PROYEK pengembangan energi gas Jambaran-Tiung Biru (JBT) di Bojonegoro ditargetkan akan segera beroperasi. Proyek ini diharapkan menjadi salah satu penghasil gas terbesar di Indonesia. Kapasitas produksinya yang mencapai 192 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day), sekitar 100 MMSCFD telah dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik milik PT PLN.
“Gas dari JTB ini nantinya sangat diandalkan dalam pemenuhan kebutuhan energi di Jawa Timur maupun Jawa Tengah,” kata Pahala Mansury, Wakil Menteri BUMN I,saat melakukan kunjungan kerja ke proyek JTB, Bojonegoro, Jumat 29 Oktober 2021.
Pahala menjelaskan, pengerjaan proyek ini tentu membutuhkan sinergi antar BUMN. Dia berharap proyek yang diampu PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, tetap solid walaupun dijalankan di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, PEPC sebagai pemilik proyek dan juga PT Rekayasa Industri (Rekind) sebagai kontraktor yang mengerjakan proyek JTB diharapkan terus memberikan kinerja terbaiknya.
“Saya sangat mengharapkan proyek ini mampu berkontribusi pada kemandirian energi nasional, apalagi saat ini situasi dunia tengah mengalami krisis energi,” jelasnya.
Dalam kunjungan kerjanya kali ini, Wamen BUMN I juga didampingi oleh Komisaris Independen Persero, Ahmad Fikri Assegaf; Komisaris Subholding Upstream Pertamina, Fadli Rahman; Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina Budiman Parhusip, Corporate Secretary PHE, Arya Paramita; Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu, Awang Lazuardi; General Manager Gas JTB Project, Charles L. Tobing; serta Direktur Utama Rekind, Triyani Utaminingsih; serta tim dari sekretariat Dewan Komisaris.
Direktur Utama PEPC, Awang Lazuardi menyampaikan berbagai tantangan yang dihadapi proyek ini selama pandemi. PEPC terus berupaya mengembangkan inovasi dan berkonsolidasi untuk mewujudkan tujuan proyek JTB dalam berkontribusi pada pemenuhan energi.
“Tentu kami terus berupaya agar capaian-capaian penting ini terus ditingkatkan, meskipun kita dalam situasi yang cukup menantang” ungkap Awang.
Saat ini realisasi proyek EPCC secara total telah mencapai 94,71%. Akan tetapi, beberapa kegiatannya seperti engineering telah mencapai target 100%. Proyek JTB sendiri merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sektor energi yang ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam Perpres Nomor 109 tahun 2020.
Proyek ini secara ekonomi akan memberi manfaat yang besar, khususnya di Provinsi Jawa Timur. Sebab, alokasi gas JTB nantinya akan menyuplai kebutuhan listrik, industri terutama pupuk, serta industri lainnya seperti keramik dan petrokimia. Tak hanya itu, dengan capex proyek JTB yang mencapai 1,5 miliar USD, suplai gas dari JTB kedepannya akan memasok ketersediaan gas di Pulau Jawa. Sehingga, dapat meningkatkan kemajuan perekonomian masyarakat melalui geliat dunia usaha baik secara regional maupun nasional. (Kholisul Fatikhin)
Discussion about this post