudik Lebaran Tetap Dilarang, Bersiaplah Memendam Rindu

Darah dan Doa, Film Pertama Karya Sineas Indonesia

Jimbun, Bengkel Besar Kereta Uap Pengangkut Tebu

Drama-drama Rusia Pernah Dipentaskan Teater Rakyat Kediri

Trending

Aksara Kuadrat, Huruf Penanda Kekuasaan Dinasti Mpu Sindok hingga Airlangga
KULTUR

Aksara Kuadrat, Huruf Penanda Kekuasaan Dinasti Mpu Sindok hingga Airlangga

oleh Kediripedia
13 April, 2021
517

TRADISI tulisan di Nusantara mulai menggeliat, ketika para Brahmana—kaum cendekiawan dari India Selatan—menjejakkan kakinya di Asia Tenggara...

Pemimpin Baru AJI Kediri Terpilih Secara Aklamasi

5 April, 2021
461
Kebo Iwa, Martir Sumpah Palapa Gajah Mada

Kebo Iwa, Martir Sumpah Palapa Gajah Mada

1 April, 2021
4.3k
Kediripedia Terpilih Menjadi Kampus Merdeka Program Kemendikbud

Kediripedia Terpilih Menjadi Kampus Merdeka Program Kemendikbud

1 April, 2021
253

Cerobong Asap yang Menandai Kebangkrutan Industri Gula Dunia

31 March, 2021
569
kediripedia.com

© 2020 Kediripedia.com

#jalanjalandangembira

  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • KERJASAMA
  • KONTAK

Follow Us

Tidak ada hasil
Tampilkan semua
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA

© 2020 Kediripedia.com