• HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
Saturday, 17 May 2025
Kediripedia.com
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home KOMUNITAS

Pestisida dan Deterjen dari Sungai di Lereng Wilis Berpotensi Cemari Kali Brantas

17 Aug 2022
in KOMUNITAS
Reading Time: 3 mins read
0
Pestisida dan Deterjen dari Sungai di Lereng Wilis Berpotensi Cemari Kali Brantas

PULUHAN aktivis lingkungan tampak serius berburu hewan invertebrata di aliran Sungai Bruno Desa Puhsarang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri pada Minggu 14 Agustus 2022. Invertebrata adalah bahasa latin untuk menyebut hewan tak bertulang belakang seperti capung, udang, siput, dan cacing. Keberadaan binatang tersebut dapat memberikan petunjuk sejauh mana kualitas air serta kemungkinan adanya gangguan ekosistem sungai di lereng Gunung Wilis itu.

Pemantauan kesehatan sungai di dekat Gereja Puhsarang  ini diinisiasi oleh ECOTON, Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah. Penelitian itu dilakukan bersama 9 komunitas dari Kediri. Di antaranya, Yayasan Hijau Daun Mandiri, Rumah Zakat, Kediri Ben Resik, BEM UNIK, Mapala Pelita UNP, Brigade Popok, Envigreen Society, dan komunitas Ijo Royo-royo.

Jelajahi pustaka Kediripedia

Perlindungan Hukum Bagi Pers Mahasiswa Perlu Diperkuat

Riding Vespa Hari Kartini Menyongsong Kediri Scooter Festival 8

Baznaz Kota Kediri Ajak Anak Yatim Belanja Baju Lebaran di Mall

“Metode pengambilan sampel biota air untuk melihat kesehatan sungai ini dikenal dengam biotilik atau biomonitoring,” ujar Aziz, Manager Legal dan Advokasi ECOTON.

Biotilik merupakan metode paling sederhana karena hanya perlu mengumpulkan hewan yang hidup di dasar, tepian sungai, maupun biota yang menempel di bebatuan. Binatang yang ditemukan lalu dicocokkan dengan katalog yang berisi gambar jenis hewan dengan klasifikasi sensitif terhadap pencemaran.

Lewat cara ini kondisi kualitas air dapat tergambar dalam kurun waktu yang singkat. Sekitar  1 hingga 2 jam, status air sungai di lereng Gunung Wilis itu bisa diketahui.

Penelitian biotilik dilakukan dengan mengamati hewan invertebrata yang hidup di sungai. (Foto: ECOTON)

“Dari pengamatan kami, aliran air Sungai Bruno sudah tercemar, namun tarafnya masih sedang,” kata Aziz.

Dia menambahkan, air sungai tercemar akibat banyaknya lahan pertanian yang menggunakan pestisida. Zat-zat desinfektan itu berasal dari sawah di sekitar Sungai Bruno. Selain itu, pencemaran juga berasal dari limbah rumah tangga karena juga ditemukan kandungan deterjen.

Akan tetapi, penelitian biotilik ini belum bisa mengetahui apakah air sungai masih layak dikonsumsi atau tidak. Untuk mendapat kepastian tersebut harus melalui uji kimia di laboratorium.

Dari pantauan Kediripedia.com, arus Sungai Bruno ini mengalir menuju Sungai Brantas. Secara otomatis,  aliran air juga melewati permukiman di kawasan Kota Kediri.

“Sungai-sungai kecil di Kota Kediri yang mengarah ke Brantas akan kita periksa, demi kelestarian lingkungan dan kebaikan bersama,” kata Anang Kurniawan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DKLHP) Kota Kediri.

Menurut Anang, aliran Sungai Bruno berada di wilayah pegunungan, sehingga kecil kemungkinan akan berdampak bagi warga Kota Kediri. Selama ini juga tidak ada warga yang minum langsung dari aliran sungai.

Dalam waktu dekat, ECOTON berencana menyisir aliran air di hulu Sungai Brantas lainnya di wilayah Kota maupun Kabupaten Kediri. Penelitian tersebut harapannya dapat membantu kinerja dari pemangku kebijakan pada sektor lingkungan. Hasil pengamatan bisa menjadi dasar pemerintah untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk di wilayah padat, pengadaan fasilitas pembuangan sampah di sekitar permukiman, hingga sosialisasi pada pelaku industri dan petani untuk mengurangi penggunaan pestisida. (Kholisul Fatikhin)

Tags: #headline
Previous Post

Junrejo, Desa di Kota Batu yang Memiliki Art Space

Next Post

Ada Kisah Panji di Pawai Kediri Nite Carnival

Next Post
Ada Kisah Panji di Pawai Kediri Nite Carnival

Ada Kisah Panji di Pawai Kediri Nite Carnival

Ketika Aktivis Literasi Mendirikan Perusahaan

Ketika Aktivis Literasi Mendirikan Perusahaan

Discussion about this post

JELAJAHI

  • BISNIS (108)
  • DESTINASI (95)
  • EDUKASI (85)
  • KOMUNITAS (191)
  • KULTUR (202)
  • PEOPLE (218)
  • SURYAPEDIA (82)
  • Uncategorized (6)
  • Video (2)
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

SOSIAL MEDIA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA