KEGIATAN berpetualang ke kawasan pegunungan belakangan ini kian diminati masyarakat dari berbagai kalangan maupun usia. Tren tersebut dapat dilihat dari maraknya postingan media sosial seperti di Instagram, Facebook, maupun video Youtube. Bahkan, berbagai foto dan video bernuansa keindahan alam, semakin mendorong masyarakat menjadikan puncak gunung sebagai destinasi wisata favorit.
Kawasan pegunungan yang kini nyaris tidak pernah sepi itu tentu berdampak positif pada tempat-tempat penyewaan peralatan mendaki. Salah satunya, di kawasan Kediri, Jawa Timur. Jika dulunya penyedia jasa rental hanya didominasi para pecinta alam, kini masyarakat luas juga mulai akrab dengan piranti mendaki gunung.
“Rata-rata dalam seminggu ada 5 sampai 10 yang menyewa peralatan mendaki,” kata Arvein Timur, pengelola Horre Adventure Gear, 22 Oktober 2021.
Dia menambahkan, jumlah orang yang menyewa semakin bertambah jika memasuki masa libur panjang. Di masa-masa tersebut, penyewa bisa naik hingga lebih dari 10 orang per minggu. Akan tetapi, barang yang dipinjam biasanya hanya alat-alat mendaki gunung sederhana dengan jarak tempuh pendakian pendek.
Bisnis penyewaan peralatan mendaki yang dikelola Arvein, berada di Komplek Kwarcab Pramuka, Jl. Pemuda No.15, Ngadirejo, Kecamatan Kota, Kota Kediri, Jawa Timur. Di lokasi iu, alat-alat seperti tenda, sleeping bag, matras, flysheet, kompor portable, nesting satu set, tas carrier 60 L, lampu tenda, serta headlamp, dapat disewa dengan harga yang cukup murah.
“Jaket, sepatu, serta tongkat kami tidak menyewakan, karena itu adalah kebutuhan pribadi, “ ujar Arvein.
Dia menjelaskan, alasan kenapa peralatan tersebut tidak berani disewakan karena terlalu banyak resiko. Selain itu, cara setiap orang memperlakukan alat tentu berbeda, demikian pula dengan jarak medan tempuhnya.
Harga sewa berbagai peralatan di Horre Adventure Gear, dapat didapat dengan bandrol setiap item dihitung permalam. Tenda untuk kapasitas 2 hingga 8 orang, dikenakan harga 25 ribu sampai 60 ribu rupiah. Sedangkan alat lain misalnya sleeping bag harga sewanya 8 ribu; matras, 3 ribu; Flysheet atau tenda kecil 3×4 m, 15 ribu; kompor portable, 10 ribu; perlengkapan memasak satu set, 15 ribu; tas arrier 60 L, 25 ribu; lampu tenda, 5 ribu; dan headlamp, 5 ribu.
Untuk menyewa berbagai alat tersebut bisa langsung menuju tempat Horre Adventure Gear dengan membawa KTP. Jika hendak bertanya tentang harga dan alat apa saja yang masih tersedia, bisa menghubungi nomor 082334540129, bisa juga melalui media sosial Instagram @horre.adventure.kediri.
Para penyedia jasa rental alat mendaki tersebut, tidak hanya dapat dijumpai di Kediri. Di Kabupaten Nganjuk ada Tarent Outdoor yang beralamatkan di Dusun Pare, Desa Karangsono, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk. Di tempat penyewaan yang dikelola oleh Toni Adi Surya, peralatan mendaki yang disewakan tak kalah lengkap.
Tori Adi Surya mengatakan, harga yang dibandrol Tarent Outdoor untuk penyewaan berkisar antara 25 sampai 50 ribu rupiah. Sistem harga sewa yang dipakai di Tarent Outdoor juga dihitung perhari. Untuk cara penyewaannya sangat mudah, bisa langsung ke tempat dengan membawa KTP atau SIM. Bisa juga menghubungi nomor 081553723417 untuk konfirmasi barang yang akan disewa agar disiapkan. Informasi lainnya bisa dilihat di media sosial Tarent Outdoor, yakni @tarent_outdoor dan @rentalcamping.nganjuk.
“Jika hendak mendaki kini tidak perlu membeli alat, karena sekarang sudah banyak tempat penyewaan peralaan mendaki yang murah,” Rimba Galih Raka, salah seorang penghobi mendaki di Kediri.
Dia mengatakan, dengan biaya sekitar 100 ribu rupiah saja, perlengkapan mendaki cukup lengkap bisa didapatkan. Mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri ini juga berbagi tips dan trik bagi pendaki bagi pemula. Misalnya, kesiapan fisik yang betul-betul prima, menyiapkan konsumsi atau bekal, serta yang tidak kalah penting yaitu membawa obat-obatan.
Sedangkan untuk keperluan non-teknis yaitu tidak perlu malu bertanya pada rekan satu rombongan, apalagi pada teman yang sudah terbiasa mendaki gunung. Jika merasa letih segera beristirahat dan jangan dipaksa untuk terus berjalan. Selain itu, perlu menjaga perilaku, karena setiap gunung mempunyai adat istiadat yang perlu dipatuhi. (Sindi Oktafia, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNP Kediri, sedang magang di Kediripedia.com dalam Program Kampus Merdeka Kemendikbud)
Discussion about this post