GEDUNG berwarna putih itu berdiri megah di antara rumah-rumah penduduk di Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Bagian teras bangunan dihiasi pilar-pilar besar bergaya neo-klasik, mirip gedung tua bekas kolonial Belanda. Di dinding atas terdapat tulisan aksara Jawa yang berbunyi Kawilujengan Karaharjan.
Meski tampak klasik, gedung ini tergolong masih baru. Bangunan tersebut merupakan gedung serba guna milik Pemerintah Desa Junrejo. Usai direnovasi pada tahun 2021, gedung difungsikan untuk kegiatan warga desa seperti hajatan maupun peringatan hari besar.
“Berbagai acara warga tentu tidak terselenggara setiap hari. Dari pada dibiarkan kosong, aula yang cukup luas bisa dimanfaatkan sebagai ruang pameran seni,” kata Andi Faizal Hasan, Kepala Desa Junrejo, Rabu 10 Agustus 2022.
Dia menjelaskan, keputusan menggunakan gedung untuk ruang seni didasarkan pada potensi desa. Sedikitnya ada 6 seniman lukis yang sudah punya nama besar ternyata berdomisili di Desa Junrejo. Andi menyadari jika hal tersebut merupakan aset yang bisa dikembangkan.
Dari diskusi yang dilakukan bertahap, pihak desa dan seniman lukis Junrejo sepakat memakai gedung itu sebagai tempat berkonsep ruang publik bernama Pethak Art Space. Nama pethak yang berasal dari Bahasa Jawa yang berarti putih, sama seperti warna cat gedung yang didominasi warna putih. Ruang seni di kaki Gunung Panderman ini dapat dimanfaatkan untuk berdiskusi, berkolaborasi, eksperimen, produksi, dan apresiasi antar pelaku seni.
Hadirnya art space di Desa Junrejo setidaknya menjawab kegelisahan para seniman Kota Batu. Di kawasan ini sebenarnya sudah ada ruang pameran bernama Gedung Raos yang dikelola pemerintah daerah. Akan tetapi, seniman kerap mengantri cukup lama karena saking banyaknya orang yang hendak menyelenggarakan pameran.
“Pethak Art Space didirikan sebagai ruang alternatif bagi para seniman untuk menggelar pameran atau aktivitas kreatif lainnya,” ujar Andi.
Pria kelahiran Surabaya ini menambahkan, Pethak Art Space terbuka untuk berbagai kegiatan seni, baik itu dari Kota Batu maupun dari luar daerah. Selama ini, Desa Junrejo dikenal sebagai kawasan produksi kerajinan dari kayu dan batu. Adanya art space diharapkan dapat meramaikan sektor pariwisata desa.
Pihak desa kini mempercayakan pengelolaan gedung dengan melibatkan para pemuda Karang Taruna. Mereka terus menajamkan konsep untuk penyelanggaraan berbagai event berbasis kesenian.
“Apa yang dilakukan Pemerintah Desa Junrejo patut diapresiasi, sebab sangat jarang ada desa yang membangun tempat untuk berkesenian,” kata Akhmad Ramadhan, salah seorang perupa dari Kota Batu.
Dia mengungkapkan, hadirnya ruang seni ini harapannya dapat mendorong gairah kesenian di Kota Batu. Banyak para perupa yang berasal dari desa-desa wilayah Batu yang akan terfasilitasi dengan hadirnya Pethak Art Space. Berbagai kegiatan itu nantinya akan menjadi aset yang bisa memperkaya brand Kota Batu selain dari sektor pariwisata.
Ramadhan kini tengah menyiapkan acara pembukaan Pethak Art Space yang digelar pada tanggal 17 hingga 21 Agustus 2022. Di acara bertema Bibit Kawit itu sedikitnya 22 seniman yang akan memamerkan karya lukisan dari beragam genre. Kegiatan yang berlangsung selama hampir satu minggu juga dimeriahkan penampilan seni tari serta musik etnik. (Kholisul Fatikhin)
Discussion about this post