HARI Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) Dunia diperingati setiap tanggal 1 Desember. Guna memperingati hal tersebut, Dinas Kesehatan Kota Kediri menggelar seminar bertajuk “Youth as Peer Educator, Leading The Charge for HIV Equality.” Kegiatan tersebut digelar di GOR Jayabaya Kota Kediri pada Kamis, 28 November 2024.
Digelarnya seminar tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan generasi muda tentang HIV/AIDS. Selain itu juga menjadikan para mahasiswa sebagai pendidik sebaya atau peer educator di lingkungan universitas. Hal ini dikarenakan kasus HIV/AIDS jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya.
“Data kumulatif tahun 2022-2024 dari Dinkes Kota Kediri menemukan 2.688 kasus, sedangkan pada Bulan Januari-Oktober 2024 terdapat 215 kasus baru yang berasal dari dalam dan luar Kota Kediri,” kata dr. Muhammad Fajri Mubasysyir, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, Kamis, 28 November 2024.
Fajri menambahkan, berdasarkan kasus penderita HIV/AIDS, rentang usia yang mendominasi antara 20-30 tahun. Sedangkan jika dikelompokkan berdasarkan pekerjaan, pelajar dan mahasiswa menyumbang peningkatan kasus tersebut.
Berdasarkan data yang telah dipaparkan oleh Dinas Kesehatan, upaya yang bisa dilakukan adalah meningkatkan jejaring, kerjasama, serta kolaborasi antara jajaran kesehatan dengan perguruan tinggi. Kerjasama dengan berbagai pihak tersebut guna menemukan kasus serupa yang lebih banyak. Jika temuannya semakin banyak, maka proses pengobatan dapat dilakukan secara holistik.
Pada kegiatan seminar itu, Dinas Kesehatan mengundang dr. Yati Suparyati, Dokter Klinik Utama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) sebagai narasumber. Melalui seminar tersebut Fajri berharap mahasiswa di Kota Kediri bisa menjadi pendidik sebaya yang berperan memberikan edukasi, sosialisasi, dan konseling terkait HIV di lingkungan kampus.
“Tak kalah penting, peer educator juga diharapkan mengajak tes kepada teman-teman yang beresiko dan mengajak berperilaku hidup sehat agar bisa terhindar dari penularan HIV,” tutupnya.
Salah satu peserta, Anis Faidatul, mahasiswa IAIN Kediri yang hadir dalam seminar tersebut mengaku siap menjadi pendidik sebaya di kampusnya. Menurutnya, upaya Pemkot Kediri untuk membentuk pendidik sebaya di lingkungan kampus merupakan langkah yang efektif dalam menekan pertumbuhan kasus HIV/AIDS di Kota Kediri.
“Seperti yang dipaparkan tadi, bahwa usia terbanyak penderita HIV/AIDS sekitar 20 sampai 30 tahun. Jadi menurut Saya ini cara yang efektif,” ujarnya.
Dalam pelaksanaannya kegiatan tersebut dihadiri 400 orang. Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Misalnya Pelayanan HIV/AIDS Kota Kediri, Pegiat HIV, dosen pendamping mahasiswa, dan mahasiswa dari Perguruan Tinggi se-Kota Kediri. (Dimas Eka Wijaya)
Discussion about this post