• Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan
Jumat, 3 Februari 2023
Kediripedia.com
Advertisement Banner
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home PEOPLE

Catatan Hati Santri Lirboyo dari Tanah Suci (2)

06 Feb 2016
in PEOPLE
Reading Time: 2 menit
15
125
VIEWS
Teruskan ke WhatsappBagikan ke FacebookCuitkan ke Twitter

oleh Muchamad Nabil Haroen

KEWAJIBAN lima waktu rasanya sayang sekali jika terlewat tanpa berjamaah di Masjid Nabi, Masjid Nabawi. Bukan hanya pahalanya yang melimpah, namun ketenangan jiwa, khusyu’nya hati, dan nikmatnya bersujud juga menjadi alasan utama.

Jelajahi pustaka Kediripedia

Jurnalis Papua Menerima Penghargaan Pogau Yayasan Pantau

Eko Jagal, Jawara Balap Mobil Eropa Asal Kediri

Tan Tik Sioe, Pendekar Jari Rata yang Bertapa di Tulungagung

Melantunkan kalam-kalam ilahi terasa begitu syahdu dan tak ada bosannya. Mulai dari membaca surat Luqman, al Waqi’ah, al Mulk, Yaa Siin, dan surat-surat lainnya. Damai yang datang di hati adalah hadiah indah dari Nabawi. Sebagaimana damai di dalam setiap akhir sujud dalam salat kami. Semua doa dan permohonan selalu kami panjatkan hingga berulang-ulang, namun rasanya tiada pernah habis waktu kami untuk bermunajat padaNya.

kediripedia masjid nabawiPuluhan titipan doa dari sahabat dan sanak saudara kami panjatkan tanpa tiada terlewat, namun kesempatan memohon kepadaNya tak pernah habis. Ya Allah, indah adalah anugerah. Ya Rasulallah, sayang yang tiada pernah berkurang.

Advertisement Banner

Berikutnya, ziarah kami ke tempat yang dulu pernah kami singgahi. Masjid Quba’, Jabal Uhud, Jabal “Magnet”, Masjid Sab’ah, Masjid Qiblatain, dan sederet lagi tempat yang membuat kami tertegun atas kebesaranMu Ya Rabb. Betapa Rasulullah, utusan terakhirMu, begitu menyayangi kami dengan segenap kasih dan syafaatNya.

Tak terasa, senja mulai menyelimuti, dan menuntun kami untuk tabarrukan di Masjid Ijabah. Tempat di mana Rasulullah memanjatkan doa. Setelah salat, kami merasakan lagi kenikmatan yang berbeda tatkala lembar demi lembar mushaf kam buka dan kami baca. Hingga tiba saatnya jamaah salat Maghrib.

Kali ini sungguh kami benar-benar terpana, di saat banyaknya doa dan harapan atas segala ujian dan cobaan, Allah menjawab semuanya dengan lantunan ayat sang imam. “Laa yukallifullahu nafsan illa wus’aha…” “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya…” (QS. Al Baqarah: 286)

Hidup yang kami jalani selama ini harus terus kami hadapi dengan ketegaran dan kekuatan. Tak perlu banyak mengeluh, kecuali hanya kepadaNya. “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin.” Hanya kepadaMu lah kami menyembah dan hanya kepadaMu lah kami memohon pertolongan. Bukankah Allah juga yang berfirman bahwa Dia tak akan membebani sesuai kemampuan hamba-Nya? The show must go on. Hadapi dengan segala daya dan upaya yang kami punya.

Menjelang berpisah dengan Madinah, ingin rasanya menghadap Rasulullah dan munajat di Raudlah. Namun apa daya, rizki kami kali ini hanya bisa menyapa dan berpamitan dari jauh. Namun tak apalah, sambil menunggu kumandang adzan shubuh, kami waqafkan al Quran cetakan Madinah yang kami beli kemarin.

Iqamat muadzin memanggil kami untuk berjamaah salat shubuh, dan menjadi penanda bahwa kami akan segera meninggalkan Madinah. Melanjutkan perjalanan menuju Makkah untuk menjalani umrah. Semoga kami selalu dikarunia kekuatan untuk menjalani dan menghadapi sisa perjalanan kami di Haramain ini. (bersambung)

Tags: #lirboyo#UMROHpesantren
SendShare9Tweet6
Previous Post

Catatan Hati Santri Lirboyo dari Tanah Suci (1)

Next Post

Catatan Hati Santri Lirboyo dari Tanah Suci (3)

Next Post
Catatan Hati Santri Lirboyo dari Tanah Suci (3)

Catatan Hati Santri Lirboyo dari Tanah Suci (3)

Teladan dari Kampung Organik Babadan

Teladan dari Kampung Organik Babadan

Kediripedia Beriklan

PILIHAN REDAKSI

Telat Jadi Cagar Budaya, Rumah Bersejarah di Kota Kediri Dibongkar

Telat Jadi Cagar Budaya, Rumah Bersejarah di Kota Kediri Dibongkar

4 Juli 2022
6.1k
Ketika Para Bajingan Turun ke Desa

Ketika Para Bajingan Turun ke Desa

8 Juni 2022
826

JELAJAHI

  • BISNIS (59)
  • DESTINASI (60)
  • EDUKASI (45)
  • KOMUNITAS (141)
  • KULTUR (158)
  • PEOPLE (101)
  • SURYAPEDIA (73)
  • Uncategorized (1)
  • Video (2)
Currently Playing

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Video

Kaos Gaple, Kaosnya Orang Kediri

Video
Currently Playing
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan

SOSIAL MEDIA

No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In