PESAWAT Citilink QG 752 yang membawa 178 penumpang mendarat di Bandara Dhoho Kediri pada pukul 09.42 WIB, Jumat, 5 April 2024. Kedatangan pesawat dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta ini menjadi penerbangan komersil pertama bandara yang terletak kaki Gunung Wilis itu.
Saat pesawat terparkir di apron, dua water canon menyemprotkan air ke udara. Prosesi water salute ini menandai mulai beroperasinya Bandara Dhoho Kediri. Pada hari pertama dibukanya penerbangan itu, ratusan warga langsung memadati area bandara. Mereka berkerumun di depan pintu terminal kedatangan dan keberangkatan. Sedangkan yang lain tampak asyik memotret arsitektur bandara.
“Berdirinya bandara tidak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Kediri, tetapi juga 12 kabupaten dan kota di Jawa Timur,” kata Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana.
Bupati Kediri turur hadir dalam perayaan hari pertama operasional bandara yang digelar PT Surya Dhoho Investama (SDhl), anak perusahaan dari PT Gudang Garam Tbk. Dhito berharap maskapai penerbangan lainnya segera ambil bagian melayani berbagai perjalanan domestik. Menurutnya, intensitas masyarakat Kediri melakukan penerbangan cukup banyak.
Untuk sementara, Bandara Dhoho Kediri hanya bisa melayani perjalanan dari Kediri-Jakarta dan sebaliknya. Jadwal penerbangan yang tersedia baru dibuka seminggu dua kali, yaitu Selasa dan Sabtu. Sedangkan untuk fasilitas menuju bandara, pengelola sudah bekerjasama dengan PO Harapan Jaya dan DAMRI.
Beroperasinya bandara ini disambut positif oleh Hongki Krisdianto, salah seorang penumpang asal Tulungagung. Pada momen mudik hari raya Idul Fitri kali ini, dia menikmati pulang ke kampung halaman melalui Bandara Kediri.
“Sekarang terasa lebih dekat, karena tidak perlu turun dari Surabaya,” kata Hongki.
Usai mendengar kabar beroperasinya bandara, dia langsung memesan tiket lewat aplikasi lazada dengan harga 900 ribu. Menurutnya, keberadaan bandara di Kediri membuatnya lebih hemat waktu dan biaya.
Hal serupa juga dirasakan Dwi Fathurohman, penumpang asal Kayenkidul, Kabupaten Kediri. Dia mudik dari Jakarta bersama 5 orang keluarganya.
“Sejak tiga bulan lalu saya sudah menanti-nanti momen bisa mudik lewat bandara Kediri,” kata Dwi.
Dia menambahkan, sebagai warga Kediri, berdirinya bandara menjadi sebuah kebanggaan. Sebelumnya, Dwi sering mudik menggunakan jalur darat dengan jarak tempuh 12 jam. Berkat adanya bandara, perjalanan kali ini jadi lebih singkat.
Bandar Udara Dhoho didirikan dengan standar internasional. Landasan pacu sepanjang 3.300 meter dan lebar 45 meter, dapat menampung pendaratan pesawat jet berbadan lebar. Pada tahap awal, Terminal Penumpang dapat menampung 1,5 juta penumpang setiap tahunnya. Sedangkan pada tahap ultimatenya akan mampu menampung hingga 10 juta penumpang per tahun. Pihak pengelola secara bertahap tengah menyempurnakan sejumlah fasilitas pendukung. Termasuk, melengkapi rute perjalanan ke berbagai daerah di Indonesia, serta penerbangan ke luar negeri. (Moh. Yusro Safi’udin)
Discussion about this post