MENGENAKAN alat-alat pelindung diri, dua orang berjalan keluar masuk gang sempit di lingkungan Perumahan Wilis Indah 2, Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Satu per satu rumah warga, didatangi. Sambil mendorong gerobak arco, mereka membagikan paket sembako ke warga yang kini sedang menjalani masa isolasi covid-19.
Sepekan terakhir, puluhan kepala keluarga di kampung yang berada tepat di barat Pondok Lirboyo, harus dikarantina. Aktivitas dan pekerjaan warga di luar kawasan itu terpaksa ditinggalkan sementara, demi mencegah terjadinya penularan lebih luas. Langkah mengunci diri itu wajib dilakukan, setelah tiga warga yang bermukim di area perumahan, dinyatakan positif corona.
Dari tiga pasien terinfeksi covid-19, dua di antaranya pasangan suami istri yang terjangkit usai pulang dari Jakarta. Sedangkan satu kasus lainnya merupakan klaster pelatihan petugas haji di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. Pemerintah Provinsi Jawa Timur meyakini, klaster Sukolilo adalah jalur penyebaran paling besar di kota-kota wilayah Jatim.
“Kami sempat kaget dan tak menyangka, dalam seminggu terakhir tiga tetangga kami dinyatakan positif corona,” kata Yoga Pamungkas, salah seorang warga Perumahan Wilis Indah 2, Selasa 14 April 2020.
Mantan jurnalis RCTI itu mengatakan, usai terungkapnya kasus tersebut, tidak semua masyarakat di kawasan tersebut melalui masa pengasingan diri. Karantina hanya berlaku bagi mereka yang tinggal berdekatan dengan tiga pasien positif covid-19.
Sebagai langkah antisipasi, akses masuk di dua blok di Perumahan Wilis Indah 2, kini dibatasi. Orang dari luar daerah, sementara dilarang masuk. Portal atau palang pintu hanya akan dibuka bagi petugas distribusi logistik dan tenaga medis.
Pasokan logistik bagi ratusan orang yang kini sedang menjalani masa isolasi covid-19, telah dijamin Pemerintah Kota Kediri. Meski begitu, warga lain yang tidak terdampak ikut terdorong untuk membantu upaya pemerintah dalam penyediaan bahan makanan.

Atas nama kemanusiaan, warga bergerak dengan mendonasikan barang-barang kebutuhan primer sehari-hari. Peralatan mandi, tabung gas elpiji, susu, sayuran, beras, minyak, dan mie instan, disalurkan ke mereka yang melakukan karantina. Selain berupa benda, Yoga bersama warga lainnya terus memberikan dukungan moril untuk meningkatkan ketahanan mental di saat menjalani isolasi diri.
“Jangan sampai warga yang sedang diisolasi itu merasa sendirian,” kata Yoga.
Pria kelahiran Ngluyu, Kabupaten Nganjuk ini mengatakan, bantuan tidak hanya ditujukan bagi yang kini tengah dikarantina. Pada Sabtu, 11 April 2020, dia berkoordinasi dengan warga yang sudah mapan secara ekonomi. Dalam kesempatan itu, Yoga mengajak untuk membantu para tetangga yang penghasilannya menurun akibat pandemi corona.
Baca juga:
Malam Mencekam Akibat Ketidakjujuran Pasien Covid-19
Inisiatif mendadak itu rupanya mendapat sambutan baik. Minggu, 12 April 2020, warga Perumahan Wilis Indah 2 yang bekerja sebagai driver ojek online, pedagang, dan mata pencaharian lain yang pendapatannya berkurang, memperoleh donasi berupa paket-paket sembako. Kepala keluarga yang menerima bantuan berjumlah 12 KK. Setiap KK menerima 10 kg beras, 1 kardus mie instan isi 40 bungkus, 1 kg gula pasir, dan 1 liter minyak goreng.
“Saya sangat mengapresiasi rasa empati dan kebersamaan yang dibangun warga,” ujar Erli Maya Muryati, Kepala Kelurahan Pojok.
Erli menambahkan, mereka yang kini diisolasi sangat koordinatif dan mematuhi protokol kesehatan. Setiap pagi, warga yang dikarantina secara rutin melakukan senam pagi bersama-sama. Aktivitas dengan berolahraga di bawah sinar matahari itu dipercaya dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
“Saling menguatkan kepedulian seperti yang dilakukan warga Perumahan Wilis Indah 2 itu, sudah sepatutnya wajib kita contoh,” kata Erli.
Di tengah serangan wabah covid-19, bersama-sama menumbuhkan empati amat baik dilakukan. Sembari meyakini bahwa di setiap kesulitan apapun akan selalu ada jalan keluar. (Kholisul Fatikhin)