• HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
Thursday, 2 October 2025
Kediripedia.com
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home KULTUR

Kirab Cikar dalam Tradisi Unduh-unduh Kristen di Lereng Kelud

09 Jun 2025
in KULTUR
Reading Time: 2 mins read
0
Kirab Cikar dalam Tradisi Unduh-unduh Kristen di Lereng Kelud

Kirab cikar pada tradisi unduh-unduh GKJW Sindurejo. (Foto: Junio)

PULUHAN cikar yang mengangkut hasil bumi memenuhi jalanan Dusun Sindurejo, Desa Kunjang, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Mengenakan kostum tradisional, seluruh jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Sindurejo merayakan tradisi unduh-unduh. Kegiatan itu digelar memperingati turunnya Roh Kudus setelah 10 hari kenaikan Isa Almasih atau biasa dikenal dengan Pantekosta .

“Dulunya unduh-unduh mempersembahkan hasil bumi untuk Sang Hyang Widhi, sekarang dipersembahkan untuk Tuhan,” ujar Ida Bagus Rex Riant, pendeta GKJW Sindurejo, Minggu 8 Juni 2025.

Jelajahi pustaka Kediripedia

Mengungkap Kematian Musso, Pemimpin Kudeta 1948 di Madiun

Menengok Jejak Kehancuran Kerajaan Kediri di Situs Tondowongso

Reog Bulkiyo, Simbol Perlawanan Diponegoro yang Masih Terawat di Blitar

Dia menjelaskan, sejak didirikan pada 1 september 1889, gereja tetap mempertahankan budaya meskipun di era modernisasi. Tradisi unduh-unduh sudah digelar sejak Kristen masuk ke Jawa.

Pada 2010, pihak gereja mulai menggunakan cikar pada prosesi kirab unduh-unduh. Moda transportasi tradisional itu digiatkan kembali karena keberadaannya sudah mulai jarang ditemui. Di kawasan lereng Gunung Kelud itu, masyarakat yang bekerja sebagai bajingan atau sebutan untuk pengemudi cikar juga semakin berkurang. 

“Lewat unduh-unduh, kami berusaha melestarikan cikar,” ujar Ida Bagus.

Partisipan kirab dibagi menjadi 7 kelompok dari pepanthan atau unit gereja yang lebih kecil. Ditambah rombongan dari maricau, Klinik Madirahayu, dan Paguyuban Cikar Kabupaten Kediri. 

Warga Sindurejo mengenakan pakaian tradisinal pada kirab unduh-unduh. (Foto: Junio)

Kemeriahan acara tidak hanya didominasi umat kristiani. Puluhan masyarakat beragama lain juga berpartisipasi dalam acara ini. Selain cikar, mereka mengangkut hasil tani dengan mobil bak terbuka.

“Rangkaian acaranya banyak, selain arak-arakan ada lelang hasil alam, elektronik, sampai hewan dari ayam, babi, kambing, hingga sapi,” ujar Purnomo, Korps Bidang Hari Raya GKJW Sindurejo.

Dia menambahkan, masyarakat muda hingga tua berkolaborasi pada acara ini. Siswa SD menampilkan tari dan drumband, sedangkan murid SMP mengikuti kirab bersama cikar-cikar sambil membawa umbul-umbul. Para lansia berjoget saat kirab diiringi musik dari sound yang diangkut mobil pick-up. Atraksi ini menjadi daya tarik untuk masyarakat sekitar yang memenuhi pinggir jalan Dusun Sindurejo.

“Acara ini dapat mempererat tali persaudaraan, kekeluargaan, dan hubungan antar umat beragama,” ujar Joshua, salah satu partisipan yang masih duduk dibangku SMP. (Junio Boy Smara Dinso, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNP Kediri, sedang magang di Kediripedia.com)

Tags: #headline#Kedirikultur
Previous Post

Sukacita Umat Katolik Difabel Kediri Merayakan Jubileum

Next Post

Sumber Bedug, Kolam Renang Kolonialis Belanda yang Masih Eksis

Next Post
Sumber Bedug, Kolam Renang Kolonialis Belanda yang Masih Eksis

Sumber Bedug, Kolam Renang Kolonialis Belanda yang Masih Eksis

Misteri Aksara Kuadrat yang Tak Terpecahkan di Dinding Gua Selomangleng

Misteri Aksara Kuadrat yang Tak Terpecahkan di Dinding Gua Selomangleng

Discussion about this post

JELAJAHI

  • BISNIS (108)
  • DESTINASI (105)
  • EDUKASI (88)
  • KOMUNITAS (199)
  • KULTUR (212)
  • PEOPLE (237)
  • SURYAPEDIA (84)
  • Uncategorized (6)
  • Video (2)
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

SOSIAL MEDIA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA