DAERAH Irigasi (DI) Siman menjadi tumpuan para petani di kawasan Kediri, Jombang, dan Malang. Dengan total panjang saluran primer sepanjang 62 km dan sekunder 312 km, air waduk dialirkan ke 23.060 ha lahan pertanian di 3 kabupaten tersebut.
Dalam rangkaian kunjungan di Jawa Timur, Dody Hanggodo, Menteri Pekerjaan Umum (PU) meninjau operasional irigasi Siman pada Jumat, 22 November 2024. Tinjauan diawali dengan singgah ke Kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas. Dody memonitor jalur air, serta sistem pengoperasian pintu air di Waduk Siman secara virtual.
“Kali ini kita melihat digitalisasi irigasi. Teknologi ini merupakan kecanggihan yang dimiliki oleh BBWS Brantas,” kata Dody.
Digitalisasi irigasi ini menggunakan kamera cctv untuk memantau ketinggian air. Teknologi lain yang diterapkan yaitu buka tutup pintu air yang dikontrol melalui Kantor Unit Pengelolaan Irigasi (UPI) Jombang.
Dody menjelaskan, pengembangan itu bertujuan agar penggunaan air bisa lebih efisien dan merata. Lewat inovasi ini, harapannya produktivitas para petani meningkat. Sedangkan di taraf ekonomi makro, status Jawa Timur sebagai salah satu lumbung pangan di Indonesia dapat dipertahankan.
“Selanjutnya akan kita tata terus untuk mewujudkan cita-cita luhur Presiden Prabowo yang mengusung swasembada pangan,” ujar Dody.
Untuk merealisasikan visi tersebut, Menteri Dody mengusulkan agar presiden segera menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) tentang irigasi. Dia menargetkan inpres irigasi ini bisa terlaksana mulai tahun depan.
Alasan mengusulkan inpres irigasi didasari banyaknya saluran irigasi yang masih menjadi kewenangan pemerintah daerah (pemda), mulai dari kabupaten/kota hingga provinsi. Dalam prakteknya nanti, inpres akan membagi saluran irigasi menjadi tiga kewenangan. Misalnya, saluran primer yang menjadi wewenang pemerintah pusat, sekunder wewenang provinsi, dan tersier menjadi wewenang kabupaten/kota.
“Inpres ini akan mengatur saluran irigasi seperti jalan daerah,” kata Dody.
Dengan begitu, pemerintah pusat turun langsung ke jaringan irigasi yang dikelola pemda. Penataan itu juga akan diterapkan di saluran irigasi Siman.
Kepala BBWS Brantas, Hendra Ahyadi mengatakan bahwa luasan lahan yang bertumpu pada DI Siman sudah optimal setelah adanya digitalisasi irigasi. Hal itu juga berdampak pada produktivitas para petani.
“Sistem yang lebih modern ini meningkatkan indeks penanaman yang awalnya 237% menjadi 260%,” kata Hendra.
Menurutnya, melonjaknya indeks tanam pada akhirnya berdampak pada meningkatnya hasil panen padi dan palawija. Dari awalnya 50.500 ton, kini menjadi 62.000 ton. (Dimas Eka Wijaya)
Discussion about this post