SEBUAH bangunan besar berdiri di Desa Pamenang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Gedung yang sepintas mirip stadion itu rencananya difungsikan sebagai museum. Pemerintah Kabupaten Kediri menargetkan proyek pembangunan senilai 25 miliar ini rampung pada 2024.
Rumah barang-barang bersejarah ini diberi nama Museum Sri Aji Jayabaya. Museum ini akan menggantikan Museum Bagawanta Bhari yang terletak di belakang kantor kabupaten.
“Museum baru ini akan mewadahi semua benda bersejarah, baik itu yang kini ada di Kediri, maupun di luar Kediri,” kata Eko Priatno, Kabid Museum dan Purbakala Disparbud Kabupaten Kediri pada Jumat, 9 Juni 2023.
Adanya tempat yang memadai, peninggalan kerajaan Kediri yang kini masih disimpan museum lain dapat dibawa pulang. Misalnya, di Museum Nasional Indonesia Jakarta, Museum Majapahit Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Timur di Mojokerto, Museum Mpu Tantular di Sidoarjo, dan Museum Sonobudoyo di Yogyakarta.
Benda-benda arkeologi itu terdiri dari patung, artefak, bebatuan, prasasti, hingga naskah kuno. Jika dijumlah, totalnya yaitu 380 benda.Proses pengembalian ke Kediri kini tengah dikerjakan. Mulai dari urusan administrasi, kelengkapan, dan ketersediaan tempat.
“Prasasti penting yang paling sulit dibawa pulang adalah Prasasti Harinjing yang ada di Museum Nasional,” kata Eko.
Dari Prasasti Harinjing inilah Hari Jadi Kabupaten Kediri ditentukan. Angka 726 saka atau 25 Maret tahun 804 Masehi yang tertera di tubuh prasasti. Selain itu, enkripsi Prasasti Harinjing terdapat kata “Khadiri. Kata itu menandari berdirinya kawasan bernama Kediri.
Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, berusaha membawa pulang prasasti yang ditemukan di lereng Gunung Kelud ini. Namun, upaya itu gagal. Pihak Museum Nasional beralasan jika prasasti dari batu andesit itu merupakan bagian penting dari sejarah bangsa Indonesia.
Ditulis menggunakan Aksara Kuadrat, prasasti ini menjadi penanda suatu era. Sehingga, harus tetap disimpan di Jakarta. Dengan begitu, wawasan seputar benda purbakala ini dapat diketahui masyarakat luas, entah warga Indonesia maupun mancanegara.
“Prasasti Harinjing sudah masuk dalam storyline sejarah kerajaan-kerajaan Indonesia,” ujar Eko.
Sejauh ini, 26 benda purbakala asal Candi Tondowongso dan Kepung sudah diberi lampu hijau untuk dipulangkan ke Kediri. Pengiriman tinggal menunggu selesainya pembangunan museum baru. Di tengah pengerjaan proyek itu, Disbudpar terus mendata dan mengurus administrasi perpindahan beberapa benda cagar budaya.
Eko berharap, adanya museum yang baru ini dapat mendongkrak minat masyarakat dan pelajar pada bidang sejarah, kebudayaan, dan kesenian. Museum Sri Aji Jayabaya telah menghabiskan dana 13,5 milyar di tahap pertama dan 12,1 Milyar di tahap kedua.
Museum ini berkonsep One Stop Culture Services atau pelayanan budaya terpadu. Di dalamnya akan tersedia kantor pelayanan kebudayaan dan pariwisata, ruang pameran, museum, panggung teater, dan tempat ritual adat. Sedangkan konsep konstruksi mengusung unsur api dan ornamen-ornamen khas Kerajaan Kadiri. (Ahmad Eko Hadi)
Discussion about this post