PERAYAAN Hari Kebebasan Pers Dunia yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri pada Kamis, 18 Mei 2022, berlangsung meriah. Pentas teater, musik, dan puisi menutup acara yang digelar di Warung Setono Goerih, Pakelan, Kota Kediri. Di acara ini, AJI Kediri juga memberikan apresiasi berupa anugerah karya jurnalistik pada entitas Pers Mahasiswa.
“Pers Mahasiswa terus tumbuh dan ikut memperjuangkan kebebasan pers, gerakan mereka layak diperhitungkan dan diapresiasi,” kata Danu Sukendro, Ketua AJI Kediri.
Danu melanjutkan, ini pertama kalinya AJI Kediri memberikan penghargaan kepada Pers Mahasiswa. Agenda itu diikuti oleh pegiat pers dari Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) dari Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek, Madiun, Ponorogo, dan Jombang. Pemberian anugerah harapannya dapat memotivasi LPM di kawasan Lingkar Wilis itu bisa meningkatkan kualitas produk jurnalistiknya.
Penghargaan dibagi menjadi 3 kategori yaitu, karya majalah, website, dan audio visual. Ketiga produk yang dihasilkan LPM itu dinilai tiga juri berbeda. Mereka adalah Dwidjo Utomo Maksum, Pemred Kediripedia.com, yang menilai produk majalah. Anwar Basalamah, Kepala Divisi Digital Jawa Pos Radar Kediri menjadi juri website. Sedangkan Fadly Rahmawan, Jurnalis Trans Media mengampu karya audio visual.
Setelah melalui penjurian, LPM aL-Millah dari IAIN Ponorogo menjadi juara 1 kategori Majalah dan LPM Dimensi dari UIN Tulungagung mendapatkan juara 2. Untuk kategori Media Siber LPM Dimensi menjadi juara 1 dan LPM Moderat dari Universitas Hasyim Asy’ari Jombang menjadi juara 2. Sementara di kategori Audio Visual, LPM Dedikasi dari IAIN Kediri menjadi juara 1 dan LPM Aksara dari UIN Tulungagung mendapat juara 2.
“Sangat tidak menyangka LPM kami menang juara 1, tentunya ini menjadi lecutan untuk LPM aL-Millah untuk terus berkarya menyuarakan yang perlu disuarakan di lingkungan kampus,” ujar Alya Sidqiyah, anggota Litbang LPM aL-Millah, Ponorogo,
Sama halnya seperti Alya, Rizal Muhaimin, Divisi Litbang LPM Dimensi menyebut kegiatan serupa harus terus dilakukan. Tujuannya agar mengobarkan semangat kebebasan berekspresi dan berpendapat khususnya untuk pers mahasiswa.
Sebelum anugerah jurnalistik diberikan, AJI Kediri menyelenggarakan Klinik Jurnalistik yang diisi oleh ketiga juri. Perkelas diisi 25 aktivis pers mahasiswa. Semua kelas penuh, antusiasme mereka sangat tinggi ketika mengikuti pelatihan itu.
Di puncak acara, panggung kebebasan berekspresi diisi penampilan berbagai komunitas teater, di antaranya Teater Adab, Teater Kanda, Teater Segara, Sang Saka, dan berbagai tampilan dari seniman serta aktivis pers mahasiswa.
Danu menambahkan, Hari Kebebasan Pers Dunia menjadi momentum bagi AJI Kediri menggandeng aktivis pers serta komunitas seni untuk memperjuangkan demokrasi. Termasuk, melawan pembungkaman kebebasan berekspresi. Sebab, kebebasan pers bukan hanya untuk insan pers saja, namun juga kepentingan publik. (Kholisul Fatikhin)
Discussion about this post