VOLUME penumpang kereta api di stasiun Nganjuk, Kertosono, dan Kediri kian hari makin menurun. Hal itu terjadi karena pandemi virus corona atau Covid-19 yang melanda wilayah Indonesia. Untuk mengantisipasi meluasnya wabah, PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) membatalkan sejumlah jadwal operasi perjalanan kereta api (KA). Itu merupakan langkah dukungan upaya pemerintah memutus mata rantai penularan penyakit mematikan itu ke berbagai wilayah.
“Ini pembatalan jadwal perjalanan kereta yang kedua untuk mencegah penjangkitan virus corona merambah masyarakat luas,” kata Ixfan Hendriwintoko, Manager Humas PT KAI Daerah Operasi (Daop) 7 Madiun, pada Selasa, 31 Maret 2020.
Peniadaan jadwal perjalanan sebelumnya, berlaku 29 hingga 31 Maret 2020, untuk KA tujuan Bandung. Antara lain, KA Argowilis, KA Turangga, KA Mutiara Selatan, KA Malabar, dan KA pasundan. Saat ini, PT KAI memperpanjang masa pembatalan jadwal perjalanan dan menambah jumlah penangguhan di Daop 7 Madiun. Keputusan tersebut diaktifkan selama satu bulan, mulai 1 sampai 30 April 2020, dengan menghentikan sedikitnya 24 jadwal pemberangkatan ke berbagai jurusan, seperti Yogyakarta, Bandung, hingga Jakarta.
Ixfan menerangkan, dalam waktu 16 hari sejak berlakunya Physical Distancing, sebanyak 12.674 tiket keberangkatan di Daop 7 dibatalkan. Penumpang itu berasal dari stasiun Madiun, Ngawi, Nganjuk, Kertosono, Jombang, Kediri, Tulungagung dan Blitar.
“Bagi yang sudah terlanjur membeli tiket, kami lebih menganjurkan pembatalan secara online via aplikasi KAI Access. Tidak perlu keluar rumah,” katanya.
Menurut Ixfan, PT KAI telah memperbarui aplikasi KAI Access, sehingga konsumen bisa melakukan pembatalan hingga 3 jam sebelum keberangkatan. Di mana aturan batas waktu pembatalan tiket sebelumnya, hanya bisa dilakukan sampai 24 jam sebelum keberangkatan. Upgrade tersebut juga memudahkan penumpang memproses pembatalan via KAI Access, meski pembelian tiketnya dari aplikasi lain.
Pada Senin, 30 Maret 2020, sebanyak 260 penumpang tercatat tiba di Stasiun Kediri, dan memberangkatkan 260 orang. Angka tersebut cenderung merosot tajam, karena biasanya lebih dari 4.000 orang mengakses pangkalan kereta yang berlokasi di timur Sungai Brantas itu.
“Pada tanggal 1 April 2020, hanya 89 penumpang akan berangkat dari Kediri, ” kata Efandi Setyo Budi, Kepala Stasiun Kediri.
Menurut Efandi, lengangnya stasiun kereta ini berarti baik untuk mengurangi risiko penularan Covid-19. Kontak fisik antar penumpang berpotensi tinggi terinfeksi penyakit yang menyerang organ pernafasan manusia itu. Maka lonjakan para pengguna transportasi massa adalah salah satu hal yang perlu diantisipasi. (Naim Ali)