• TENTANG KAMI
  • KERJASAMA
Kediripedia.com
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
Tidak ada hasil
Tampilkan semua
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
Tidak ada hasil
Tampilkan semua
Kediripedia.com
Tidak ada hasil
Tampilkan semua

Direktur Lembaga Survei Banting Setir Jadi Peternak Kambing

in BISNIS
4 menit baca
0
tegalsalam farm

Cak Narto (tengah), pengelola Tegalsalam Farm. (Foto: FB Cak Narto)

199
SHARES
1.6k
VIEWS
Bagikan ke FacebookCuitkan di TwitterKirim ke Whatsapp

BELASAN tahun berkarir sebagai surveyor dan konsultan politik di kancah nasional, Sunarto Ciptoharjono kini lebih menikmati pekerjaan sebagai peternak kambing. Direktur Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP)-Lingkaran Survei Indonesia (LSI) itu merintis bisnis peternakan dari nol. Wawasan terkait ternak kambing juga dipelajari secara otodidak.

“Persaingan antar lembaga survei semakin ketat, hampir di semua daerah sekarang sudah berdiri lembaga survei yang mengakomodir pemilu serentak,” kata Cak Narto, sapaan akrabnya kepada Kediripedia.com pada Sabtu, 4 Juni 2022.

Pria kelahiran Jogja itu belum sepenuhnya meninggalkan dunia politik. Namun, waktu produktifnya sekarang banyak dihabiskan untuk mengurus kandang, pakan ternak, dan distribusi kambing di peternakan Tegalsalam Farm. Berbagai aktivitas kesehariannya dapat dilihat di akun Instagram @Tegalsalam.farm

Bisnis yang ditekuni sejak akhir tahun 2019 ini berlokasi di Tegal Salam, Cariu, Bogor, Jawa Barat. Menurutnya, memelihara hewan ternak berbulu adalah solusi tepat bertahan di masa krisis ekonomi dan sulitnya mencari peluang usaha. Dengan berdirinya usaha ini, harapannya akan menjadi pemasukan pasif dan mengisi tabungan di hari tua.

“Ternak kambing bisa disebut blue ocean, bisnis yang belum banyak pesaing dan peluangnya besar,” ujar lulusan Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol).

Baca Jugadi Kediripedia

Tanaman Hias dari Kediri Laku Keras di Luar Negeri

Operasi Proyek Gas Jambaran-Tiung Biru Bojonegoro Dipercepat

Dia memilih kambing dan domba, karena sejauh ini harga jualnya stabil dan masih banyak yang membutuhkan. Selain itu, pasar hewan jenis ini belum dimonopoli para pengusaha raksasa, tidak seperti ayam, unggas, dan sapi.

Modal mendirikan peternakan didapatkan melalui crowd funding equity. Dia meyakinkan teman dan para kolega agar menanamkan saham di bisnisnya. Dari modal itu, usaha makin berkembang hingga memiliki 3 kandang yang berisi 1500 kambing, 1 gudang pengolahan pakan, serta lahan khusus untuk menanam rumput.

tegalsalam bogor
Tegalsalam Farm terdapat 3 kandang berisi 1500 kambing dan domba. (Foto: FB Cak Narto)

Mantan aktivis Pers Mahasiswa UGM itu menjelaskan, bisnis ternak tidak bisa dikelola sebatas memelihara lalu menjual saja. Seorang peternak harus menguasai segala aspek mulai hulu hingga hilir. Tegalsalam farm merupakan perusahaan utama yang memiliki sejumlah anak perusahaan. Di antaranya, Tegalsalam Hijau sebagai pemasok rumput, Tegalsalam Ransum untuk penyedia pakan olahan, dan Tegalsalam Distribusi menjadi penyedia dan pengiriman daging untuk kebutuhan konsumsi.

“Perusahaan ini menggunakan trilogi farm, mulai dari pengembangbiakan, pakan, dan olahan pangan, semua kita tangani,” ungkapnya.

Di tanah seluas 5 hektar, Narto menanam rumput budidaya dari jenis pakchong, zanzibar, gama umami, dan odot. Sedangkan gudang pakan ternak berisi olahan konsentrat atau rumput yang diawetkan.  Sehingga, saat musim apapun kebutuhan pakan ternak akan tercukupi.

Pria yang pernah aktif di Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) ini mengatakan, agrobisnis peternakan harus dijalankan secara modern agar semakin menghasilkan. Dia menerapkan bio security, setiap ternak yang masuk melalui karantina lalu disuntik obat dan antibiotik. Interaksi manusia dengan ternak juga harus dibatasi, kecuali orang yang masuk kandang dalam keadaan steril dan bersih.

