JEMBATAN Semampir Kota Kediri kini tampak lengang. Motor, mobil, bus, maupun truk, sementara dilarang melintas di titian penghubung kawasan Kediri bagian barat dan timur itu. Selama 21-27 Oktober 2024, jembatan ditutup untuk dilakukan uji beban atau loading test.
Sebelumnya, penelitian dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN)Jawa Timur – Bali menunjukkan, Jembatan Semampir mengalami defleksi atau pergeseran struktur. Permukaan jembatan tak lagi berbentuk vertikal sempurna, sedikit melengkung ke bawah.
Kondisi ini terjadi akibat kendaraan besar yang tiap hari lalu lalang di jembatan yang kini berusia 32 tahun itu. Menurut pengamatan BBPJN, pergeseran ini diduga akibat penggalian pasir Sungai Brantas di sekitar jembatan.
“Jembatan Semampir mengalami defleksi lebih dari 1/800 l, dikhawatirkan akan terjadi musibah,” kata Bagus Alit, Sekretaris Daerah Kota Kediri.
Rencananya, usai uji beban selesai dilakukan, lalu lintas kendaraan akan diberlakukan sistem pemortalan, khusus untuk bus dan angkutan barang. Sedangkan pengendara motor dan mobil masih dibolehkan melintas.
Selanjutnya, Jembatan Semampir akan ditutup total pada Maret 2025 untuk dilakukan perbaikan. Teknis bagian mana saja yang direnovasi masih dalam kajian BBPJN, menunggu hasil dari uji beban.
Didik Catur, Kepala Dinas Perhubungan Kota Kediri mengatakan bahwa sudah menyiapkan rekayasa lalu lintas. Selama dilakukannya pembatasan kendaraan Jembatan Semampir, rambu-rambu alternatif pengalihan arus, marka, dan road barrier telah dipasang di sejumlah jalan protokol Kota Kediri.
“Melalui upaya tersebut diharapkan proses pembangunan dapat berjalan dengan lancar, dan bisa menjadi penghubung mobilitas masyarakat,” ujar Didik.
Dibangun pada 1992, Jembatan Semampir selama bertahun-tahun telah menjadi sandaran berbagai aktivitas masyarakat dalam bidang pendidikan maupun ekonomi. Perbaikan jembatan ini akan menjadi proyek yang kedua di Kota Kediri dalam tiga tahun terakhir. Sebelumnya, Jembatan Bandar Ngalim juga direnovasi pada 2022 dan dibuka kembali pada 2023. (Dimas Eka Wijaya)
Discussion about this post