UKM Foster (Fotografi STAIN Kediri) kembali menggelar pameran sebagai bentuk dari eksistensinya dalam fotografi. Kali ini mereka menuangkan ide-idenya dalam tajuk “Aku dan Pekerjaanku”. Sebanyak 40 hasil karya foto anggota muda dipamerkan, sebagai langkah awal anggota muda UKM Foster untuk menapaki dunia lensa yang lebih luas.
Habib Fachrudin, ketua Foster, menjelaskan bahwa ajang unjuk karya tersebut adalah bagian dari agenda wajib. Setidaknya dua sampai tiga pameran bisa digelar dalam kurun waktu setahun. Adapun perhelatan kali ini khusus untuk mewadahi anggota muda angkatan ke VII. Mereka yang baru bergabung di Unit Kegiatan Mahasiswa STAIN Kediri ini diharuskan andil. “Kalau belum ikut pameran, belum bisa jadi pengurus,” ungkapnya di sela kesibukannya memandu acara, Minggu, 19 Februari 2017.
Ajang itu sengaja dilangsungkan dengan memanfaatkan ruang publik, guna mendekatkan karya fotografi kepada masyarakat luas. Kediri Memorial Park, yang baru diresmikan bulan Januari lalu, menjadi pilihan. Spot foto ditata sedemikian rupa di beberapa titik taman. Lampu sorot kecil dimaksimalkan untuk menghiasi bingkai agar foto terlihat hidup. Satu spot berisi lima sampai enam karya, yang disertai dengan cerita singkat mengenai objek di dalamnya.
Desain taman bergaya pop modern itu mampu menyatu menghidupkan nuansa pameran. Kolam air, pohon yang besar serta rindang, turut berperan dalam menjaga kenyamanan pengunjung. Sejak hari pertama, karya-karya foto yang pajang sudah dikerubungi oleh penikmat fotografi dari berbagai kalangan. Tampak di antaranya, Purwanto, mantan wasit turnamen sepakbola nasional. “Ya, senang ada komunitas yang jeli memanfaatkan ruang publik seperti taman ini. Apalagi acaranya berupa pameran foto yang sulit ditemui di Kediri,” kata pria yang murah senyum itu.
Pilihan tema “Aku dan Pekerjaanku” dirasa tepat untuk menarik perhatian massa. Menurut Habib, pekerjaan menjadi kata kuncinya, karena tiap individu tak bisa lepas dari apa yang ditekuninya. Melalui pameran ini, Foster mencoba untuk menyelipkan pesan sederhana, bahwa lewat pekerjaan yang sedemikian remeh, mereka menggantungkan hidupnya. “Banyak berbagai profesi yang sering kita nilai tak seberapa. Padahal dari profesi-profesi itulah kita sampai hari ini bisa terus menggerakkan roda kehidupan,” tambah Habib. Walhasil, dari beberapa karya foto yang terpajang, banyak mengulas kehidupan gerak-gerik sosok yang menggeluti dunia kerjanya, yang luput dari sorotan kamera.
Dibutuhkan kurang lebih selama dua bulan persiapan, dalam rangka mensukseskan pameran. Libur kuliah, oleh anggota baru dijadikan masa untuk merancang konsep dan hunting foto ke berbagai tempat. Ada 25 anggota baru yang berkontribusi, sebelum foto diluncurkan mereka harus melalui proses kurasi yang ketat.
Azid Alfan El Zaky salah satunya, dari 200 foto yang dia masukkan ke proses seleksi, ada tiga foto yang berhasil lolos. Azid, begitu dia disapa, mengaku masih awam dalam fotografi. Walau masih pemula, dunia fotografi sudah menjadi kesenangan barunya. Lewat fotonya, pemuda asal Trenggalek ini mengurai kehidupan seorang pemuda pembuat sangkar ayam. “Ternyata asyik menggeluti hobi fotografi. Mudah-mudahan dari pameran ini bisa membuat saya tambah semangat untuk terus berkarya,” jelas Azid. (Kholisul Fatikhin)