Hasil ternak dari Tegalsalam Farm rata-rata dipasarkan di daerah sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), baik secara tradisonal maupun online. Dia sesekali mengawal proses penjualan ternaknya di Pasar Jonggol, Bogor. Dari transaksi online maupun langsung, keuntungan yang diperoleh mencapai 100 juta perbulan.

tegalsalamfarm
Kandang di Tegalsalam Farm, Bogor. (Foto: FB Cak Narto)

Usai membuka rumah makan olahan kambing dan domba Sate Tegal Salam di Bintaro, Jakarta Selatan, Narto berencana terus mengembangkan bisnis agar semakin terintegrasi. Ke depan, dia akan menekuni transfer embrio hewan di Indonesia. Sel telur dan embrio jenis kambing yang didatangkan dari luar negeri nantinya akan ditaruh pada kambing lokal.

“Jika hal itu bisa dilakukan, peternak di seluruh daerah di Indonesia bakal mengalami kemajuan dalam hal produksi dan harga,” katanya. Misalnya, bibit kambing Boer Full Blood dari Afrika Selatan, jika dikembangkan di Indonesia harganya bisa mencapai 35 juta perekor.

Melalui akun media sosial Facebook, Instagram, Youtube, Narto aktif membagikan pengalaman dan pengetahuan seputar ternak kambing. Mulai dari pengolahan pakan, perawatan, hingga teknik penjualan. Bagi siapapun yang ingin belajar, ia terbuka untuk berbagi wawasan dan tips sukses berbisnis kambing. (Ahmad Eko Hadi)

Komentar

Follow Us

  • 1.8k Followers

Recommended

Celah Sempit Lubang Jarum Diantara Modernitas

6 years yang lalu
299
Lukisan Pelajar Kepung Mejeng di Muktamar NU

Lukisan Pelajar Kepung Mejeng di Muktamar NU

7 years yang lalu
246

Membaca Asrul Sani dan Fyodor Dostoyevski di Tulungagung

6 months yang lalu
449

Eksotisme Tempat Minum Lokomotif Mesin Uap di Kediri

2 years yang lalu
2.1k

KATEGORI

  • BISNIS
  • DESTINASI
  • EDUKASI
  • KOMUNITAS
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
  • Video

TOPIK

#AJI #belanda #Bisnis #candi #corona #covid19 #destinasi #digital #EDUKASI #film #GG #gudanggaram #headline #india #jurnalis #Kediri #kediripedia #kelud #kolonial #komunitas #kuliner #kultur #mahasiswa #musik #pandemi #pare #people #scooterist #SEJARAH #SeniBudaya #suryapedia #vespa Bisnis Corona Covid-19 Destinasi Jombang Kediri kultur people sejarah seni sepeda Tulungagung Virus Corona

Like us

Tidak ada hasil
Tampilkan semua

HEADLINE

Dari Jurnalis Kini Menjadi Penulis Buku yang Produktif

Kin Sanubary, Sang Penyelamat Ribuan Koran Lama Sedunia

Kopi Sarongge dan Kisah Perjuangan Tosca Santoso

Solidaritas Bikin Kaos Buat Ongkos Terbang ke Frankfurt

Aktivis Sudut Kalisat Ikut Pameran Seni Dunia di Jerman

Bahasa Ngapak Tak Mengenal Kasta

Trending

Mengenal Ki Hadjar Dewantara Lewat Lukisan Dyan Anggraini
KULTUR

Mengenal Ki Hadjar Dewantara Lewat Lukisan Dyan Anggraini

oleh Kediripedia
1 July, 2022
135

DUA ruang kelas Sekolah Tamansiswa Kediri diubah layaknya galeri pameran seni rupa. Belasan lukisan ditata berjejer, lengkap...

Tamansiswa Kediri, Sekolah Tempat Persembunyian Para Kombatan Kemerdekaan

30 June, 2022
631

RUPS Gudang Garam Mengangkat Jajaran Direksi Baru

28 June, 2022
677
Dari Jurnalis Kini Menjadi Penulis Buku yang Produktif

Dari Jurnalis Kini Menjadi Penulis Buku yang Produktif

23 June, 2022
555
kin sanubary

Kin Sanubary, Sang Penyelamat Ribuan Koran Lama Sedunia

22 June, 2022
478
Kediripedia.com

© 2020 Kediripedia.com

#jalanjalandangembira

  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • KERJASAMA
  • KONTAK

Follow Us

Tidak ada hasil
Tampilkan semua
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA

© 2020 Kediripedia.com