• Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan
Jumat, 3 Februari 2023
Kediripedia.com
Advertisement Banner
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home KOMUNITAS

Riant Daffa, Solois Kediri yang Merilis Album Balada Bertema Agraria

25 Mar 2022
in KOMUNITAS
Reading Time: 3 menit
84
Riant Daffa, Solois Kediri yang Merilis Album Balada Bertema Agraria
660
VIEWS
Teruskan ke WhatsappBagikan ke FacebookCuitkan ke Twitter

HUJAN mendadak muncul dari sekadar rintik menjadi deras pada Rabu petang, 23 Maret 2022. Sekumpulan anak muda meriung di Roia Coffee, Jalan Ngasinan No. 52, Rejomulyo, Kota Kediri. Mereka tengah menyiapkan launching album Riant Daffa, solois balada asal Kediri.

Berbekal gitar dan harmonika, Riant Dafffa telah malang melintang di berbagai pentas musik di sejumlah kota di Jawa. Mahasiswa Jurusan Budidaya Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang itu juga sering terlibat dalam dunia pertanian hingga gerakan agraria. Sebelumnya dia telah merilis satu album berjudul Janggal pada tahun 2020.

Jelajahi pustaka Kediripedia

Taman Sekartaji Disulap Jadi Galeri Seni Rupa

Adu Orisinalitas Vespa di Scooter Contest KSF 5 Berjalan Kompetitif

Siswa SMP Menjuarai Balapan Vespa Fun Cross KSF 5

Malam itu adalah perayaan rilis album kedua Riant Daffa bertajuk Pertanian Hari Ini. Dipandu MC GaleMoon, beberapa penampil sudah disiapkan sebelum nantinya dipungkasi Riant Daffa sendiri. Dimulai dari Heni Swastantri yang muncul bertopi caping dengan gerak tari gemulai berkisah tentang panen raya di sebuah daerah di pulau Jawa. Disambung berikutnya ada Edwin, mahasiswa asal Madiun yang tampil solo menyanyikan 2 lagu ciptaannya. Setelah itu panggung digantikan oleh Berdiskusi dengan formasi duo yang coba mendendangkan 4 nomor folk ciptaan sendiri. Baru kemudian dipanggillah Faried Punktomime yang seperti biasa menyuguhkan gerakan tanpa suara namun sarat pesan dan makna, khas seni pantomim.

Tak hanya dari Kediri, Ranting yang datang jauh-jauh dari Surabaya ikut membuat semarak suasana dengan genjrengan irama folk-nya yang terbukti mampu mencuri perhatian penonton. Tapi sebelum itu ada Gayung Bersambut yang berombongan hadir dari Pare turut serta pula memeriahkan acara dengan sumbangan 3 lagu yang berkisah tentang kehidupan desa, cuaca, dan anak-anak, ditutup dengan kolaborasi apik musik dan puisi yang disuarakan Ferry dari Perjal Pare.

Advertisement Banner

Malam pun semakin semarak namun antusiasme penonton tak juga surut. Hingga yang ditunggu-tunggu akhirnya berdiri di atas panggung. Riant Daffa, sang punya hajat, tetap setia bertopi pet berikut gitar kesayangan. Dengan tampang sumringah ia ladeni berbagai celetukan hadirin yang berlesatan, ditanggapinya dengan bercanda, tak ketinggalan beberapa kali ucapan terimakasih mengalir dari mulutnya.

Mars War Wer Wor  sangat tepat dilemparkan sebagai nomor pembuka. Lagu yang memang pas untuk dinyanyikan bersama ini langsung menciptakan suasana riuh dengan hadirin yang hafal liriknya. Meski tak termasuk dalam album Pertanian Hari Ini, namun ini strategi jitu menghidupkan sekaligus menghangatkan suasana tepi sawah yang mulai dingin. Setelah itu barulah berturut-turut lagu-lagu dari album yang dirilis dilantunkan satu persatu, sambil tak lupa Riant Daffa menuturkan latar belakang atau cerita di balik lagu-lagunya tersebut.

