BERBAGAI jenis game yang dimainkan di platform digital kini semakin marak. Para pembuat game dari seluruh dunia berlomba-lomba menciptakan permainan dengan alur cerita beragam. Salah satunya Mojiken Studio, rumah produksi asal Surabaya yang meluncurkan game berjudul “A Space for The Unbound” pada 19 Januari 2023.
Di awal kemunculannya, permainan ini banyak dikritik penggemar game di Indonesia. Mulai dari gambar yang “buram”, serta kisah yang terlalu bertele-tele. Namun, game buatan arek Suroboyo ini justru mengejutkan publik dengan raihan penghargaan internasional. Di antaranya, Best Story di SEA Award 2020, Best Development Game di Valencia Indie Summit 2021, dan Future Division dari Japan Game Award 2022.
Secara keseluruhan, game pixel art ini berisi petualangan yang menonjolkan budaya Indonesia. Visual, soundtrack, dan cerita game berhasil menciptakan pengalaman visual yang berkesan pada ingatan pemain.
“Kerja keras selama 7 tahun pengembangan game ini terbayarkan dengan respon positif dari khalayak nasional dan internasional,” kata Dimas Novan, Game Director A Space for the Unbound ketika diwawancarai Kediripedia.com via Whatsapp, pada Kamis, 9 Maret 2023.
Yang terbaru, Famitsu, majalah berita video game paling dihormati di Jepang memberikan penghargaan Gold Hall of Fame untuk ‘A Space For The Unbound’ Game besutan Mojiken Studio dan Toge Productions ini berhasil mendapatkan rating tertinggi di bulan Januari 2023, serta masuk majalah Nintendo Dream edisi Maret 2023.
Game ini memiliki latar cerita kehidupan di Indonesia tahun 1990-an. Siapa sangka, elemen budaya lokal itu menjadi daya tarik utama dan mampu memikat hati para pemain di seluruh dunia. Selama ini, tidak banyak game yang berani membawa budaya Indonesia ke kancah industri yang didominasi Asia Timur, Amerika dan Eropa.
“Nuansa kota Surabaya era 90an kami hadirkan dalam setiap detail game ini,” ujar Dimas.
Dalam game A Space for the Unbound, pemain diajak mengikuti kisah tentang dua sejoli, Atma dan Raya yang bersekolah di SMA Kota Loka. Menjelang lulus sekolah, keduanya merencanakan apa yang ingin mereka lakukan selanjutnya dengan menulis pada secarik kertas.
Namun, Atma kehilangan jejak Raya saat menyusulnya ke luar kelas. Atma yang berusaha mencari kekasihnya itu harus berhadapan dengan munculnya kejadian-kejadian supernatural. Pemain akan diajak berpetualang bersama Atma untuk menyelesaikan teka-teki agar bisa melanjutkan permainan. Game ini menyajikan perjalanan emosional tentang keluarga, persahabatan, dan rasa kehilangan.
Budhi Luhur, pemain dan music director Toge Kediri mengakui jika di Indonesia game berjenis pixel art belum banyak diminati. Game yang justru terkenal di luar negeri seperti “A Space for The Unbound” ini malah jarang dimainkan di Indonesia. Permainan jenis ini memang lebih menonjolkan narasi, plot, dan kekuatan karakter, daripada ketajaman gambar atau grafik.
Menurutnya, setiap karakter dalam game yang bisa dinikmati melalui platform PC dan Konsol ini memiliki kepribadian dan latar belakang unik. Setiap percakapan dibuat sederhana dan mudah dipahami. Pilihan dialog yang dibuat oleh pemain sepanjang game akan mempengaruhi jalan cerita, sehingga game ini bisa dimainkan berulang-ulang kali.
“Game petualangan ini amat menawan, emosional, dan kental dengan keseharian masyarakat Indonesia,” ujar Budhi.
Ia berharap agar perkembangan game di Indonesia tidak hanya sebatas penghargaan secara testimonial saja. Seluruh pihak dapat membantu dapat memajukan sektor kreatif ini bersama-sama, mulai dari pemerintah, developer, dan masyarakat. (Ahmad Eko Hadi)
Discussion about this post