PADA musim hujan, potensi bencana alam sering kali tidak dapat dihindari. Salah satu yang perlu diwaspadai yaitu meningkatnya debit Sungai Brantas akibat hujan yang intens di Kota Kediri. Selain itu, angin kencang juga dapat menyebabkan pohon-pohon tumbang dan merusak rumah warga. Sejumlah wilayah yang terdampak misalnya Kelurahan Mojoroto, Bujel, dan Ngampel.
Untuk mengatasi potensi bencana tersebut, Pemerintah Kota Kediri melaksanakan Apel Gladi Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Bencana pada Kamis, 12 Desember 2024. Bertempat di Halaman Balai Kota Kediri, kegiatan ini melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, Polri, dan relawan. Setelah apel, Pemkot Kediri melakukan pemeriksaan terhadap personel, kendaraan, dan perlengkapan penanganan bencana.
Musim hujan kali ini diperkirakan akan berlangsung dari dasarian III Oktober 2024 hingga dasarian I Mei 2025, menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Diperkirakan, sifat hujan akan di atas normal, dengan puncak musim hujan terjadi pada bulan Januari 2025.
“Melihat kondisi tersebut, kita perlu segera mengambil langkah strategis untuk mengantisipasi serta meminimalkan dampak bencana yang mungkin terjadi. Upaya peningkatan kewaspadaan sangat diperlukan untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang dampaknya bisa lebih luas,” ungkap Zanariah, Penjabat Wali Kota Kediri, pada 12 Desember 2024.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur juga telah mengeluarkan imbauan mengenai kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi hidrometeorologi untuk tahun 2024/2025 melalui Surat Edaran Nomor 360/3653/208. 3/2024 tanggal 20 November 2024. Imbauan tersebut menekankan perlunya pemerintah daerah mempersiapkan berbagai langkah menghadapi kemungkinan bencana alam.
Tindakan yang disarankan termasuk menerbitkan surat pernyataan status siaga darurat bencana hidrometeorologi sesuai dengan tingkat kewenangan wilayah, mengaktifkan satuan tugas penanggulangan bencana di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, memangkas ranting pohon dan menertibkan baliho semi permanen, serta memperkuat lereng dan membersihkan saluran irigasi.
Selain itu, pemerintah juga dihimbau melakukan perbaikan drainase dan memeriksa semua sarana prasarana, serta mengantisipasi dampak pasca kebakaran hutan dan lahan, memantau sampah pada batang sungai, dan membersihkan sungai dari sampah dan tanaman enceng gondok yang dapat menghambat aliran air. Pemerintah juga diharapkan menyiapkan rambu-rambu evakuasi bencana, membentuk posko kesiapsiagaan, dan memberikan sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat.
“Alhamdulillah, beberapa poin di atas telah kita laksanakan bersama. Salah satunya dengan mengadakan kerja bakti di setiap kelurahan. Saya berharap kegiatan ini dapat dilakukan secara rutin disertai dengan peninjauan lingkungan untuk menekan potensi terjadinya genangan,” kata Zanariah.
Zanariah menjelaskan bahwa gladi kesiapsiagaan ini dilaksanakan sesuai dengan amanat Permendagri Nomor 101 Tahun 2018, yang berisi tentang standar teknis pelayanan minimal dalam sub urusan bencana daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan baik personel maupun peralatan. Selain itu, gladi ini juga bertujuan untuk melatih respons personel atau aparat dan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana.
Harapannya, setelah pemenuhan kegiatan gladi dan simulasi bencana, peran, tugas, dan tanggung jawab masing-masing instansi bisa dioptimalkan. Hal ini akan semakin mempererat sinergi dalam komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi antar semua pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana, serta meningkatkan kesiapsiagaan dan respons yang tepat saat menghadapi ancaman bencana.
“Dengan demikian, kita dapat meminimalkan dampak dari kejadian bencana, seperti kerusakan sarana dan prasarana, timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, serta dampak psikologis. Yang terpenting, terwujudnya Kota Kediri yang tangguh dalam menghadapi bencana,” jelasnya.
Dalam kegiatan ini, Gatot Soebroto, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, menyerahkan bantuan kepada Penjabat Wali Kota Kediri untuk disalurkan ke BPBD Kota Kediri. Apel Kesiapsiagaan ini turut dihadiri oleh perwakilan Forkopimda, Sekretaris Daerah Bagus Alit, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta para tamu undangan lainnya. (Dimas Eka Wijaya)
Discussion about this post