Seperti Petani Pahlawan Pangan Negeri yang menceritakan kehidupan petani di desa, Tangis Petani_ yang terinspirasi dari berita getir tentang sepasang petani yang mati bunuh diri karena menenggak racun tanaman, hingga Ladang Hutang yang mengisahkan kesusahan petani yang terlilit hutang. Atau Hijau Kini Hilang Entah Kemana yang sebelumnya kerap pula dibawakan dari panggung ke panggung sekaligus jadi lagu pamungkas, menceritakan kampung halamannya yang terdampak oleh pembangunan bandara yang menghilangkan beberapa hektar lahan pertanian dan keguyuban desa yang asri.

Tema besar album Pertanian Hari Ini yang dikemas dalam 13 track komposisi balada. Dengan dinamika tempo dan ritme yang beragam, ini semacam rangkuman cerita-cerita tentang para penanam alias para petani dengan segala problema di dalamnya. Mulai kehidupan petani yang bekerja dari pagi hingga istirahat di malam hari, harapan, hingga obituari atau berita kematian sepasang petani yang putus asa karena permasalahan ladangnya.

“Untuk penjelasan album selengkapnya bisa dibaca di buku Pertanian Hari Ini yang juga dirilis bersamaan dengan CD albumnya,” kata pemuda berkacamata ini menerangkan sekalian promosi.

Selain CD album ia pun mengemas Pertanian Hari Ini dalam bentuk buku, kaos, totebag, dengan bonus stiker. Dengan begitu pembeli punya banyak pilihan sebagai bentuk dukungan.

Apa yang tersaji malam itu bisa dibilang angin segar bagi skena musik, khususnya di kota Kediri. Musik folk yang belakangan diidentikkan dengan senja dan romantisme masa muda dikembalikan khittahnya sebagai media penyampai kegelisahan kaum kecil yang terpinggirkan, yang didera kesusahan, terdesak oleh kemajuan dan pembangunan.

Ini juga bukti bahwa masih ada anak muda yang peka dan mampu menangkap isu sosial di sekitarnya. Isu tersebut diolah menjadi komposisi nada dan irama agar pesan-pesan baik tersampaikan luas untuk dinikmati dan direnungkan. (Iwan Tualang, Pegiat Literasi yang kini berdomisili di Tulungagung)

Tags: #headline#Kediri#musik
SendShare48Tweet30
Previous Post

Sensor Mandiri dalam Film Itu Penting

Next Post

Ekspedisi Sungai Nusantara, Meneliti 68 Sungai Naik Sepeda Motor

Next Post
Ekspedisi Sungai Nusantara, Meneliti 68 Sungai Naik Sepeda Motor

Ekspedisi Sungai Nusantara, Meneliti 68 Sungai Naik Sepeda Motor

Kamera Analog Tetap Digemari Meski di Era Digital

Kamera Analog Tetap Digemari Meski di Era Digital

Discussion about this post

Kediripedia Beriklan

PILIHAN REDAKSI

Ketika Para Bajingan Turun ke Desa

Ketika Para Bajingan Turun ke Desa

8 Juni 2022
826
Telat Jadi Cagar Budaya, Rumah Bersejarah di Kota Kediri Dibongkar

Telat Jadi Cagar Budaya, Rumah Bersejarah di Kota Kediri Dibongkar

4 Juli 2022
6.1k

JELAJAHI

  • BISNIS (59)
  • DESTINASI (60)
  • EDUKASI (45)
  • KOMUNITAS (141)
  • KULTUR (158)
  • PEOPLE (101)
  • SURYAPEDIA (73)
  • Uncategorized (1)
  • Video (2)
Currently Playing

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Video

Kaos Gaple, Kaosnya Orang Kediri

Video
Currently Playing
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan

SOSIAL MEDIA

No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In