EKSPLORASI energi gas Jambaran-Tiung Biru (JBT) di Bojonegoro akan beroperasi pada pertengahan tahun 2022. Energi yang akan dihasilkan nantinya dapat menyuplai kebutuhan listrik, industri pupuk, keramik, dan petrokimia. Sehingga, JTB juga berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan, khususnya di Pulau Jawa.
Keberhasilan proyek yang memasuki fase penyelesaian ini ditunggu berbagai pihak. Termasuk, oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) bentukan Presiden Joko Widodo. Proyek gas ini dioperatori PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina.
“JTB sangat penting, keberadaan proyek ini akan bermanfaat bagi daerah sekitar, karena dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta menjamin ketersediaan energi bagi kawasan Jawa Timur dan Jawa Tengah,” kata Yudi Adhi Purnama, Kepala Divisi PSN Sektor Energi & Teknologi KPPIP, Kamis 17 Maret 2022.
Saat melakukan kunjungan kerja ke JTB di Desa Bandungrejo, Ngasem, bojonegoro, Jawa Timur, Yudi berharap adanya sinergi berbagai pihak demi kesuksesan proyek energi ini. Kunjungan KPPIP ke JTB juga sebagai bagian dari upaya mitigasi. Kondisi pandemi yang telah berlangsung selama dua tahun di Indonesia membuat proyek lapangan gas JTB mengalami berbagai tantangan dan kendala.
Pada kesempatan yang sama, JTB Site Office & PGA Manager PEPC, Edy Purnomo berharap kunjungan kerja dari KPPIP ini dapat memberikan semangat bagi tim PEPC yang terus berupaya sekuat tenaga merampungkan proyek ini. Rombongan KPPIP juga mendapatkan paparan komprehensif tentang perkembangan proyek JTB dari Pjs. Senior Project Manager JTB Eki Primudi dan overview atas lingkungan sekitar.
Usai paparan materi dan diskusi, kegiatan dilanjutkan dengan site tour guna melihat langsung dan mendapat gambaran faktual atas kondisi di Gas Processing Facility (GPF) dan well pad Jambaran East (JE). Selama kegiatan kunjungan peserta tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Jika nantinya beroperasi, proyek JTB akan menjadi salah satu penghasil gas terbesar di Indonesia dan memiliki kapasitas produksi gas yang mencapai 192 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). sekitar 100 MMSCFD telah dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik milik PT PLN. Proyek gas di Bojonegoro yang bernilai Capex US$ 1,5 miliar ini akan secara signifikan memasok ketersediaan gas di Pulau Jawa. (Ahmad Eko Hadi)
Discussion about this post