• Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan
Rabu, 1 Februari 2023
Kediripedia.com
Advertisement Banner
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home DESTINASI

Alas Simpenan, Rumah Ribuan Kera Ekor Panjang di Kaki Gunung Kelud

09 Jun 2021
in DESTINASI
Reading Time: 3 menit
30
Alas Simpenan, Rumah Ribuan Kera Ekor Panjang di Kaki Gunung Kelud
234
VIEWS
Teruskan ke WhatsappBagikan ke FacebookCuitkan ke Twitter

SUARA nyaring garengpung atau tonggeret yang saling bersahutan, menimbulkan bunyi mirip gesekan pemain biola di sebuah pertunjukan orkestra. Lengkingan serangga Cicadae itu seperti iringan musik penyambut bagi siapa saja yang mendekat ke Alas Simpenan. Kawasan seluas 12 hektar ini merupakan kawasan hutan lindung di kaki Gunung Kelud, tepatnya di Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri.

Salah satu pemandangan khas dari Alas Simpenan adalah atraksi ribuan kawanan monyet ekor panjang yang bergelantungan di pepohonan. Jika suatu saat berkunjung, jangan kaget bila sekelompok monyet itu tiba-tiba mengejar dan menghampiri. Hewan primata yang menghuni Alas Simpenan itu amat bersahabat, serta dapat berbaur dengan wisatawan.

Jelajahi pustaka Kediripedia

7  Wisata Alam di Kediri untuk Liburan Akhir Tahun

Pegunungan Karst Tulungagung Diusulkan Menjadi Museum Kehidupan Manusia Purba

Ada Patung Dewa Mak Co di Tepi Sungai Brantas Kediri

“Pengunjung harus tetap berhati- hati, jangan sampai mereka mereka merasa terancam, apalagi disakiti,” ucap Suprih, petugas penjaga Alas Simpenan, Rabu, 2 Juni 2021.  

Dia menjelaskan, monyet ekor panjang itu bisa dengan mudah diajak berfoto. Salah satu caranya yaitu dengan memberi makan berupa kacang atau buah-buahan. Di sekitar area Alas Simpenan berjejer warung-warung sederhana yang menjual berbagai jenis pisang. Mulai dari pisang kitiran, kepok dan rojobruntel, satu sisirnya dihargai 5 ribu rupiah.

Advertisement Banner

Menurut Suprih, Alas Simpenan berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam, Kementerian Kehutanan RI. Dari sisi sejarahnya, kawasan ini sudah ditetapkan sebagai hutan lindung sejak era kolonial Belanda pada tahun 1911. Sedangkan dari cerita tutur masyarakat, hutan ini disebut Alas Simpenan karena konon digunakan sebagai tempat menyimpan barang hasil upeti di masa kerajaan.

“Fauna penghuni kawasan Alas Simpenan tak hanya monyet ekor panjang saja,” kata Suprih.  

Hutan ini juga menjadi rumah berbagai jenis satwa lainnya. Di antaranya, kalong, kijang, tupai, kadal, kancil, walang kopo, elang, rangkok, sesap madu, burung hantu, burung bubut, dan bunglon. Sedangkan jenis tanaman yang dapat ditemui di Hutan Simpenan antara lain anggrek tanah, kemiri, maduh, bendo, bayur, epeh, ipik, aren, nyampoh, pasang, gondang, rao, berasan, kedoya, tutup, serut, rotan, dan sri rejeki.

Belum ada tarif khusus untuk menikmati asrinya hutan yang menyimpan beragam jenis flora fauna tersebut. Hal itu dikarenakan tidak setiap hari ada wisatawan yang berkunjung ke Alas Simpenan. Ramainya pengunjung hanya di hari tertentu, paling banyak saat Minggu atau hari libur lainnya. Saat berkunjung di hari libur, pengunjung cukup membayar biaya parkir saja.

Beberapa kera ekor panjang di Alas Simpenan. (Foto: Vicky)

Jika tidak ada pengunjung, biasanya warga sekitar lah yang memberi makan monyet-monyet itu. Salah seorang di antaranya Zaenap, pemilik warung di sekitar Alas Simpenan. Jika pisang yang dijual tidak habis, dia membagikannya ke kera ekor panjang tersebut.

“Meskipun dagangan saya laris, saya selalu menyisakan beberapa buah pisang untuk para monyet,” kata perempuan yang akrab disapa Mak Nap itu.

Dia menambahkan, para monyet itu sangat berharap mendapat makanan dari wisatawan. Memberi makan kera-kera menjadi salah satu upaya menjaga ekosistem. Hal yang lebih penting, mencegah monyet itu keluar dari hutan dan tidak masuk ke permukiman.

Bukan hanya Mak Nap, masyarakat sekitar juga menyadari betul pentingnya keberadaan Alas Simpenan. Dulunya terdapat jalan aspal yang membelah hutan. Lintasan itu menghubungan Desa Satak dengan Desa Manggis. Namun, pada tahun 2014, pemerintah, perhutani, dan warga sepakat menutup jalur yang sudah digunakan sejak era Belanda itu.

“Jalan lama terpaksa ditutup karena sering membahayakan satwa, sering ada hewan seperti monyet dan ular yang tidak sengaja terlindas,” kata Suprih.

Suprih menambahkan, keberadaan hutan Simpenan menjadi salah satu sandaran ekologi di kawasan kaki Gunung Kelud. Misalnya ketika terjadi hujan besar di gunung yang berpotensi menyebabkan banjir bandang. Wilayah seperti Desa Manggis dan kawasan permukiman di sekitarnya akan terselamatkan karena dilindungi pepohonan besar Cagar Alam Alas Simpenan. (Vicky Prastyo Eko Desantoro, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNP Kediri, sedang magang di Kediripedia.com dalam Program Kampus Merdeka Kemendikbud)

Tags: #destinasi#headline#hutan#kelud#KONSERVASI
SendShare17Tweet11
Previous Post

Bahasa Indonesia Wajib Dijaga Kemurniannya

Next Post

Getuk Pisang, Makanan yang Lahir Akibat Krisis Pangan Penjajahan Jepang

Next Post
Getuk Pisang, Makanan yang Lahir Akibat Krisis Pangan Penjajahan Jepang

Getuk Pisang, Makanan yang Lahir Akibat Krisis Pangan Penjajahan Jepang

Dermojoyo, Tokoh Asal Nganjuk yang Melawan Belanda Sampai Mati

Dermojoyo, Tokoh Asal Nganjuk yang Melawan Belanda Sampai Mati

Discussion about this post

Kediripedia Beriklan

PILIHAN REDAKSI

Bedug Kediri Jadi Alat Musik Perkusi di Brazil

Bedug Kediri Jadi Alat Musik Perkusi di Brazil

26 April 2022
2.2k
Telat Jadi Cagar Budaya, Rumah Bersejarah di Kota Kediri Dibongkar

Telat Jadi Cagar Budaya, Rumah Bersejarah di Kota Kediri Dibongkar

4 Juli 2022
6.1k

JELAJAHI

  • BISNIS (59)
  • DESTINASI (60)
  • EDUKASI (45)
  • KOMUNITAS (141)
  • KULTUR (158)
  • PEOPLE (101)
  • SURYAPEDIA (73)
  • Uncategorized (1)
  • Video (2)
Currently Playing

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Video

Kaos Gaple, Kaosnya Orang Kediri

Video
Currently Playing
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan

SOSIAL MEDIA

No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In